Dan pria yang merindukan istrinya, perlahan membuka pintu Bentley. Berdiri menghadapi lelaki lain yang di pilih istrinya untuk bersembunyi.
"Kenapa kamu masih di sini?"
"Aku hanya ingin melihatnya, sejenak,"
"Masuklah," Damar menawarkan.
Jantung Hendra berdetak cepat, percaya-tak percaya mata biru mendesahkan nafas lega.
"Dia sudah tidur," Kata Damar, "Aku memberikan kesempatan karena Aruna sudah terlelap,"
Hendra tidak begitu mendengarkan kalimat lelaki yang menuntunnya memasuki rumah tempat sang istri bermalam. Lelaki bermata biru sudah menamatkan berbagai pemahaman. Tadi sambil membaca buku kecil Aruna, dia mencukupi dirinya untuk bersabar dalam tenang, 'Aruna pasti punya alasan'. Demikian dirinya menyirami organ terbakar yang terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com