Setelah 1.5 jam perjalanan, akhirnya, Alex dan keluarganya sampai di pulau Bali. Mereka check in di sebuah hotel dan mengunjungi restoran lokal spesial untuk makan malam. Mereka pergi ke situs makanan laut yang terkenal di dekat pantai. Berhubung saat ini adalah musim liburan, tempat ini sangat ramai. Alex minum bir dan berusaha menikmati hari hari terakhir kedamaian bersama keluarganya. Keesokan harinya, Alex pergi meninggalkan hotel, ia menyewa sebuah mobil dan mengajak Hendrik adiknya untuk memulai mencari tempat untuk membangun markas..
Bali dipisahkan menjadi 5 bagian:
Bali Selatan, ini adalah bagian utama. 2/3 dari populasi Bali terletak di bagian ini. Ini dipisahkan menjadi 2 area utama: Wilayah Denpasar di utara di mana pusat kota berada, dan Nusa Dua, di selatan, area yg terkenal dengan vila dan hotel bintang 5 nya. Kedua area terhubung melalui koridor kecil, berbentuk seperti jam pasir.
Bagian Barat Bali, berbatasan dengan Jawa Timur dan hanya dipisahkan oleh selat tipis. Selat ini selalu penuh dengan orang-orang menyeberang antara Jawa dan Bali menggunakan feri.
Bali Utara adalah bagian dengan kota-kota berpenduduk paling sedikit. menghadap ke laut Jawa.
Bali Tengah memiliki wilayah terluas, penuh dengan hutan dan pegunungan.
Terakhir, bagian Bali Timur, itu adalah daerah kedua paling berkembang di Bali. Di tengahnya adalah gunung tertinggi di Bali, Gunung Agung. Di dekat gunung inilah, salah satu Pilar Akhir jamat akan berlokasi. Di area inilah Alex akan memulai membangun markas pertamanya.
Alex berencana untuk menyiapkan dua lokasi terpisah, dia berencana membeli dua buah properti. Sebenarnya terkesan bodoh untuk membelanjakan uang untuk sebidang properti. Ketika akhir jaman datang, tidak ada lagi yang akan peduli dengan status kepemilikan tanah. Tapi, karena dia perlu segera menyiapkan pangkalan sekarang, dia perlu membeli properti tersebut terlebih dahulu. Anggaplah seperti ini, bagaimana perasaan anda jika ratusan orang tiba-tiba mulai membangun markas di halaman belakang Anda.
Lokasi pertama yang ia pilih adalah di sisi paling timur Bali, itu adalah kota kecil yang disebut Teluk Padang. Seperti namanya, ini adalah kota teluk. Dengan pantai yang membentang seperti bentuk bulan sabit, dikelilingi oleh dua bukit di setiap sisi. Ada sekitar 50 kapal kecil dan sedang di dermaga.
Di satu sisi pantai, ada pelabuhan besar yang menjurus 100 meter ke laut. Sebuah feri dapat dilihat di pelabuhan sedang memuat kendaraan dan perlengkapan. Pelabuhan tersebut adalah hub yang menghubungkan Bali dengan pulau-pulau lain di timur. Kota teluk ini memiliki sekitar 1000 rumah penduduk, restoran, dan kafe dengan jumlah yang cukuo banyak, serta ada juga beberapa penginapan dan hotel. Kota-kota pelabuhan cenderung memiliki banyak pengunjung dan pekerja dari kota-kota lain.
Alex sudah tahu properti mana yang harus dibeli, dia sudah melakukan riset dan sudah membuat janji sebelumnya. Alex memilih sebuah Villa yang elegan di bukit yang menghadap ke kota dan teluk. Villa dengan kombinasi desain tradisional dan Mediterania Ini memiliki 40 kamar dan dapat melayani hingga 300 tamu. Alex berencana untuk menempatkan semua karyawan dan keluarganya di villa ini.
Transaksi jual beli dengan pemilik terjadi dengan cukup mudah dan cepat, dikarenakan sang pemilik memiliki hutang besar. Alex bersedia membeli villa tersebut diatas harga pasar dan juga bersedia melunasi utangnya. Transaksi ini menelan biaya $ 5 juta dolar. Selain villa, transakasi ini juga meliputi ekstra tanah kosong seukuran 2 lapangan sepak bola. Bisa dibilang saat ini Alex menjadi pemilik dari seluruh bukit kota teluk ini.
Villa dan kota teluk akan berfungsi sebagai area persiapan bagi semua korban sebelum dikirim ke lokasi kedua, markas utama. Setelah lokasi pertama telah diselesaikan, Alex menghubungi Nina dan memintanya untuk mengirim pekerja dan sebagian perlengkapan ke tempat ini.
Lokasi kedua akan sedikit lebih rumit, karena itu ia memutuskan untuk pergi melihat kepala desa dari kota teluk terlebih dahulu. Hanya beberapa jam sejak dia membeli vila, sang kepala desa sudah mendapatkan informasi mengenai transaksi tersebut. Alex telah menjadi semacam peluang besar untuk mencari keuntungan di matanya. Bukan rahasia lagi bahwa banyak sekali pejabat Indonesia yang korup, Kepala desa bernama Rendi ini tidak berbeda.
Alex sebenarnya tidak pernah benar-benar menyukai orang seperti ini, tetapi dia membutuhkan bantuannya, ketika bertemu Alex tidak banyak berbasa basi dan langsung mengarah ke pokok permasalahan; Alex membuka sebuah tas penuh uang tunai yang membuat mata pak kepala desa bersinar. Alex menjelaskan kepadanya 2 hal. Pertama, niatnya membawa orang untuk menyelesaikan dan mengembangkan proyek di kota ini. Kedua, rencananya untuk membeli lebih banyak tanah di sebelah utara kota teluk. Untuk kedua permintaan itu, ia membutuhkan banyak pekerja.
Sambil masih tersenyum dan menatap uang itu, kepala desa berkata, "Semuanya mungkin Pak, berapa orang yang Anda butuhkan 50? 100?"
Alex berkata, "Untuk saat ini saya butuh 2.000 orang"
.
.
.
"2000 orang!!"
.
Sang kepala desa tersenyum dengan canggung ...