webnovel

MD 24 - AKAD

Mumut tak bisa tidur hingga larut malam dan rasanya ia baru saja terlelap ketika Bi Atik membangunkannya, Mumut melirik jam di dinding dan melihat sudah jam setengah enam pagi, dia segera bangun dan segera memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah melaksanakan sholat shubuh Mumut baru turun ke lantai satu, Mumut melihat Bian sudah menunggunya di meja makan. Keduanya makan dalam diam, Mumut makan dengan pelan. Sesekali Mumut mencuri pandang ke arah Bian, dalam hati dia berdoa semoga keputusannya tidak salah.

Di kursi yang lain Bian tenggelam dalam fikirannya. Hari ini akad nikahnya bersama Mumut bukan Ristie seperti impiannya selama ini. Bian bertanya-tanya dalam hatinya apakah dia menyesal menikahi seorang cleaning service, dia tak tahu.

Bian hanya tahu dia ingin membalas sakit hatinya karena Ristie meninggalkannya dan membantu gadis dihadapannya. Dia tak tahu kenapa dia mesti mengambil keputusan untuk menikahi gadis itu dan bukan sekedar membantunya dan mengambil keuntungan sebagai lelaki.

Bian menghela nafas menatap gadis di depanya yang sedang menunduk, dia tak pernah memperhatikan gadis itu sebelumnya padahal Mumut sering wira-wiri di sekitarnya entah sekedar lewat untuk membersihkan ruangannya atau mengantar minum untuknya. Bian bahkan tak pernah menganggap keberadaannya ketika dia sedang bersama Ristie dan gadis itu ada di sekitar mereka.

Saat Mumut mengangkat kepalanya, Bian melihat gadis tetap terlihat cantik meski tanpa riasan di wajahnya, Bian hanya tersenyum saat melihat wajah Mumut yang memerah,

Selesai makan Mumut ke kamar ibunya dan melihat ibu sedang dirias oleh asisten seorang make up artist, tiba-tiba dia merasa gugup. seharusnya hari ini hari yang sangat spesial baginya.

Menikah... itu kata-kata yang paling dinanti setiap perempuan, tapi setiap wanita pasti mengidamkan laki-laki yang dicintainya yang akan menikah dengan mereka.

Mumut menggelengkan kepalanya saat wajah Andika membayang di matanya, Mumut sadar dia tak punya hubungan apapun dengan Andika hanya sekedar saling naksir tapi tak pernah ada keberanian dari keduanya untuk mengungkap cinta.

"Mbak Mutia sudah ditunggu make up artist untuk dirias," kata bi Atik saat Mumut mengamati Ibu yang tengah dirias.

"Ya, Bi.Terimakasih.

Keluar dari kamar ibu, Mumut menemukan seorang perempuan dengan dandanan yang cantik tengah menunggunya untuk mendandaninya. Mereka segera menuju ke kamar ditempati Mumut untuk mendandani Mumut dan membaeri kejutan pada semua orang yang hadir hari ini.

***

Ruang tamu yang begitu luas telah terisi oleh sebagian besar undangan, sebenarnya tak banyak tamu yang diundang tapi karena sebagian besar mengajak pasangannya jadi ruangan itu menjadi hanya menyisakan sedikit space kosong.

Ruang tamu itu ditata dengan konsep banquet, dan para tamu duduk mengelilingi meja bundar. Aneka hidangan ditata di satu sisi ruangan yang memudahkan para undangan untuk mengambil hidangan yang tersedia di sana

Tamu undangan itu sebagian adalah kolega Bian dan sebagian lagi adalah para direksi di perusahaan-perusahaan Bian. Ibu dan Mama duduk bersisihan meski ibu harus menggukan penyangga kakinya yang di gips. Penghulu juga sudah ada di tempat itu hanya menunggu Mumut yang sedang di make up.

Semua mata di tempat itu terpaku saat melihat pengantin wanita memasuki ruangan itu, Dia mengenakan kebaya putih gading dengan kerudung senada, tubuhnya yang langsing terlihat lebih tinggi dengan dengan sepatu hak tinggi yang senada pula.

Dia berjalan dengan anggun menuju tempat Bian duduk , lelaki itu hampir tidak berkedip menatap calon istrinya yang terlihat sangat berbeda saat ini. Mumut terlihat sangat cantik meski make up yang dia gunakan.

Mumut bahkan lebih gugup lagi saat menyadari tatapan Bian ke arahnya, jantungnya terasa berdegup lebih kencang dan Mumut dapat merasakan getaran didadanya saat duduk di sebelah Bian.

Mumut juga tak bisa mengabaikan kehadiran para pimpinan di perusahaannya di tempat ini dan itu menambah kegugupannya. Mumut takut mereka akan mengenalinya dan membully Bian karena menikahi salah satu cleaning service yang bekerja di di kantornya. Mumut menundukkan wajahnya saat semua orang menatapnya.

Akad nikah berjalan dengan lancar dan semua orang terlihat lega , Bian terlihat lancar mengucap akadnya meski dalam hati dia masih meragukan keputusannya. Karena ayah Mumut sudah ada maka sebagai wali dari Mumut adalah kepala KUA yang menikahkan mereka. Mama segera menghapiri mereka dan memeluk mereka dengan penuh haru, Mama mencium pipi Bian kemudian mencium pipi Mumut dengan bahagia.

Mumut berdiri samping Bian dengan malu-malu menerima ucapan selamat dari tamu-tamu yang hadir, ia merasa lega saat para pimpinan di perusahaannya tak mengenalinya bahkan Randy sampai harus menatapnya berkali-kali untuk memastikan kalau dia benar Mumut.

***

ตอนถัดไป