webnovel

Takeshi Harus Menyerah

Ada undangan pernikahan yang dibawa oleh Nathan saat ia memasuki rumah anak perempuannya Xena.

Dengan santainya sambil merangkul Adelia, Nathan berjalan menuju ke ruang keluarga. Pras dan Xena yang sedang menonton kartun menemani kedua putra mereka menoleh melihat kedatangan mereka lalu mencium tangan Nathan dan Adelia bergantian. Raffa dan Mika juga mulai diajari mencium tangan kedua Eyangnya yang langsung menggendong mereka berdua.

Nathan duduk di sofa depan TV sambil memangku kedua cucu kembarnya. Nathan memberikan undangan kepada Pras yang langsung membacanya.

"Oh Takeshi menikah akhirnya Dad", ujar Prasetya dengan ekspresi senang.

Xena yang ada didekat Pras memeluk pinggang suaminya sambil menyandarkan kepalanya dibahu Pras ikut membaca undangan itu.

"Minggu depan acaranya? Cepet sekali", ujar Xena.

"Kenapa? Menyesal?", ledek Pras.

"Kamu apaan si, ngawur kumat ya", ujar Xena sewot. Pras tersenyum lalu mencium kening istrinya.

"Terpaksa itu dia menikah dengan Nina", ujar Adelia sambil menggoda cucunya yang ada dipangkuan Nathan. Raffa minta dipangku oleh Adelia.

"Loh memang mereka sudah bertunangan kan?", ujar Xena tak mengerti.

"Takeshi diberikan obat perangsang "katanya", sehingga dia melakukan "itu" sama Nina", ujar Adelia.

"Rasakan karma, untung belum aku hajar lagi ya, aku boikot lagi tender-tender CAT", ujar Pras nyengir.

"Jangan akh sayang, dia kan uda mau menikah, jangan macam-macam lah sayang", ujar Xena khawatir. Dia tau betul tabiat suaminya.

"Hajar aja lagi Pras, biar ngga berani macam-macam lagi dikemudian hari", ujar Nathan memprovokasi.

"Daddy nih samanya aja sama mantu", gerutu Adelia.

"Iya ni, Daddy samanya aja. Jangan sayang, biar gimana Takeshi itu kakaknya Lily, berarti keluarga kita juga", kata Xena lembut.

"Tapi aku heran, kok dia sebegitu bodohnya bisa sampai diberikan obat perangsang sama wanita. Peraturan paling penting itu, jangan minum alkohol yang sudah kita tinggal di meja yang tidak kita jaga dan juga jangan minum alkohol kalo tau tubuh kita tidak bisa menerima kadar alkohol", ujar Pras cuek.

"Emang kamu bisa minum Pras?", tanya Nathan cuek.

"Bisa lah Dad. Kan saya kuliah di state Dad. Minum bir buat penghangat bukan buat mabuk-mabukan. Dulu pernah benar-benar sampai mabuk gara-gara ada masalah teman yang OD, ceritanya sedih trus pelampiasan nya mabuk", ujar Pras.

"Oh yang mami Wendy pernah cerita ya sayang", ujar Xena.

"Iya, aku ngga bilang Mami kalau aku mabuk", ujar Pras.

"Takeshi ngga waspada, saat ia dinner sama Nina, si Nina uda kerjasama sama pelayan masukkan obat ke wine nya Takeshi. Dibawa ke kamar hotel, dia melakukan itu sama Nina, dimata Takeshi kalau Nina itu kelihatan seperti Xena, apalagi jahatnya Nina, dia merekam semuanya. Makanya dia mengancam akan menyebar luaskan kalau ngga dinikahi Takeshi. Ya jadilah itu Takeshi menikahi Nina", ujar Adelia.

"Wah jahat juga Nina ya. Sebenarnya Takeshi kan bisa tuntut Nina karena sudah meracuni dia dong", kata Xena.

"Dia ngga mau repot. Naomi juga menyarankan itu, tapi Takeshi ngga mau repot berurusan sama polisi dan keluarga Nina. Kalian tau ngga ternyata Nina itu bukan anak orang kaya, bapaknya hanya punya toko material kecil dan ibunya hanya jual kue di depan rumahnya. Nina terobsesi ingin menjadi orang kaya dengan cara pintas, ya itu, selain operasi plastik, dia juga menjebak Takeshi", ujar Adelia panjang lebar.

"Kasian juga ya kak Takeshi", ujar Xena. Pras menatap tajam ke arah istrinya.

"Sayang bukan kenapa-kenapa, aku kasihan aja sama dia, harus dijebak agar menikah walaupun itu kesalahan dia yang ngga waspada", ujar Xena menatap lembut suaminya.

"I Love You papa sayang", ujar Xena kemudian.

"Jiah dia masih cemburu sama Takeshi ya", ujar Nathan meledek.

"Masih lah Daddy, abis si Takeshi selalu mengganggu istri saya terus", ujar Pras kesal.

"Iya si, susah ya, kaya ngga ada perempuan lain aja. Samanya kaya bapaknya yang selalu ngincer Mommy kamu tuh. Padahal kan perbandingan perempuan dengan laki-laki itu banyak perempuan nya", ujar Nathan sambil melirik ke arah Adelia.

"Astaga sayang, kamu masih cemburu sama Andika? Sayang kita Uda tua kali, Uda ngga waktunya buat cemburu lagi", ujar Adelia kesal.

"Mommy, mau tua mau muda, namanya cemburu itu ngga bisa kita kendalikan. Apalagi karena kami, aku dan Daddy, sangat menyayangi wanita kami, jadi wajarlah kalau kami selalu cemburu", ujar Pras membela mertuanya.

"Setuju banget Pras", ujar Nathan semangat.

"Kamu ya sayang, samanya sama Daddy", ujar Xena.

"Eh kalian yang pergi ya, Mommy sama Daddy sudah akan pergi umroh lusa nanti. Engga bisa lah kami ganti hari. Setelah umroh kami langsung keliling Eropa dulu baru pulang ke Indonesia", ujar Nathan.

"Pergi ya sayang", ajak Xena.

"Iya dong, harus pergi. Aku mau meledek Takeshi, dia kan dapatnya barang palsu karena yang aslinya ada sama aku", ujar Pras bangga.

"Kamu tuh", ujar Xena malu.

"Bener banget Pras. Lagian Daddy pernah ajarin kamu kemaren tuntut secara perdata aja, kamu cuma suruh dia minta maaf aja", ujar Nathan.

"Daddy ajarin yang nggak-nggak sama mantu", ujar Adelia.

"Mom, Dad, makan siang disini ya, tuh si mba Uda siapkan", ujar Xena.

"Ayo makan, kebetulan lagi lapar", ujar Nathan lalu memberikan Mika kepada Pras dan kemudian menuju ke ruang makan.

Pras memberikan Mika kepada baby sitter demikian juga Adelia yang memberikan Raffa kepada baby sitter. Lalu mereka berempat makan siang dengan lahap sambil bercengkrama di meja makan.

Next chapter