Hendra menatap ramah masing-masing peserta. Seiring gerakannya duduk kembali, CEO muda yang belum sempat dia ajak berkenalan tadi terlihat menatapnya penuh arti.
Setelahnya ada sesuatu yang membuat Hendra terheran, lelaki tidak asing itu sedikit ragu-ragu untuk memperkenalkan diri selalu mempersilahkan yang lain terlebih dahulu sambil mencuri pandang melihat Mahendra. raut wajahnya cukup bijaksana dan damai untuk seorang CEO yang kebanyakan cenderung pekerja keras dengan raut muka tegas.
_Tunggu, kenapa aku merasa hampir mirip dengannya?_ pria yang kini mengalihkan pandangan bercakap-cakap dengan samping kanan kiri, setelah diamati tingginya sebelas dua belas dibandingkan dengan Hendra. Lebih-lebih seumpama Hendra tidak memiliki darah campuran dalam artian Jawa saja, bisa jadi mereka akan tertangkap memiliki aura yang sama.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com