webnovel

Bertahan atau mati

" Ray, Lily, kalian berdua maju hadapi goblin-goblin itu !" perintah Magus " Monica dan Zayne, bantu mereka dari belakang, aku akan melindungi kalian!"

" baik!"

mereka mulai mengikuti arahan Magus. saat ini Magus lah satu-satunya orang yg dapat memimpin mereka di pertarungan. sebagai seorang paladin saint, ia mampu mengorganisir pergerakan dan formasi mereka. itu karena pada aslinya, saint adalah sosok pemimpin di Medan tempur. soal kekuatan, saint unggul di pertahanan dan serangan jarak dekat. dengan perisai dan gada nya, ia bisa menyerang sambil menangkis serangan musuhnya.

" Vixy, keluarlah" panggil Ray. sekali lagi, ia memanggil roh lain. " Gan, Gin, dual dragon sword!!"

sepasang pedang ganda muncul ditangan Ray. pedang itu adalah wujud senjata dari dua roh yg barusan Ray panggil, Gan dan Gin. sedangkan Vixy muncul dengan sosok gadis setengah rubah dengan pakaian yg terlihat asing. itu bukan pakaian dari dunia mereka. hal itu karena pada awalnya, Vixy bukanlah makhluk asli dunia ini. ia mengaku dipanggil dari dunia lain sebagai summon.

Lily, dan juga Ray yg ditemani Vixy maju menghadapi kumpulan goblin yg menghalangi jalan itu. satu persatu dari goblin-goblin itu tumbang. tapi goblin lain terus berdatangan. dari belakang, Monica merapal sihir pelindung untuk membuat tameng transparan di tubuh Ray dan Lily. sedangkan Zayne berusaha keras menyerang dengan sihir serangannya.

" tetap seperti ini!" ucap Magus. ia sedang sibuk menghadang goblin-goblin yg mencoba mendekati Monica dan Zayne.

" mereka tak ada habis-habisnya.." gumam Ray dengan geramnya. ia menerobos maju seorang diri ke kumpulan goblin itu.

" Ray, jangan gegabah!!" teriak Magus.

" Ray, mundur!!" Lily ikut berteriak.

Ray masih terus maju. ia menegaskan pedang gandanya ke kepala goblin-goblin itu. hasilnya, sebagian besar dari mereka berhasil di musnahkan. tapi Ray sedikit lengah. kalau saja Lily dan Vixy terlambat menolong, mungkin ia tidak akan bisa melanjutkan perjalanan.

" kau baik-baik saja Ray?" tanya Vixy khawatir

" tidak ada waktu untuk mengkhawatirkan orang, Vixy" ucap Lily tegas " fokus ke musuh"

" b-baiklah!"

" Ray, tetap bersama" ucap Lily. Ray mengeratkan giginya. alasan ia lengah tadi tidak lain karena kondisi tubuhnya saat ini.

" dasar luka sialan.." gumam Ray. tanpa perlu menunggu lama, ia segera bangkit dan bergabung dengan Lily dan Vixy. " maaf...aku sedikit lengah "

" tidak apa-apa, yg penting sekarang fokus ke pertarungan.." ucap Lily.

perlahan, goblin-goblin itu mulai berhenti muncul. goblin yg tersisa berhasil mereka tumpaskan. akhirnya, mereka bisa istirahat sejenak. tapi masalah masih belum terselesaikan. apa yg akan mereka lakukan sekarang?

" pintu ini benar-benar terkunci dengan sihir kuno...tidak bisa dibuka" ucap Ray sambil meraba permukaan dinding pintu. " dan juga... dinding ini tak bisa dihancurkan..."

" kalau begitu apa yg akan kita lakukan?!" teriak Zayne. ia mulai panik.

" tenanglah Zayne, jangan biarkan emosi mengendalikan mu.." ucap Magus.

" kalau begitu ini artinya hanya ada satu cara untuk bisa keluar dari tempat ini...." gumam Lily. Ray mengangguk.

" kau benar Lily, hanya ada satu cara.." jawab Ray." kita harus menyelesaikan Dungeon ini..."

" dengan monster-monster di luar sana?" tanya Monica cemas " apa kau yakin Ray?"

" kita sudah mengambil resiko sejak pertama kali masuk.." jawab Ray. " tak kusangka hal yg ku khawatirkan terjadi...."

" semuanya, kita perlu bekerja sama untuk bisa selamat..." ucap Magus " pertama kali, kita harus bisa melewati perkampungan itu tanpa membuat keributan..."

" melawan goblin-goblin sebanyak itu hanya menghabiskan tenaga, kita harus mengendap diam-diam menuju jalan selanjutnya." Magus mulai membicarakan tentang formasi. "kita harus memprioritaskan Monica dan Zayne sebagai sorcerer di posisi tengah...Lily akan menjaga di depan dan Ray dibelakang...jika ada yg menyadari pergerakan kita, bunuh sebelum mereka meminta bantuan..."

" gerakan dalam bayang-bayang..." gumam Ray. " itu rencana yg bagus "

" apa kalian mengerti?" tanya Magus. Monica, Zayne, dan Lily mengangguk paham. " kalau begitu bersiaplah, kita akan pergi setelah istirahat sebentar"

mereka beristirahat selama 10 menit. setelah itu, mereka lanjut berjalan. mereka akan kembali ke perkampungan goblin tadi dan mengendap masuk menuju lorong yg ada di seberang perkampungan. cara yg cukup sulit, tapi ini satu-satunya cara untuk bisa melewati tempat ini tanpa terluka.

" baiklah, kita masuk" ucap Magus.

