Sandra membuka matanya. Memasukan tangan putih mulisanya kedalam bantal dan menarik smartphonnya dari bawahnya. Dia menyadari bahwa dia sudah tidur selama 3 jam lebih. Sandra dengan paksa mengakat tubuhnya. Kelelahan yang ditumpuk ditubuhnya membuatnya tertidur pulas. Akhirnya dia berhasil menemukan rasa aman di dekat rafi. Dia tidak mengerti kenapa dia dapat merasa aman dekat dengan orang yang baru pertama dia temui. Sandra melangkah ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Setelah mandi dia mengenakkan bajunya, mengeringkan rambutnya.
Ia berjalan sepanjang lorong sambil mengabaikan bau menyengat kaos kaki, seperti yang dia lakukan sebelumnya. Dia menuruni tangga lingkar yang juga dia lewati sebelumnya, tangga melingkar menghalangi pandangannya. Tapi dia samar-samar dapat menebak bawa rafi sudah menunggunya sejak tadi.
Sudah menjadi askomia dalam pembelaan bahwa pengacara yang baik haruslah mengenal korban. Mereka harus mengenal korban sebaik mereka mengenal klien mereka sendiri. Karna itu rafi dan Sandra sedang duduk di sini untuk membicarakan hal yang akan mereka hadapi.
"Baiklah, apa yang terjadi?" Tanya rafi. Meletakkan satu cangkir kopi di depannya dan satunya lagi di depannya.
"Sejauh ini tidak menyenangkan. Baiklah dimana kita harus mulai. Pertama lihat foto-fota yang diberikan monica padaku." Sandra mengabil amplop yang sebelumnya dia diterima dari monica. Dia menyerahkannya amplop itu pada Rafi.
Rafi melirik Sandra, lalu mengalihkan perhatiannya pada amplop yang diberikan oleh Sandra. Rafi menarik foto keluar dari amplop itu, menarik keluar. Ada 6 lembar foto dari dalamnya.
Foto pertama adalah sekelompok anak muda di sebuah pesta pantai. Yang terdekat dengan kamera adalah seorang gadis dan remaja laki-laki dengan baju renan yang sedang besulan botol limun di depan api unggun. Dibelakang mereka terdapat sepang suami istri yang sedang menikmati diri mereka sendiri. Rafi memperhatikan kedua pemuda itu. Dia menyadari sesuatu, gadis itu adalah Monica.
Rafi memandang Sandra yang yang sedang menyeruput kopinya. Sandra menaruh cangkir kopinya, lalu memandang rafi sambil memasang wajah lelah.
"Apa diding disini memilik terlinga?"
"Tidak. Tidak ada orang di sini dan tidak akan ada dari mereka yang pulang jam segini. Mereka juga dapat dipercaya jangan khawatir."
Sandra merasa lega setelah mendengarnya. "Syukurlah, aku tidak ingin mereka terseret kedalam masalahku juga."
"Tapi aku terlibat." sindir rafi sambil tersenyum masam.
"Kau sudah terseret mau bagaimana lagi." Sandra mengakat bahunya.
Rafi berusaha mengalihkan pembicaraan dari topic yang menyakitkan ini. Rafi dengan sengaja memulai pembicaan serius ini dengan topic paling tidak menyenangkan. "Monica sebelumnya mengatakan bahwa ia tak ingin kehilanganmu juga, apa maksudnya?"
"Kau ingin memulai dengan itu?" Sandra mengakat alisnya.
"Ya, semua kasus akan lebih mudah diselesaikan jika kau mengetahui backgroung orang-orang yang terlibat. Menurutmu aku harus mulai dari mana?" rafi bali menatap Sandra.
