Momoko menyukai kehidupan barunya, itu adalah hal yang sudah pasti. Ia bahkan tidak mau mengingat lagi kehidupannya yang dulu, karena pada dasarnya ia adalah seorang Yatim Piatu dan satu-satunya orang yang ia sayangi di dunia sebelumnya hanyalah Ban, setelah kedua orang tuanya tewas.
Dan kini di dunia yang baru, bukan hanya dia memiliki kekuatan spesial. Dia juga memiliki orang tua kembali, dan Ban pacarnya juga ikut bersama dengan dirinya bereinkarnasi ke dunia yang baru. Momoko memiliki semua yang ia hanya bisa impikan di dunia yang dulu, Momoko benar-benar bersyukur pada Tuhan atas semua yang ia dapatkan saat ini.
"Momoko ada apa?" Tanya Genet. "Kenapa kamu senyum-senyum sendiri begitu?"
"Tidak apa-apa, Ma," Jawab Momoko sambil memeluk Genet. "Aku cuma senang, karena Mama akhirnya pulang."
"Yah, itu karena semua pekerjaanku sudah selesai dan aku memutuskan untuk pensiun," Kata Genet sambil mengusap-usap kepala Momoko.
"Eeeeeh Mama mau pensiun!" Kata Momoko yang kaget dengan keputusan Genet. "Kenapa tiba-tiba Mama mau pensiun?"
"Momoko, aku sudah 59 tahun ini," Kata Genet. "Sudah tidak muda lagi, badanku juga jadi mudah lelah dan capek akhir-akhir ini. Makanya aku memutuskan untuk pensiun dan menjadi ibu rumah tangga biasa."
'Umur Mamaku 59 tahun, tapi wajah dan tubuhnya seperti gadis berusia pertengahan 20-an,' Kata Momoko. 'Tampang dan usia yang benar-benar berlawanan. Yah tidak aneh mengingat Maria-san usianya 100 tahun tapi ia tampak seperti gadis berusia 20-an awal, konsep awet muda dan panjang umur di dunia ini bukanlah sesuatu yang aneh dan mengejutkan.'
"Tapi Mama tetap akan mengerjakan desain pakaian dari rumah kalau ada orang yang memesan tentu saja," Kata Genet. "Aku tidak mau kemampuanku dalam mendesain pakaian menurun."
"Jadi bisa dibilang Mama tidak sepenuhnya pensiun?" Tanya Momoko.
"Yah, kamu bisa menyebutnya begitu," Jawab Genet. "Ngomong-ngomong apakah kakakmu Taketo sempat pulang ke rumah akhir-akhir ini?"
"Tidak, paling dia hanya melakukan video call," Jawab Momoko menghela nafas. "Dia terlalu sibuk dengan pekerjaaannya sebagai direktur dari Academic Island."
"Mau bagaimana lagi," Kata Genet. "Academic Island adalah sesuatu yang ditinggalkan oleh kakekmu yang menghilang 5 tahun yang lalu, dan kakakmu yang sangat menyayangi kakekmu tidak mau peninggalan kakekmu disia-siakan makanya dia berusaha keras agar Academic Island tetap ada dengan menjadi direktur menggantikan kakekmu."
"Tante Maria bilang kalau paman Der Kaiser masih mencari petunjuk dimana keberadaan kakek melalui Kaleidoscope dan Aurora Gate," Kata Momoko. "Tapi masih belum ada hasil, satu hal yang pasti ialah kakek masih hidup tapi dia sudah tidak ada di dimensi ini."
"Tahu kalau kakekmu masih hidup saja adalah hal yang bagus," Kata Genet. "Yang bisa kita lakukan saat ini hanyalah menunggu dia pulang kembali."
"Kalau saja kakek tidak bermain-main mencoba menggabungkan Kaleidoscope dan Aurora Gate secara artificial," Kata Momoko. "Dia tidak akan menghilang seperti sekarang."
"Itu adalah bayaran yang harus diterima oleh kakekmu, karena mencoba melakukan hal yang tidak boleh dilakukan," Kata Genet. "Sekarang jadi kita yang kerepotan."
"Malam ini Papa akan pulang," Kata Momoko. "Aku akan menelepon kakak supaya malam ini dia bisa pulang dan kita bisa berkumpul bersama."
"Biar aku saja yang menelepon kakakmu itu," Kata Genet. "Dia tidak akan pulang kalau kau yang menelepon, biar aku saja!"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Di sebuah apartemen kecil 6 tatami. Ada seorang gadis dengan rambut merah sedang memberi makan seorang bayi berumur sekitar 2 tahun dengan rambut panjang berwarna putih keunguan. Di sebelah gadis itu ada seorang lelaki berambut hitam pendek sedang mengajak sang bayi bermain, dibelakang lelaki berambut hitam itu ada gadis yang memakai seragam sailor dengan rambut pensek berwarna coklat oranye muda ia memiliki dada yang cukup besar. Saat ini gadis berambut pendek itu sedang terlihat cemburu melihat kebahagiaan yang ditunjukkan oleh si lelaki, sang bayi dan gadis berambut merah.
Di saat mereka sedang asyik dengan diri mereka masing-masing, sebuah pintu berwarna coklat bertuliskan Honky Tonk Cafe muncul di hadapan keempat orang yang ada di apartemen 6 tatami itu.
Sang lelaki dan gadis berambut merah kaget tapi tidak panik mereka berusaha menelaah apa sebenarnya pintu aneh yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Sang bayi bereaksi datar dan tidak terlihat kaget sama sekali malah ia tampak senang. Sedangkan si gadis berambut pendek kaget, panik, bingung dan tak tahu harus berbuat apa dengan tampang seperti orang idiot yang belum diberi obat dia lalu berteriak keras:
"Mao-san! Pintu aneh apa itu!"
Sasaki Chiho wanita yang suka ikut campur urusan orang lain akhirnya berteriak layaknya orang yang kurang waras.
Author Note: Chiho Bashing tentunya jujur saya tidak terlalu suka dengan karakter seperti dia.