webnovel

Bab 15

"Permisi maaf tuan, saya ingin melaporkan sesuatu mengenai nyonya Nurma." kata Rendi yang akan memberikan kabar pada tuan Arjun.

"Nurma, istri saya, ada apa dengan Nurma, cepat katakan Rendi?" tanya tuan Arjun.

"Kata salah satu pelayan nyonya Nurma, nyonya Nurma sudah dari semalam tidak ada di paviliunnya." jawab Rendi.

"Apa..!!" tuan Arjun terkejut saat mendengar jawaban dari ajudan setianya itu.

"Mbak Nurma hilang.." Dinda juga ikut terkejut.

"Nurma hilang.., bagaimana bisa kan kemarin masih duduk untuk berkumpul bersama dengan kita tuan." Nike dan Nurul juga ikut terkejut setelah menghentikan memakan sarapan paginya.

"Sayang."

"Iya om."

"Kamu tunggu di sini ya, Rendi ikut saya ke paviliun Nurma sekarang." pinta tuan Arjun.

"Laksanakan tuan Arjun." kata Rendi patuh.

Tuan Arjun Saputra bersama dengan ajudan setianya pergi ke paviliun Nurma setelah berpamitan dengan Dinda.

Ketika sampai di paviliun Nurma, Rendi melihat salah satu pelayan Nurma sudah tewas gantung diri, Dinda yang mendengar berita itu dari pelayan pribadinya, membuat Dinda ketakutan. Karena dia adalah salah satu orang yang mengetahui rahasia hubungan terlarang antara Nurma dan salah satu pengawal di kediaman tuan Arjun selain pelayan yang tewas gantung diri.

Tok.. Tok.. Tok.. Suara pintu paviliun Nurma di ketuk oleh Rendi.

"Kenapa belum di buka juga pintunya, Rendi coba dobrak pintunya." pinta tuan Arjun.

"Laksanakan tuan." kata Rendi patuh.

Brakkk.. Pintu kamar Nurma di dobrak oleh Rendi.

"Astagfirullah, tuan lihat.." Rendi terkejut melihat salah satu pelayan Nurma gantung diri.

"Dia tewas, kenapa dia bunuh diri, apakah ada sesuatu yang dia sembunyikan dari ku?" tanya tuan Arjun heran.

"Maaf tuan, sepertinya bukan karena bunuh diri tuan, sepertinya pelayan nyonya Nurma di bunuh oleh seseorang, tuan." jawab Rendi.

"Dibunuh, mengapa dia di bunuh dan apa ada motif dari pembunuhan pelayan ini?, Rendi kamu selidiki kasus ini dan minta anak buahmu turunkan dia."

"Baik laksanakan tuan."

"Apa..!! Yang benar kamu Daniar, pelayan mbak Nurma dibunuh dengan cara di gantung?" tanya Dinda memastikan.

"Iya benar Dinda." jawab Daniar.

"Apakah habis ini aku yang akan bernasib sama dengan pelayan mbak Nurma." kata Dinda di dalam hati panik dan juga ketakutan.

"Kamu kenapa Dinda?" tanya Daniar.

"Aku mau tanya sesuatu boleh?" tanya Dinda juga.

"Tentu saja boleh Dinda." jawab Daniar lagi.

"Oke, kamu itu kan sudah lama ya Daniar kerja di sini, apakah kamu mengetahui nama pengawal dengan nama panggilan win?"

"Nama panggilan itu win di sini banyak Dinda, ada Erwin, Edwin dan Darwin, memangnya kenapa Dinda?"

"Tidak aku hanya bertanya saja Daniar."

Tanpa Daniar dan Dinda sadar bahwa dari tadi ada yang memata-matai mereka berdua di paviliun Dinda.

Ya siapa lagi seseorang yang di maksud oleh Dinda, kemudian dia pun pergi dari paviliun Dinda dan mentargetkan Dinda lah yang akan jadi korban selanjutnya.

"Kita tunggu tanggal mainnya nyonya." kata seseorang yang baru saja memata-matai Dinda di paviliunnya.

"Siapa di sana?" tanya Daniar ketika melihat ke arah jendela kamar Dinda.

"Siapa, siapa Daniar?" tanya Dinda panik.

"Tidak tau Din, tadi aku melihat ada seseorang di balik jendela kamarmu." jawab Daniar.

"Apakah yang di maksud Daniar adalah dia?" tanya Dinda di dalam hati.

"Ya sudah ini Din baju yang kamu minta tadi, Din.. Din.. Dinda.." kata Daniar mencoba menyadarkan Dinda dari lamunannya.

"Ha.. Iya, apa Daniar, tadi kamu bilang apa?" tanya Dinda yang tersadar dari lamunannya.

