"jangan tutup matamu nona Aruna, perhatikan kanan jalan," mata Aruna lekas membuka lebar, naik sedikit dan melihat ke sisi kanan jalan. Seiring mobil dipacu dengan kecepatan rendah.
"Kau tidak tertinggal dari siapa pun dan kau tak perlu menangisi apa pun yang terjadi di dalam hidupmu," ujar Juan. Mendorong Herry untuk lekas menoleh memperhatikan perilaku di luar batas yang dilakukan rekan kerjanya.
Matanya melebar seolah memberitahukan sebuah pesan : 'apa yang kamu lakukan,' bahkan ajudan berbadan atletis tersebut hampir menjerat kerah baju Juan.
"Aku bisa patuh sepertimu, sayangnya aku tak bisa mengabaikan perasaanku," Juan mengentak tangan Herry yang berada pada kerah bajunya.
"Bisakah aku turun?" ini suara Aruna. Spontan dua orang yang lain menoleh kepadanya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com