"Kenapa kau masih di sini! Cari dia! Awasi dia! Saat ini segalanya tidak baik!" Entah apa yang terjadi Hendra marah-marah pada Herry yang memilih keluar dengan segera memacu mobilnya mencari nona.
Bersama laju mobil yang kian cepat, tangan Herry tak hentinya memegang handphone. Ajudan ini membuat panggilan untuk nonanya. Dan masih saja belum di angkat.
Bagaimana bisa Aruna mengangkat telepon dari Herry, gadis ini pada posisi mengendarai motornya. Sama cepatnya dengan laju mobil Herry. Supaya lekas sampai di gedung tempat dirinya akan melangsungkan praktik kerja lapangan hari pertama.
"Mati aku, aku terlambat," pekiknya memaki diri sendiri.
"Bodoh! Bodoh!" setelah motornya terparkir nyaman, Aruna berlari menuju lobby utama hotel. Ah' lagi-lagi dia salah, para pekerja kantor pusat DM grup tidak di perkenankan melewati rute lobby utama, mereka punya rute sendiri pada pintu sisi kanan hotel ini dan Aruna tidak tahu itu.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com