Dua kali suara batuk. Sandra memulai narasinya."Mari mulai dari aku, nama lengkapku Alexsandra V. Jesica. Sejauh yang aku ingat ayah adalah seorang dudu dengan aku satu-satunya keluarganya. Aku tidak pernah mengenal ibuku. Tidak ada foto atau bahkan gambar apapun tentang ibu, semua yang kuketahui tentangnya adalah bahwa dia meninggal setahun setelah melahirkannku. Ayah bekerja sebagai seorang System Engineering. Aku tidak yakin proyek apa yang dikerjakannya diperusahaan tempat dia bekerja. Tapi aku yakin ini adalah awal mula bencana di keluarga kami. Dia terburu-buru menjemputnya." Sandra tersenyum, menyeruput kopinya lalu melanjutkan.
"Baik lalu bagaimana dan apa hunbungannya dengan monica?" rafi mendesaknya.
"Dasar tidak sabaran! Apa kau tidak ingin tau tetang diriku? hump Baiklah aku hampir sampai kesana." Sandra mengembungkan pipinya. Dia sangat imut dengan sikapnya saat ini. Auranya sangat berbeda dengan dirinya saat rafi pertamakali bertemu dengannya.
"Justru karna aku sangat penasaran dengan keadaanmu Sandra." Balas raffi setenga mengoda.
"Apa itu hadia hiburanku?" Sandra melototi rafi.
"Tidak, aku tidak 100% bohong." Rafi mengakat bahunya.
"Baiklah, saat aku berusia sekitar 6 tahun. Usia yang tepat untuk memulai sekolah dasar. Aku entah bagaimana berteman akrab dengan sepasan anak anak kembar, Monic dan Yahya. Mereka sangat menyebalkan tapi juga teman yang baik. Bibi salma, ibu monica adalah seorang dokter bedah di rumah sakit pusat kota. Seorang ibu tunggal yang membesarkan Monic dan Yahya seorang diri setelah kematian suaminya. Ayah dan bibi bertemu secara tidak sengaja saat menjemput kami pada hari pertama sekolah"
"Oh jadi singkatnya mereka berdua jatuh cinta dan kemudian kalian bertiga, tiga orang sahabat berahir menjadi saudara tiri?" sela rafi.
"Ya bisa dibilang begitu, walaupun kesannya tidak enak mendengermu yang menceritakannya." Gumam Sandra.
Rafi meletakkan foto pertama kedalam amplop kembali. Dia menarik dia menemukan foto hasil forensic yang cukup untuk membuatnya mual. Jelas bahwa regu forensic sudah bekerja keras diruang tamu itu: ada lampu halogen diatas penyangga, endapan residu dari reagen yang mereka gunakan untuk mendeteksi cairan organic dan sidik jari, dan stiker bernomor menandai posisi temuan yang telah difoto dan kemudia dibawah pergi.
Sebuah tulisan besar bewarna merah "TEMUKAN AKU" ditemukan di lantai. Sebuah pita rambut bewarna biru, pistol air bewarna biru, dan sepatu roda merah. Barang-barang ini hanya ada satu masing-masingnya, berserakkan membentuk pola segitiga diatas tulisan tersebut. Cendramata ini takbisa dipungkiri lagi bahwa dia telah terlibat, orang itu tau dengan baik bahwa menyimpannya berarti resiko. Tapi sipembunuh masih menyimpannya sebagai piala. Pembuktian atas kemampuan terbaiknya: membunuh.
Rafi mencoba melirik 2 foto lainnya. Dia menemukan bahwa 2 sisanya adalah foto tubuh terahir korban. Dia bisa memastikan bahwa itu adalah ayah dan ibu tiri Sandra.
"Jadi kau menjadi seorang jaksa untuk menyelidiki pembunuh ini?" rafi memiringkan tubuhnya memiringkan kepalanya kedepan. Memaksa Sandra menatapnya.
"Bisa dibilang begitu." Balas Sandra
"Apa Yahya masih hidup?"
"Dia menghilang beberapa bulan lalu."
"Apa pekerjaannya?" Tanya rafi.
"Seorang detektif polisi"
"Apa dia memegang bukti penting?"
