webnovel

Bab 48 Sisik Emas

Editor: AL_Squad

Dalam serpihan pisau belati (dagger) cahaya naga, kali ini Xiexie menerima kekuatan, menurutnya, jika ia menyerang dengan sekuat tenaga, ia bisa langsung memotong tangan Tang Wulin. Namun, keduanya tidak memiliki kebencian yang begitu mendalam, itu saja sudah cukup untuk memberikannya pelajaran. 

Namun, yang mengejutkannya adalah otot-otot bahu Tang Wulin luar biasa kuat, ketajaman pisau belati cahaya naga hanya dapat menembusnya satu inci, meskipun ia tetap menerima kekuatan itu, namun tetap saja itu cukup mengejutkan. 

Darahnya mengalir, rasa sakit yang kuat membuat rumput perak biru yang sedang Tang Wulin pulihkan kehilangan kontrol, lalu jatuh ke tanah.

Pisau belati cahaya naga dalam kendali, Tang Wulin hampir berlutut, lalu ia sedikit tersandung, namun ia tetap bersikeras untuk berdiri, ia mengepalkan tangannya ingin memukul Xiexie, 

"mengaku kalah atau tidak!" suaranya Xiexie sedikit lebih bangga. 

Tang Wulin mengepalkan giginya, keras kepala di hatinya menolak untuk menyerah. 

Pada saat ini, tiba-tiba, rasa sakit yang tajam pada bahunya seperti menyulut sekujur tubuhnya, aliran panas terus menerus mengalir keluar dari bagian dalam tubuhnya, dan seketika panasnya menyebar ke sekujur tubuhnya. Ia ingin mengatakan sesuatu, namun ia menyadari bahwa ia tidak bisa berbicara. 

"aku bertanya padamu, mengaku kalah atau tidak!" Xiexie menekan pisau belati yang ada di tangannya, dan berkata dengan kejam. 

"tidak!" Tang Wulin hampir berteriak, namun suaranya jelas belum berubah. 

Xiexie tersandung, dan bertanya pada dirinya sendiri mengapa reaksinya itu begitu serak dan kelelahan. Tanpa sadar, ia ingin menarik belati cahaya naga. 

Namun, pada saat yang sama, sesuatu yang tidak terduga terjadi padanya. 

Belati cahaya naga yang menembus bahu Tang Wulin tiba-tiba mengeluarkan suara erangan naga yang menggelegar, Xiexie merasakan bahwa jantungnya berdebar di sekujur tubuhnya, perasaan semacam itu, seperti ketika Ia tiba-tiba menemukan suatu hal yang membuatnya sangat takut. 

darah di tempat dimana yang tertusuk belati cahaya naga seketika berhenti, dan cahaya emas meluap dari jendela, dan belati cahaya naga didorong keluar sedikit demi sedikit oleh aliran cahaya emas. 

Menghadapi situasi yang tidak diketahui ini, yang pertama terpikirkan oleh Xiexie adalah untuk menarik tangannya. Namun ia justru kaget menemukan bahwa belati cahaya naga itu seperti terjebak, bahkan ia ingin menarik kembalinya pun tetap tidak bisa. 

"Aaa… " suara erangan yang menggelegar terdengar dari mulut Tang Wulin, seketika belati cahaya naga menyembur keluar dari lukanya. 

Yang terakhir dilihat Xiexie adalah sekumpulan bayangan cahaya emas, kemudian, ia merasa dirinya seperti ditabrak oleh kereta jelmaan jiwa yang berlari sangat cepat, pandangannya hitam, dan ia tidak tahu apa-apa lagi. 

"penggg" Xiexie tertabrak jauh sampai tergelincir ke sebuah pohon besar. 

Tang Wulin setengah berjongkok, matanya masih tetap merah, sekujur tubuhnya bergemetar hebat. Pada saat ini, dirinya seperti logam yang sedang dipanaskan dalam tungku perapian, panas dalam tubuhnya membuatnya bergemetar hebat. 

Namun kesadarannya masih ada, setidaknya ketika ia baru saja mengayunkan pukulan, itu adalah upaya sementara terakhirnya, sebaliknya, ia ragu, kalau Xiexie tidak akan selamat karena pukulannya. 

