Sekembalinya Maharani dari ruangan Pak Burhan dan Rendi, tiba-tiba ia menerima telpon dari sebuah nomor tidak dikenal. Awalnya ia mengira telpon tersebut dari Sales Marketing yang akan menawarkan kartu kredit atau produk asuransi, sehingga ia memilih untuk mengabaikan panggilan tersebut.
Namun nomor tersebut terus menelponnya sehingga ia akhirnya memutuskan untuk menjawab telpon tersebut. "Kenapa lama banget, sih?" ujar Ben ketika Maharani akhirnya menjawab telponnya.
"Ini siapa?" sahut Maharani.
"Ben."
"Oh, Ben." Maharani terdiam sejenak. "Tau nomor gue dari mana?"
"Oh, come on. Harusnya lu ngga perlu nanya lagi," timpal Ben.
Maharani tertawa pelan. "Ada apa nelpon gue?"
"Sebentar lagi ada kurir yang bakal nganter barang buat lu. Pastiin nanti lu bawa barang itu selama penggerebekan. Barangnya kecil, kok. Bisa lu simpen di kantong lu," terang Ben.
Maharani sedikit mengerutkan keningnya. "Lu ngirimin apa buat gue?"
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com