"Kemungkinan besar"
Rafi terduduk di kursinya, menghela nafas panjang untuk menenangkan dirinya seraya memaksakan diri untuk tenang.
"Kau menyesal setalah mengetahuinya?"
"Duapuluh persen ya?"
"Rahasia"
Tidak akan baik jika terlalu mengahawatirkannya. Mari kesampingkan itu untuk saat ini. Saat ini, sekali lagi rafi dan Sandra melarikan diri dari kenyataan.
Sesaat setelah pembicaraan yang cukup gelap dengan Sandra rafi kemabali ke kamarnya. Rafi melamparkan dirinya kekasur kesayangannya, melepaskan celana panjangnnya, dan mulai menarik nafas dalam-dalam…. Tentu saja dia masih mengenakkan celana pendek yang rasanya lebih nyaman untuk tidur.
Setalah melakukan itu sebanyak sepuluh kali, akhirnya rafi merasa tenang. Lalu…dia merasa gugup lagi! Dia dengan hati-hati mengunci pintu, menarik tirai, melemparkan dirinya sekali lagi ke tempat tidurnya, lalu kembali menghawatirkan satistik yang muncul di kepalanya. Sebelumnya hanya ada grup Wolrds Technology Exchange Group. Lalu saat bertemu Sandra layar misi muncul, sekarang entah bagaimana statistic muncul di depannya.
---------------------------------------
Nama : Rafi
Usia : 22 tahun
Level : 0 (85%)
-----------------------------------------
------------------------------------------
Tugas :
1. Selamatkan Sandra, gadis dalam porse yang hampir menabrak mu!
Hadiah : 1 Level, membuka undangan untuk satu orang secara acak - selesai!!
Hukuman : mengahapus semua ingatan host tetang system grup Wolrds Technology Exchange Group.
Status : Misi selesai
2. Temukan pembunuh keluarga Sandra.
Hadiah : 1.) 10 Level, membuka undangan untuk tiga orang secara acak. 2.) Menambah poin artibut seksual.
Hukuman : Mengahapus satu orang secara acak, dan grup Wolrds Technology Exchange Group.
Status : - (Batas waktu 5 tahun)
------------------------------------------
Membaca hadia misi kedua rafi merasa sangat bersemangat dan khawatir. Sebenarnya itu bukan salah rafi karna khawatir. Apa yang dimaksud dengan statistic kemampuan seksual sebenarnya sangat tidak pasti. Rafi sebenarnya tidak tau apa-apa tentang itu. Dengan sedikikt harapan rafi berharap adiknya tumbuh lebih besar. Inilah yang diakui oleh system, artinya system itu sama dengan manusia kebanyakan.
Tapi hanya hantu yang tau ukuran standar rata-rata ukuran adik manusia dimata system? Bagaimanapun ini teknologi yang berasal entah darimana. Berapa standar rata-rata yang dipakai system? Lima sentimeter, tujuh sentimeter, sepuluh sentimeter atau bahkan lima belas sentimer….
Rafi memastikan adiknya, dia menurunkan celana pendeknya. Tempat itu botak, dan ditengah tengah itu rafi menemukan tongkat putih kecil seukuran setengan kelingkinnya. Tongkat putih kecil seukuran setengah kelingkanya tumbuh ditengah dua bola seukuran ibu jarinya. Benda kecil itu terlihat sangat imut. Rafi benar-benar memiliki dorongan untuk mengambar mata dan dan kuping diatasnya. Kemudian, benda ini akan terlihat seperti kepala gajah….
Rafi benar-benar ingin menyelesaikan misi kedua secepat mungkin. Rafi sangat sadar bahwa hal ini mustahil. Dia perlu membuat kekuatannya lebih besar terlebih dahulu. Sangat mungkin bawah orang yang menargetkan Sandra pasti sangat kuat. Kalau tidak bagaimana mereka masih selamat sampai saat ini? Sepertinya dia harus buru-buru menjalankan rencananya.