Kimmy akhirnya berhenti menangis. Selama Kimmy menangis, Damar tidak melepaskan pelukannya, hingga akhirnya Kimmy sendiri yang melepas pelukannya.
"Udah baikan?" tanya Damar sambil memperhatikan Kimmy.
Kimmy menganggukkan kepalanya seraya mengusap air mata yang masih tersisa di pipinya.
"Tumben, lu nangis sampai segitunya."
"Tiba-tiba kangen Mama," sahut Kimmy.
"Kangen Mama atau ada sesuatu yang lain?" Damar menatap Kimmy penuh selidik. Ia tahu, Kimmy bukan tipe wanita yang mudah menangis. Kalau pun, Kimmy menangis, pasti ada sesuatu yang sangat mengusiknya dan ia tidak tahu bagaimana mengungkapkannya.
"Yakin, cuma kangen sama Mama?" Damar kembali bertanya.
Kimmy mengangguk.
Meski tahu ada yang Kimmy sembunyikan, Damar memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut. "Mau ke makam Mama?"
Kimmy menggeleng. "Ngga usah. Lu pasti lagi sibuk."
"Gue bisa, kok, luangin waktu sebentar buat nemenin lu ke makam Mama."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com