Gelora 💗 SMA
Ketika aku tersadar dan mulai membuka mata, aku mendapati tubuhku terbaring lemah di atas kasur. Aku juga melihat beberapa temanku telah mengelilingi aku dengan ekspresi wajah yang penuh dengan kecemasan. Mereka itu si Randy, Rudy, Akim, Awan dan Yopi.
''Poo ... Poo ... kamu sudah sadar?'' ujar Randy seraya menggoyang-goyangkan bahuku.
''Dimana aku?'' ucapku lirih dan masih sedikit linglung.
''Kamu di ruang UKS, Poo ...'' jawab Rudy.
''Apa yang terjadi padaku?'' Aku memegangi kepalaku karena masih terasa pusing.
''Tadi kamu pingsan, Poo ... teman-teman sekelasmu menemukan tubuhmu tergeletak di toilet,'' terang Randy.
''Iya benar, Poo!'' timpal Akim meyakinkan.
''Apa!'' Aku agak kaget. Aku berusaha bangkit dari pembaringan. Lalu Randy dan Akim serempak refleks membantu memapahku.
''Jangan bangun dulu, Poo ... badan kamu masih lemah!'' kata Randy dengan mimik penuh kekhawatiran.
''Iya, Poo ... kamu pasti masih pusing, 'kan?'' tambah Akim sok pengertian, tangannya menyentuh keningku dengan usapan lembut.
''Aku tidak percaya kalau aku pingsan.'' Aku memeriksa seluruh tubuhku dan aku tidak menemukan bekas apa pun. ''di mana Pak Armando?'' tanyaku heran karena tidak melihat sosok laki-laki tampan itu.
''Pak Armando?'' kata mereka kompak dengan mata terbelalak menatapku.
''Dari tadi kita tidak melihat Pak Armando'' ujar Rudy.
''Kalian yakin tidak melihat Pak Armando?'' tanyaku lagi.
''Ya, Poo ... sejak kami menemukan tubuh kamu di toilet kami tidak pernah melihat Pak Guru itu,'' jelas Awan ikut nimbrung.
''Aneh ... terus siapa yang membawa tubuhku ke sini?'' aku tercengang.
''Aku, Awan, dan Yopi,'' jawab Akim.
''Kalian yakin ... kalau kalian menggotongku ke tempat ini?'' Aku mengkerutkan keningku.
''Yakinlah!" Yopi, Akim, dan Awan kompak menjawab.
''Kok aneh, sih?'' Aku menggeleng-gelengkan kepala masih tidak percaya.
''Aneh kenapa, Poo?'' tanya Randy cemas.
''Ya, Poo ... coba kamu ceritakan keanehan yang kamu alami!'' lanjut Rudy.
''Kalau aku ceritakan ... pasti, kalian tidak bakal percaya ...''
''Emang apa sih, Poo ... jadi kepo nih," kata Akim.
''Aku tadi ketemu Pak Armando di toilet, terus dia meyuruhku ke UKS ... kalian tahu tidak apa yang Pak Armando lakukan kepadaku di sini?''
''Apa, Poo?'' Randy mengangkat satu alisnya. yang lainnya jadi bersemangat untuk mendengarkan penjelasanku.
''Aku disodomi oleh Pak Armando."
''Hahaha!'' Akim tertawa, Awan tertawa, Yopi tertawa, Randy dan Rudy tidak.
''Kamu pasti berhalusinasi, Poo!" ungkap Yopi.
''Ya ... dan aku yakin kamu pasti habis diganggu oleh penunggu toilet," imbuh Awan.
''Apa kamu mandi di toilet itu?'' tanya Yopi.
''Iya!'' jawabku.
''Pantesan ... kamu ditempel tuh, sama makhluk astral,'' terang Yopi.
''Iiiihhh ... seremmmm!'' timpal Akim dengan ekspresi wajah yang dibuat seperti orang ketakutan.
''Ya ... di situ memang toilet yang terkenal angker,'' tandas Awan.
Semua wajah teman-teman mendadak jadi tegang.
''Jadi yang aku temui itu bukan Pak Armando, ya?'' tanyaku masih bingung.
''Bukan ... tapi jin yang menyerupai Pak Armando. Lagipula itu 'kan toilet siswa, Poo ... tidak mungkin guru menggunakan toilet tersebut,'' jelas Awan gamblang.
Aku jadi merinding. Bulu kudukku mendadak berdiri.
''Udah, jangan membahas hal beginian ... kasihan, Poo ... dia masih shock ...'' kata Randy sembari mengusap-usap punggungku.
''Ya, sebaiknya kita pulang!'' kata Akim.
''Poo ... kamu masih kelihatan lemah, apa kamu bisa naik motor sendiri?'' ujar Rudy.
''Biar aku yang mengantarkan dia ...'' celetuk Akim.
''Jangan ... aku tidak setuju kalau Akim yang mengantar Poo ... biar aku aja!'' timpal Randy.
''Heyy ... 'kan lo bawa motor sendiri,'' ketus Akim.
''Pokoknya gue ga rela kalau lo yang boncengin Poo ...''
''Udah ... jangan pada berantem!'' leraiku, "Randy ... kamu 'kan bawa motor sendiri. Tidak apa-apa Akim yang boncengin aku ...'' lanjutku.
''Ya, sudah kalau begitu,'' Randy mengusap-usap kepalaku, lalu dia melirik ke arah Akim, dan si Akim nampak tersungging puas.
Akhirnya, kami semua meninggalkan ruang UKS. Ruangan yang memberikan aku pengalaman mistis yang sangat sulit untuk diterima dengan akal sehat. Karena semua kejadian yang aku alami itu benar-benar nampak nyata. Aku masih ingat betul bagaimana rasanya Pak Armando gadungan itu memperlakukan aku dengan sangat bringasnya. Dia melampiaskan nafsu syahwatnya dengan membobol gawang pertahananku. Buas dan sadis!
Hingga detik ini aku masih tidak percaya dengan peristiwa itu. Jika benar makhluk jadi-jadian itu yang menodaiku. Apa mungkin di alam sana di dunia lainnya ada makhluk yang orientasi seksualnya menyimpang seperti dunia manusia? Kok aku belum pernah dengar ya, kalau ada Gendrowo Homo? Kayaknya kita perlu tanyakan pada Roy Kiyoshi (Paranormal Seleb) untuk mengungkap fenomena ini.