webnovel

13 TERKILIR

"tock...tock...tock"

"ya...tunggu"teriak maria dari kamar.maria bergegas membuka pintu sambil menggosok rambutnya yang basah dengan handuk.

maria berpikir pelayan cotage mengantarkan hidangan pagi,membuka pintu tampa melihat lalu mninggalkan pintu terbuka menuju kamar.

verto termangu menyaksikan sikap acuh maria,dengan ragu memasuki ruang utama lalu duduk dengan kaki menyilang anggun dengan 1 lengan menyilang di atas bahu sofa.

"tolong ditutup pintunya ya" seru maria dari kamar.

verto bangkit tampa siara dari kursi berjalan menutup pintu lalu kembali duduk di sofa.

rambut ikal coklat legamnya rapi tersisir,kemeja biru laut dan celana casual coklat muda membalut tubuh kekar verto.wajahnya terlihat ceria semakin menonjolkan kesempurnaan wajahnya.

maria mendengar pintu telah ditutup.usai mengenakan baju dalam teringat handbody berada di atas meja ruang utama,maria bergegas keluar hanya menggunakan baju dalam.duduk disofa mengoleskan handbody pada tangan dan kaki jenjangnya yang putih mulus tampa menyadari keberadaan verto yang berdiri di depan lukisan.

wajah verto memerah hingga ke telinga,tubuhnya memanas,jantungnya bergemuruh hebat,tingkahnya menjadi serba salah.

"maria"sapa verto lirih masih berdiri didepan lukisan.

"kyaaaa....!!!!" teriak maria spontan meraih bantal sofa menurupi tubuh indahnya.

"kapan kamu masuk!!" teriak maria lagi,tatapannya tajam memerah.

"aku yang mengetuk tadi,kamu yg meminta aku menutup pintu" jawab verto lirih dengan tatapan bingung tetap berdiri di depan lukisan.

"bajingan mesum,keluar !!" teriak maria lagi.

"bila aku keluar bukankah nanti ada yang melihatmu tampa baju" jawab verto ragu sambil jarinya menunjuk pada pintu.

"benar juga" bathin maria.

"balik tubuhmu dan tutup matamu!" perintah maria tegas.

"ok..." jawab verto singkat sambil membalikkan tubuh lalu menutup matanya dengan kedua tangan.

merasa aman maria lalu loncat dari sofa berlari menuju kamar.

"gubrak !!!" suara keras tubuh terjatuh spontan verto memandang sumber suara dan menghampiri maria.

maria jatuh tertelungkup seperti bayi di lantai dkarenakan kakinya terkait pada permadani yg terhampar d bawah meja dan sofa.

rasa nyeri menusuk pergelangan kaki maria,wajah dan telinganya semakin merah menahan rasa malu ingin rasanya maria berteriak dan bersembunyi dilubang yang paling dalam.

maria berusaha bangkit namun tertahan rasa nyeri yang amat sangat kembali dia terduduk dilantai.

tampa komando verto mengangkat maria dan menggendongnya ke tempat tidur,maria terdiam dengan mata tertutup seakan menyembunyikan rasa malunya.

tampa suara dan gerakan lembut verto meletakkan maria di atas tempat tidur menarik selimut dan menutup tubuh maria yang hanya tertutup baju dalam.lalu menelfon fian menjelaskan kondisi maria dan meminta fian untuk memanggil dokter ke kamar maria.

maria menarik bantal dan menutup kepalanya.

"sial!" runtuk maria dalam hati.

10menit kemudian dokter pribadi verto datang dengan membawa peralatan medis yang dibutuhkan.tampa suara dengan cekatan dokter menangani kaki maria yang cidera.

"hanya terkilir,untung cepat di atasi" jelas dokter pada verto.

"oleskan cream pereda nyeri ini dan balut selama 2 hari,jangan terlalu banyak melakukan aktifitas itu akan membantu proses pemulihan" lanjut dokter lagi.