"Ini bajunya Dinda." jawab Daniar.

"Oh okay, aku mandi ya bye.."

Sementara di tempat yang berbeda seorang laki-laki yang dimaksud oleh Dinda sedang mengatur rencana untuk mengancam Dinda agar tidak buka mulut membocorkan rahasianya.

"Aku harus membuat rencana agar bisa mengancamnya, ya saya tau caranya." kata seseorang di kamarnya.

Tuan Arjun pun mendapatkan kabar dari Rendi, Nurma meninggal dunia karena meminum obat penggugur kandungan yang ternyata di berikan oleh kekasih gelapnya itu.

Mengetahui hal tersebut membuat tuan Arjun marah besar sekaligus kecewa dengan Nurma. Dinda pun telah siap untuk menemui suaminya (tuan Arjun). Namun Daniar menghalanginya untuk menganggu suaminya, Daniar juga menjelaskan semua yang terjadi pada Dinda apa yang sebenarnya terjadi.

Dinda pun mengurungkan niatnya itu untuk menemui suaminya dan dia juga berniat untuk berjalan-jalan saja di kediaman.

Pada malam harinya tiba-tiba saja mati lampu di kediaman yang sebenarnya itu adalah ulah dari seseorang yang menyabotase listrik di kediaman itu. Tuan Arjun sebenarnya mengetahui bahwa kediamannya ada yang menyabotase nya, tapi dia lebih memilih untuk menyelidikinya terlebih dahulu sebelum bertindak.

Sampai pada akhirnya Dinda benar-benar diancam oleh seseorang itu.

"Ha.. Kok, loh kok mati lampu kan padahal di sini itu tidak sedang turun hujan ya, atau ada perbaikan listrik yang konslet di kediaman ini, eh atau jangan-jangan si om lupa bayar listrik lagi makannya listriknya mati, ah tapi mana mungkin kan om kaya raya buktinya bisa membangun kediaman ini juga mempunyai istri empat, sudah lah saya pergi tidur lagi." keluh Dinda saat di kediaman tuan Arjun mati lampu.

"Ya sudah ku duga kau datang dan menyabotase listrik di kediaman ini, siapa lagi yang kali ini kau incar?" tanya tuan Arjun.

Drap.. Drap.. Drap.. Suara kaki melangkah masuk ke dalam kamar Dinda.

"Sepertinya ada yang masuk ke kamar ini, Daniar kau kah itu?" tanya Dinda.

"Bukan.." jawab seseorang yang tidak di kenal oleh Dinda.

"S-siapa kau?"

"Aku malaikat pencabut nyawa."

"Apa..!!" Dinda terkejut saat mendengar jawaban dari seseorang itu.

"Stttss.. Pelan kan suaramu atau.." seseorang itu mulai mengancam Dinda.

"Atau apa?"

"Pisau ini akan menancap di tubuh mengerti?"

Dinda mulai ketakutan saat pisau itu menyentuh wajahnya. Ya dia adalah Darwin, seorang pengawal yang menjadi kekasih gelap Nurma.

"Jauhkan benda itu dariku."

"Boleh saja, asal.."

"Asal apa.. Apa yang kau inginkan dariku?"

"Aku menginginkan agar kau tidak berkata apa-apa pada siapapun termasuk suamimu itu.."

"Berkata apa-apa, maksudmu?"

"Alah kau ini jangan sok polos deh.."

"Ya memang aku tidak mengerti apa yang kau katakan."

"Kau ingat Nurma dan pelayannya?"

"Iya, jangan-jangan kau.."

Darwin pun akhirnya membekap mulut Dinda dan membawanya pergi dari kamarnya. Sementara itu di paviliun tuan Arjun mengingat kalau Dinda sangat takut dengan gelap, akhirnya tuan Arjun keluar dari paviliunnya untuk mengecek Dinda di paviliunnya.

Dan rencana Darwin pun gagal untuk membawa Dinda. Karena tuan Arjun yang tiba-tiba datang ke paviliunnya.

"Sialan orang itu datang segala lagi ke sini, eh dengar ya nyonya tutup mulutmu itu, jangan pernah membuka atau membongkar rahasia itu atau jika tidak kau akan bernasib sama seperti madu mu itu juga dengan pelayan madu mu itu." seseorang itu pergi meninggalkan Dinda di depan paviliunnya dengan keadaan masih terikat dan mulut di lakban.

"Em.. Hem.." Dinda mencoba meminta pertolongan.

Tuan Arjun tiba di paviliun Dinda saat lampu di kediamannya sudah menyala, melihat Dinda dalam keadaan terikat dan mulut di lakban segera berhamburan dan mendekati istri kecilnya itu.

ตอนถัดไป