webnovel

Merusak Kesenanganmu

Editor: Wave Literature

Walaupun gaun pengantin Lan Qianyu tidak semewah gaun milik Shen Ningruo, tetapi gaun itu tetap adalah sebuah gaun yang sederhana dan cantik, sangat sempurna dengan tubuhnya yang indah. Dengan riasan tipis dan rambut panjang yang terurai, bayangan Lan Qianyu di cermin tampak benar-benar cantik.

Qiao Qing berkata dengan gembira, "Wah, Qianyu cantik sekali!"

"Qianyu memang pada dasarnya sudah cantik, hanya saja biasanya dia tidak suka berdandan." Shen Xin memandang bayangan Lan Qianyu di cermin sambil tersenyum.

"Qianyu, kamu cantik sekali!" Xiao Qi memeluk pinggangnya dari belakang dan mengecup lembut bahunya, "Dapat menikah denganmu adalah kebahagiaan terbesarku!"

Hati Lan Qianyu sangat kacau, sorot matanya pun sedikit aneh, dia menunduk dan berkata pelan, "Ayo kita pergi berfoto."

"Benar, agak cepat sedikit supaya nanti sore masih bisa foto outdoor." Salah seorang pegawai berkata.

…..

Pada saat mereka semua sedang bersiap-siap menuju ke studio untuk foto, tiba-tiba telepon Xiao Qi berbunyi. Matanya sejenak berkilat setelah melihat nama yang tertera di layar, dia lalu berkata kepada Lan Qianyu, "Qianyu, aku akan menjawab telepon dulu. Aku akan ke sana sebentar lagi, kalian bersiap-siap dulu saja."

"Iya." Lan Qianyu tidak curiga dan segera mengikuti pegawai tadi berjalan ke studio foto sambil menenteng gaunnya. Qiao Qing juga ikut berjalan di sampingnya. Tapi Shen Xin yang melihat Xiao Qi melangkah terburu-buru dengan sorot mata kacau merasakan adanya keanehan, dia pun diam-diam mengikutinya.

Xiao Qi berjalan ke sebuah pojokan yang sepi lalu menjawab telepon itu dengan nada bicara yang sangat kesal, "Ada apa?"

"Ye Yan berada di studio foto pernikahan yang sama denganmu. Jelas-jelas tadi itu adalah sebuah kesempatan yang bagus, tapi sepertinya kamu tidak memanfaatkannya." Bai Lu bertanya tanpa tedeng aling-aling, "Sepertinya kamu tidak mendengarkan perkataanku ya? Kenapa? Jangan-jangan kamu sudah menemukan perusahaan lain yang lebih baik untuk menyuntikkan modal ke perusahaanmu? Atau calon ibu mertuamu telah setuju untuk memberikan dana?"

Xiao Qi sejenak termenung, keningnya berkerut, "Apa maksudnya? Bagaimana kamu tahu tadi…" Kata-katanya terhenti, dia lalu melihat ke luar dengan awas, "Kamu di mana?"

"Di seberang jalan." Bai Lu tertawa menggoda, "Setelan jas berwarna putih itu benar-benar cocok untukmu, membuatmu tampak semakin tampan. Seandainya saja kamu adalah calon pengantinku, pasti bagus sekali!

"Kamu meneleponku hanya untuk mengatakan omong kosong ini?" Xiao Qi melihat ke sebuah mobil Maserati di seberang jalan dengan gelisah.

"Setelah beberapa hari tidak bertemu, apa kamu merindukanku?" Bai Lu bertanya bermanis-manis.

"Jangan berbuat macam-macam, cepat pergi." Xiao Qi berseru marah dengan suara rendah.

"Kenapa? Takut aku akan merusak kesenanganmu?" Bai Lu sama sekali tidak marah, nada suaranya tidak terbaca, "Aku merindukanmu, maukah kamu keluar? Kita bersama-sama pergi ke pantai."

"Aku tidak ada waktu untuk ngobrol denganmu." Xiao Qi bersiap hendak mematikan telepon.

"Baiklah…" Bai Lu segera berkata, "Kalau memang kamu tidak mau keluar, aku sendiri yang akan masuk."

"Bai Lu, apa sebenarnya maumu???" Xiao Qi menggertakkan giginya dengan marah.

"Aku juga tidak tahu!" Nada bicara Bai Lu membingungkan, "Aku harus memikirkannya baik-baik. Dua hari lagi kamu akan menikah, saat ini hatiku sangat kacau, aku merasa…kita seharusnya membicarakannya dulu."

"Nanti malam kita bertemu di tempat biasa, biar semuanya menjadi jelas sekaligus." Xiao Qi berkata dengan tidak sabar.

"Aku mau bicara sekarang." Bai Lu mulai memanja.

"Sekarang tidak bisa." Xiao Qi menolaknya.

"Baiklah, aku akan masuk sekarang. Kita akan membicarakan semuanya dengan jelas di depan Lan Qianyu." Bai Lu membuka pintu mobil sambil memegang teleponnya dan berjalan ke arah studio.

"Kau…" Xiao Qi hampir menggila, "Kau jangan masuk!"

"Kalau begitu kau yang keluar!" Bai Lu menghentikan langkahnya.

Xiao Qi mencengkeram teleponnya, dia sejenak merasa ragu, tetapi akhirnya dia pun berkompromi, "Baik, aku akan segera keluar."

Next chapter