Sepeninggal bu Wati di ruangan itu hanya ada Ibu, Mumut dan Perawat yang menggantikan Muna yaitu Risa. Perawat itu tengah menyuapi Ibu saat beberapa orang datang memasuki ruangan itu. Mereka adalah Harti, Hari, Yeni, Arti dan Lambang.
"Wah aku sama sekali ga nyangka kalau ibu kamu di tempat semewah ini, kita tadi sudah cari-cari di bangsal kelas tiga sampai berdebat dengan petugasnya. Untung saja kami bertemu Bu Wati tetangga kamu itu saat kami sudah berniat untuk pulang, Mut" kata Yeni dengan penuh rasa iri.
Yeni menyapukan matanya menatap setiap detail ruangan. Yeni adalah staf di bagian keuangan, ia merasa tak percaya Ibunya Mumut menempati ruangan VVIP ini karena beberapa hari sebelumnya ia melihat sendiri saat Mumut keluar dari ruangan bu Padma dengan wajah yang sangat murung.
Dia juga ingat ketika diminta Harti untuk mengumpulkan uang untuk membantu Mumut agar ibunya Mumut mendapat penanganan lebih lanjut.
"Alhamdulillah, ada orang yang sangat baik yang membantu Ibu," jawab Mumut sambil tersenyum.
Setelah menyalami Ibu dan berbasa-basi, mereka duduk-duduk di kursi yang ada di teras. Dibantu Risa, Mumut menghidangkan kue-kue dan minuman botol yang dibawakan Randy kepada mereka.
Karena jarak antara bangsal kelas tiga dan paviliun ini cukup jauh tampaknya mereka kehausan hingga langsung mengambil botol minuman yang dihidangkan dan langsung meminum menyantap kue-kue mewah yang terhidang di meja. Hanya Hari yang sama sekali tak menyentuh minuman dan kue-kue di atas meja, lelaki itu diam-diam menatap Mumut, berbagai dugaan melintas di benaknya.
Tiba-tiba Ibu memanggil Mumut dan gadis itu segera mendekati ibunya.
"Aku pikir dia menjual dirinya pada orang kaya, kalau tidak bagaimana mungkin ibunya ada di ruangan semewah ini." kata Yeni mengutarakan dugaannya sambil memasukkan kue ke mulutnya.
Yang lain mengangguk-angguk, Arti dan Lambang juga menyatakan hal yang sama. .
"Huusssh," Harti meletakkan jari telunjuk ke mulutnya, memberi isyarat agar mereka diam.
Harti merasa harus mengkonfrmasi hal itu dengan Mumut. Meski Harti telah menyuruh mereka diam tapi mereka tetap membiacarakannya dengan merendahkan suara mereka.
Hari merasa hatinya galau mendengar dugaan teman-temannya. Ada rasa kecewa pada Mumut yang muncul di hatinya. Ternyata gadis itu tak sebaik yang disangkanya. Ah, pantas saja gadis itu selalu menolaknya dengan halus setiap kali dia mencoba menyatakan cintanya.
Saat Mumut keluar dari ruangan ibunya dan bergabung lagi dengan mereka beberapa saat kemudian mereka segera menghentikan gosip panas yang mereka hembuskan tadi.
Mereka berbincang beberapa saat sebelum akhirnya mereka berpamitan, Mumut mengucapkan terima kasih pada mereka tapi Ia merasa hatinya galau. Mumut merasa besok pasti akan ada berita yang tersebar karena ada Yeni si tukang gossip yang datang ke sini.
***