Ia menundukkan kepala, ia melihat kaget, tidak tahu kapan bahwa tangannya itu telah diselimuti oleh sisik-sisik halus. 

Itu adalah sisik emas. Sisik emas bentuknya seperti intan, setiap potongan sisik sedikit cembung dan memiliki tepi dan sudut yang tajam. Ujung depan jari menyempit, kukunya tumbuh menjadi lebih panjang dan tajam, seperti cakar. 

Awalnya cahaya emas jelmaan jiwa ular rumput membalut pergelangan tangannya, disaat waktu yang sama, di tubuhnya juga muncul cahaya emas yang kabur, kemudian memanjang memenuhi tubuh, sepasang matanya berubah menjadi merah, seperti batu delima. 

Apakah itu dia? Ia bukankah jelmaan jiwa tidak berguna? Bagaimana ini bisa terjadi?

Tang Wulin dengan cepat melepas kemejanya, lalu ia kaget melihat bahwa bukan hanya tangannya yang berubah, namun seluruh lengan kanannya juga berubah, cahaya itu telah menyebar mulai dari titik di mana ia ditikam oleh belati ke telapak tangannya, semuanya tertutup oleh sisik emas. 

Tangannya ini memberikannya rasa kekuatan yang tak bisa digambarkan. Ia tidak sadar menganyunkan tangannya, "bum!"

Kepalan kanannya menghantam udara, sekumpulan cahaya emas muncul, kemudian kabur di udara, cahaya emas menyembur satu meter, napasnya yang kuat membuatnya tidak ragu bahwa pukulan habis-habisannya ini akan jatuh pada orang itu dan menimbulkan hasil yang bagaimana. 

"cahaya emas, ini adalah kekuatan yang kau bawa untukku?" Tang Wulin memandangi ular rumput di tangannya. 

Namun pada saat yang sama juga, tubuh ular rumput yang gemuk itu perlahan menyusut, sisik yang menyelimuti tangannya dan perubahan ditangannya dengan cepat memudar, hampir hanya dalam beberapa kali waktu napas, semuanya kembali normal. Yang terjadi kemudian, ialah rasa lelah yang tak terlukiskan, Tang Wulin hanya merasa pandangannya hitam, kemudian pingsan. 

Ia belum punya waktu untuk memakai baju, dan garis cahaya menyerupai jaring yang pernah muncul, sekali lagi muncul, terutama garis cahaya yang ada di tulang belakangnya, terlihat sangat berbeda...

Xiexie terbangun dalam sentakan, pikirannya masih sedikit kabur, dan ada perubahan samar di sekelilingnya. Ia menunduk kebawah, melihat dengan sadar, ia melihat sebuah wajah yang familiar. 

Ketika ia mendongakkan kepalanya lagi, ia melihat gerbang Akademi Donghai. 

Saat ini, langit sudah gelap, tulisan "Akademi Donghai" terlihat jelas dibawah cahaya lampu. 

"wuluwulu…" Xiexie ingin mengatakan sesuatu, namun ia menyadari bahwa semua yang keluar dari mulutnya adalah suara yang aneh. 

Alis Tang Wulin sedikit mengkerut, mengarah kepada Xiexie yang digendong di punggungnya : "kau bilang apa?"

"Wu… apa bengkak?" suara Xiexie masih kabur, tidak jelas. 

Ketika pikirannya berangsur-angsur sadar, ia mendapati bahwa dirinya sedang digendong oleh Tang Wulin, ia mengangkat tangannya kemudian menyentuh wajahnya dengan sadar, ia merasakan wajah tebal yang bengkak seperti roti dan mati rasa. 

Semua hal yang terjadi sebelumnya perlahan-lahan muncul di benaknya, pikiran Xiexie menggemakan perkataan yang dia ucapkan ketika ia dan Tang Wulin meninggalkan Akademi Donghai. 

"kita pergi ke taman Donghai, disana orangnya sedikit. Kau jangan khawatir, kalau aku melukaimu sehingga aku harus mencari orang untuk menyembuhkanmu."

Namun sekarang… 

Dia telah menghabiskan dua puluh empat ribu koin federal hanya untuk sebuah pukulan.

Next chapter