Lily maju memimpin di depan. mereka mulai mengendap di sisi-sisi rumah kotak goblin. seperti yg direncanakan Magus, semua berjalan lancar. posisi depan memang sangat cocok untuk Lily. ketika ada goblin yg melihat kami, Lily dengan cepat menebasnya sebelum ia sempat mengeluarkan suara sedikitpun.

" ugh...kau benar-benar mengerikan Lily.." gumam ray

rombongan kecil itu terus menyusup masuk ke perkampungan itu. sekitar belasan goblin tewas ditangan Lily. perlahan, mulut lorong lain terlihat.

" disana, ada lorong lain disana! " ucap Magus setengah berbisik. " percepat langkah!"

sesuai perintah, mereka mulai mempercepat langkah. jarak antara mereka dan lorong itu semakin dekat. tapi terjadi sesuatu yg mengubah keadaan.

saat mereka sedang melewati gang kecil, kaki Monica tersandung dan membuat dirinya terjatuh ke tanah. Ray yg berada di belakang bergegas membantunya. tapi terlambat. dari kejauhan, seekor goblin melihatnya dan mulai berteriak memanggil bantuan. suara teriakan goblin disertai tiupan terompet memenuhi ruangan Dungeon itu.

" gawat!" pikir Magus. ia pun mengganti rencana." cepat lari! tidak peduli terlihat atau tidak yg penting berhasil sampai kesana! kita ketahuan!!"

" Monica, mohon bantuannya" ucap Ray

" b- baiklah.."

Monica kembali merapal sihir. cahaya hijau terang menyelimuti tubuh mereka. sihir itu membuat pergerakan mereka jadi lebih cepat, fast spell.

dari arah belakang, goblin berpanah mulai menembakkan panah mereka. di kanan dan kiri mereka , beberapa hob-goblin dengan tinggi dua meter mulai mendekati mereka. dan didepan, goblin-goblin dengan pedang dan helm ksatria menghadang menutupi jalan keluar. mereka kembali terkepung.

" cih, mengganggu..." gumam Magus. ia terus maju dengan perisai dan gada nya di depan. cahaya biru mulai menyelimuti tubuhnya." Impulsife Push!!"

tubuh Magus terdorong dengan sangat cepat ke kerumunan goblin yg menutup mulut lorong. kekuatan dorongan itu membuat goblin-goblin yg menutup mulut lorong terhempas. jalan keluar terbuka lebar di depan mata. dengan cepat mereka segera memasuki lorong tersebut.

" Lily, Ray, kita serang mereka" perintah Magus. Ray dan Lily mengangguk paham." Monica, Zayne, tolong bantu kami dari belakang"

" baik!"

Lily, Ray, dan Magus maju membentuk formasi menghadang goblin yg berusaha masuk ke dalam. sedangkan Monica dan Zayne membantu dari belakang. perjuangan mereka berlangsung selama 20 menit. setelah itu para goblin mulai berhenti muncul.

" Protection Wall "

Magus membuat pelindung sihir berbentuk tembok cahaya berwarna biru yg menutupi lorong. akhirnya, mereka berhasil melalui ruangan yg penuh dengan goblin yg menjijikkan itu. waktunya untuk istirahat.

" Ray, kau terluka !" teriak Monica cemas ketika melihat ada anak panah yg menancap di bahu Ray." a-apa kau baik-baik saja Ray?!"

" tidak masalah...ini hanya luka kecil" jawab Ray.

" luka kecil katamu? dengan luka itu kau bisa saja terbunuh!" bantah Lily. ia mendekat ke Ray, hendak mengobatinya " berbaring dan diamlah, aku akan menyembuhkan mu"

" t-tenang saja Ray, aku juga akan menyembuhkan mu " ucap Vixy yg juga ikut panik. Ray hanya bisa pasrah mengikuti perkataan Lily.

" maaf..." Monica tiba-tiba meminta maaf. mukanya terlihat lesu dengan penuh perasaan bersalah." gara-gara aku kau terluka, Ray...."

Ray diam menatap Monica yg menundukkan kepalanya ke tanah, begitu juga dengan lily. mereka berdua mengerti apa yg Monica maksud.

" itu bukan salahmu Monica, kalaupun itu memang salahmu, kau tak perlu menyesal seperti ini..." ucap Ray tersenyum. Monica kembali menatap muka Ray. " selama kau memiliki kesalahan, itu artinya kau masih seorang manusia, seorang manusia yg berteman dengan kami...seharusnya kau tak perlu bersedih..."

Monica terus menatap muka Ray yg masih tersenyum untuknya itu. perlahan, ia ikut tersenyum. perkataan Ray berhasil menenangkan dirinya.

" terimakasih Ray..." ucap Monica.

" lagipula Ray, kau terlalu memaksakan diri " keluh Lily " apa salahnya kau membiarkan kami membantumu?"

" i-itu bukan urusanmu...." jawab Ray " lagipula, aku tidak melarang kalian membantuku kan?"

" ya...itu benar sih.." jawab Lily.

" tapi perbuatanmu seakan mengatakan ' jangan jadi beban ' setiap kali kami membantumu" jawab Zayne terkekeh. Ray memalingkan muka.

" yah....yg penting kita semua bisa selamat...." ucap Magus." bersiaplah, setelah ini aku yakin musuh kita akan lebih kuat dari goblin-goblin itu"

" aku tahu itu.." jawab Ray

" untuk kedepannya kita harus terus bersama " ucap Magus. " kita akan berangkat setelah 30 menit istirahat"

" baiklah..."

ตอนถัดไป