"baik dokter,trimakasih..." jawab verto sambil memandang maria yang masih menutup kepalanya dengan bantal.

verto memerintah fian dengan bahasa tubuhnya untuk mengambil air mineral untuk maria.fian mengangguk lalu pergi mengambil air mineral tidak lama datang membawa segelas air mineral dan memberikan pada verto.

kening fian berkerut menyaksikan verto yang begitu perhatian dan lembut pada maria.

"apakah hari ini matahari terbit dari barat" bathin fian terheran.

"minumlah" ucap vian pada maria sambil menarik bantal dari kepala maria.

maria menerima gelas dari tangan verto tampa memandangnya lalu meminum habis air dalam gelas,jari halusnya menggenggam erat gelas menunjukkan rasa marah dan malu maria.

verto memandang fian dengan gerakan mata meminta fian keluar dari kamar maria.

fian mengangguk dengan sikap hormat lalu pergi dari kamar maria.

"kita tunda kunjungan ke puri tua" ucap verto pada maria sembari menarik kursi mendekatkan pada tempat tidur maria.

"aku tidak bisa menundanya"jawab maria tegas.

seketika verto meradang mendengar jawaban maria.

"kepala batu" ucap verto dengan tatapan tajam.

"tolong kamu keluar dari kamarku,aku ingin mengenakan baju" pinta maria tampa memandang verto.

tampa suara verto berdiri menghampiri lemari,membuka lemari lalu meraih celan pendek katun berwarna pink dengan kaos berleher sabrina berwarna putih lalu menghampiri maria.

"gunakan ini,aku akan menemanimu ke puri tua" ucap verto lalu meninggalkan kamar maria.

"ulat mesum" gerutu maria dalam hati sembari menggunakan baju.rasa nyeri sedikit berkurang dengan berlahan maria turun dari tempat tidur lalu berjalan menuju lemari mencari dekker pergelangan kaki dari kotak medis kecil miliknya berjalan kembali ke tempat tidur lalu memasang dekker.

"hmm...sedikit rasa nyeri"bathin maria.berjalan menuju meja rias menyisir rambut panjangnya dan mengikatnya tinggi bagai ekor kuda,meraih bedak baby lalu memulasnya pada wajah putinya ,mengoles cream pada bibir cantiknya lalu berjalan dengan sedikit tertatih keluar dari kamar.

verto duduk disofa terlihat sibuk mengetik pada ponselnya,suara langkah kaki tertatih merusak perhatian verto pada ponsel,menatap maria dengan mata terpukau.

"berangkat sekarang?" tanya verto.

maria mengangguk lalu meraih tas,camera dan kaca mata hitam dari atas meja kecil disudut ruang utama meraih topi lalumemakai topi putihnya dan menyematkan kaca mata hitam di atas topinya.badannya membungkuk meraih sepatu boot kulit coklat muda dari bawah lemari kecil.berjalan ke arah sofa,duduk lalu mencoba memasang sepatu.

verto mengerti kesulitan maria lalu beranjak dari sofa membantu maria menggunakan sepatu...tampa suara ...krik...krik...krik.

maria terkejut dengan tindakan verto,tampa suara maria membiarkan verto memasangkan sepatu pada kaki jenjangnya.

jari jari panjang verto menyentuh kaki maria,hatinya berdesir saat menyentuh kulit halus maria,mengacaukan warna pada wajah verto yang mulai bersemu merah.

"ahhhh..."desah verto menghela nafas.

"sudah" ucap verto lalu menatap maria dihadapannya,tatapan mereka begitu dekat,dengan jelas verto menatap wajah cantik maria.sejenak verto takjub memandang mata indah maria...

"mata malaikat yang indah"gerutu verto.lalu berdiri dan menyodorkan tangannya untuk membantu maria berdiri dari sofa.

maria acuh dengan sikap verto,berdiri sendiri lalu berjalan pelan ke arah pintu cotage.verto mengikuti dari belakang tampa suara.

Next chapter