Aku dengan orang tua kandungku memiliki keyakinan yang berbeda aku non-muslim sedangkan mereka muslim, aku terpisah dari kecil dengan orang tuaku dan aku dibesarkan oleh sosok wanita yang sangat mencintaiku dengan tulus meski bukan dia yang melahirkanku kedunia ini, dia berikan cinta kepadaku melebihi putra dan putrinya. Semuanya aku yang di utamakan lebih dari anak-anaknya seiring berjalannya waktu papa dan mama aku meninggal rasa kehilanganpun aku rasakan papaku meninggal 2016 dan pada 2017 mamaku ikut meninggal, bayangin jarak yang tak begitu jauh betapa hancurnya hatiku ketika kehilangan 2 orang sosok yang begitu mencintaiku dan menyayangiku melebihi anaknya sendiri.
akupun kembali ke orang tua kandungku kembalinya aku kepada mereka merupakan awal hubungan aku dengan kekasihku akan bermasalah. cinta memang terkadang tidak selalu berjalan menyenangkan, terkadang sedih dan luka yang kita rasakan yang membuat kita terluka pada saat orang tua aku menentang hubungan kami dan memintaku bertunangan dengan wanita pilihan mereka yang mana dia adalah mantan kekasihku, anak sahabat ayahku sendiri dan juga beragama yang sama dengan orang tuaku.
tapi bagaimana dengan wanita yang selama ini denganku? bagaimana nasibnya? bagaimana hatinya? aku menutupi semua darinya bukan ingin berbohong tapi takut hatinya terluka, karena aku telah berjanji untuk menjaga hatinya, menjaga cintanya, apalagi kita selalu berdoa dengan amin yang sama.
akhirnya aku bertunangan dibelakangnya pada november 2018, bagaimana perasaannya? ketika tau, yang ku tau hancur seperti sebuah gelas kaca yang dilempar ke lantai dan pecah tak beraturan, sebenarnya semua ini tidak akan terjadi bila faktor ekonomi aku normal tapi aku terjebak dalam situasi yang tak bisa aku hindari antara karirku ataukah cintaku? disisi lain aku takut kehilangan karirku yang telah ku bangun bertahun-tahun aku pun tak ingin kecewakan almarhum orang tuaku yang membuatku mendapatkan masa depan ini, titel ini.
Tapi disisi yang berbeda aku takut kehilangan cintaku aku menjadi laki-laki yang egois yang tak mau melepaskan wanita yang selama ini denganku, bagaimana bisa aku melepaskan orang yang aku cintai? yang selama ini ada dalam susah dan senang, canda tawa bersamaku? aku tidak mau seperti lelaki yang kacang lupa pada kulitnya, aku tau aku salah aku mencintainya tapi aku juga yang menyakitinya tanpa aku bertanya padanya apakah ini membuatnya sakit? dan apakah aku masih pantas bertanya seperti itu? setelah ku tau bahwa ini semua membuatnya terluka dan sakit.
dan suatu hari setelah tau pertunangan itu kami berbicara di telvon seperti biasanya kami LDR dan hanya bisa berbicara di telvon dan dia juga lagi pulang ke kampung halamannya, kami berbicara mengenai masalah yang kami hadapi aku tau dia pandai menutupi luka dan tangisannya dibalik suaranya yang berkata " aku tak apa-apa" tapi kenyataannya berkata " aku sakit, aku terluka, aku kecewa, bagaimana dengan janjimu? yang tak akan membuatku terluka, yang akan membuatku bahagia? ". saat dia berkata tak apa-apa kepalaku serasa mau pecah dan hati aku sangat hancur saya pun menangis dan meminta maaf padanya. tapi apakah air mata dan tangisanku mampu menyembuhkan lukanya lagi? " tidak" . air mataku pun tak henti-hentinya keluar, hatiku sangat sakit mengingat hubunganku yang tidak mulus sampai kesedihan ini terbawa tidur.
waktu itu dia sangat marah dan itu hal yang wajar dan tak balas 1 pun chat bahkan sms aku. hari berikutnya dia balas tapi dengan nada dingin dan cuek itu membuat aku kesal. namun aku menerima sikapnya karena tidak mungkin dia cepat berdamai dengan keadaan ini, butuh waktu. tapi aku selalu memberikan dukungan dan menguatkannya agar kami tidak berpisah, agar kami tetap bersama, meski kelihatan aku yang begitu egois dengan keadaan ini. tapi mau bagaimana lagi cintaku padanya begitu besar sehingga rasa takut kehilanganpun besar dan menimbulkan keegoisan dalam diri aku untuk tidak membiarkannya pergi dan dia masih bertahan sampai saat ini denganku.