Rania menjadi lemas sesaat setelah mendengar penjelasan yang diberikan Dokter yang menangani Bara. Berulang kali ia mengutuk dirinya sendiri yang sudah membuat Bara harus mengalami kondisi seperti ini. Rania terus tertunduk selama berada di dalam ruangan Direktur rumah sakit.
Maya yang duduk tidak jauh dari Rania, memutuskan untuk mendekati Rania. Bagaimanapun juga yang sangat terpukul tentang keadaan Bara bukanlah dirinya, Pak Agus maupun Arga, melainkan Rania. Maya mendekat dan menggenggam tangan Rania.
"Bara, will be okay," ujar Maya meski dengan sedikit bergetar. Ia sangat ketakutan tadi begitu tiba di rumah sakit dan melihat monitor yang memonitor detak jantung Bara menampilkan garis lurus. Dokter dan Perawat pun nampak sibuk untuk membuat jantung Bara kembali berdetak.
Rania balas menggenggam tangan Maya. Ia lalu menoleh pada Maya. "Thank you."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com