"Kamu pasti berpikir karena Kris Tang merasa iba padamu, kan?" tanya Steve setelah itu.
Memangnya bukan? Batin Yami dengan penasaran.
"Tentu saja bukan!" kata Steve dengan serius, "Kamu bisa keluar karena permintaan dari wanita yang selalu kamu sebut bodoh itu! Waktu itu, kami sudah memastikan bahwa dia yang mengatakan rahasiamu kepada kakak keduanya. Lagi pula, kita belajar dari kesalahan sebelumnya, kan? Dan juga aku marah sampai mendorong dia, pada saat itu dia mungkin sedang hamil..."
"Tunggu! Kamu marah? Kamu… marah?" tanya Yami yang tiba-tiba menyela perkataan Steve. Tampak tangannya menunjuk-nunjuk Steve dengan ekspresi tidak percaya. Steve, marah! Dan juga mendorong seorang wanita! Tepatnya Steve mendorong wanita yang sedang hamil! Bagaimana mungkin? Batinnya setelah itu.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com