Kyra duduk diruangannya,setelah selesai mengecek laporan tadi..dia tidak ada pekerjaan lagi.
Dia melirik buku yang diberikan Natalie,membuka nya dan melihat beberapa jadwal Presdir.
Ada banyak pertemuan penting di bulan depan,jadwalnya sangat sibuk..fikir Kyra.
"Dia pasti seorang pekerja keras di usia muda" mengingat lagi bagaimana sikap dinginnya tadi,membuat Kyra menghela nafas
20 Agustus..
Kyra melihat jadwal itu di kosongkan,padahal jelas-jelad itu bukan hari libur.
Itu sama dengan tanggal lahirnya,Kyra tersenyum.
Kebetulan sekali fikirnya dalam hati.
"Mungkinkah Presdir merayakan ulang tahunku?" gumamnya dalam hati
Kyra tertawa sendiri memikirkannya.
Tidak lama kemudian dia mendengar telfon di meja nya berdering.
"Hallo,selamat pagi" sapa Kyra pada seseorang disebrang telfon
"Kesini,sekarang" ucap seseorang dengan suara datar disebrang telfon
Itu suara Presdir,Kyra langsung berdiri dan menuju ruangannya.
Sesampainya disana.
"Iya,Pak." ucap Kyra pelan
Pak Law hanya melirik ke berkas yang Kyra bawa tadi.
Tanpa fikir panjang Kyra langsung mengambilnya.
"Kalau begitu,saya permisi dulu Pak" ucapnya masih gugup
"Tunggu" ucap Pak Law mengehentikan langkah Kyra
"Tolong jadwalkan meeting besok sesudah jam makan siang" ucapnya
"Ba..baik Pak" Kyra menjawab
Pak Law mengangguk,dan Kyra pun beranjak pergi.
Baru tadi dia bersikap kasar,ternyata dia masih punya hati untuk mengucapkan kata tolong.
Kyra tersenyum.
Sudah jam pulang,Kyra keluar ruangan.
Dilihatnya Pak Law masih berada diruangan.
Itu terlihat karena ada beberapa dinding yang terbuat dari kaca dan tidak tertutup.
Kyra masuk ke lift,belum lagi lift tertutup.
Tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu lift.
Kyra kaget ketika dilihat nya Pak Law masuk ke dalam lift.
Kyra tersenyum,bingung harus bagaimana menyapa.
Tatapan Pak Law tetap dingin,tanpa tanda senyum.
Dia berdiri melihat jam,seperti tidak menghiraukan keberadaan Kyra.
Tepat saat didepan kantor,Pak Law memasuki mobilnya dan pergi.
Kyra masih menunggu Andrean,ketika di dapatinya Andrean melambaikan tangannya di dalam mobil.
Dia turun lalu membukakan pintu mobilnya.
Di sebuah restoran nampak seorang perempuan tengah duduk,dia melambaikan tangan pada seorang pria yang baru saja melewati pintu masuk.
"Sayang,kamu hampir terlambat" ucapnya dan tersenyum manis
"Maaf" ucap Pria itu padanya
Mereka duduk lalu memesan makanan.
"Sepertinya beberapa hari ini kamu sibuk,apa kamu lelah?" tanya wanita itu
"Tidak" ucapnya datar
Wanita itu sedikit cemberut,lalu melanjutkan.
"Aku tau kamu sibuk,tapi bukankah Andrean sudah pulang..kamu kan bisa menyuruh dia mebantumu mengurus perusahaan" ucap wanita itu
"Dia juga sibuk" ucapnya pelan
"Yah,setidaknya luangkan waktu untukku saat kamu senggang..aku benar-benar merindukanmu" ucapnya dengan manis
Sebagai Presdir disebuah perusahaan wajar saja dia sangat sibuk.
"Tentu" ucap Law
Farah yang tak lain adalah tunangan Presdir Law tersenyum melihat kekasihnya itu.
Walaupun tampak dingin,dia selalu mengiyakan dan bersikap baik pada nya.
Hidangan telah disajikan,mereka segera menyantapnya.
Sampai dirumah Farah.
"Kamu tidak mampir?" tanya Farah
"Tidak" jawab Law
"Baiklah,kamu harus segera pulang" ucap Farah
Law mengangguk,lalu Farah mencium pipi nya.
"Terima kasih untuk malam ini,sayang" bisik nya pelan
Farah beranjak turun dan segera masuk kerumahnya.
Mobil langsung melaju,Law melirik wajahnya di spion depan.
Dia memegang pipinya,lalu mengusapnya.
Mobil memasuki pekarangan saat 2 penjaga membuka gerbang.
Rumah dengan nuansa modern juga halaman luas dan airmancur ditengah halaman.
Law memasuki rumah lalu duduk di sofa.
"Sayang kamu sudah pulang" tanya Bunda nya
Law hanya mengangguk.
"Bagaimana makan malamnya?" tanya nya lagi
"Baik" jawab Law
Bunda nya tersenyum,bukan dia tidak tau kalau Farah baru saja menelfonnya.
Makan malam yang di atur oleh Bunda nya cukup berhasil.
Bagaimana tidak,Law jarang sekali mau diajak keluar oleh Farah.
Tetapi ketika semua diatur oleh Bunda nya,dia segera mnyetujui.
"Mandilah,ini sudah hampir larut" ucap Bunda nya
Law berlalu dan segera naik keatas.
Kamarnya berada dilantai atas.
Dia duduk disofa,dia melirik meja lalu mengambil kunci di saku nya untuk membuka laci itu.
Dia mengambil sebuah bingkai dengan foto.
Dia membawa nya dan berbaring diatas tempat tidur.
Law tersenyum memperhatikan wajah seseorang di foto itu.
"Bagaimana kabarmu" ucapnya pelan
"Kamu benar-benar gadis nakal,kamu tidak menunggu disaat aku menyuruhmu menunggu" ucap Sean seraya menyentuh foto itu dan mengusapnya
"Terima kasih,aku sudah menerima suratmu" ucapnya pelan
Dia mengambil kertas yang disimpan didalam saku nya.
Dia tersenyum,melihat kedua nya.
Jika seseorsng tau,Law yang nampak dingin diluar sana,bisa tersenyum hanya dengan melihat sebuah foto..mereka sudah pasti berfikiran aneh.
Malam itu Kyra duduk menonton tv.
Andrean tidak disana,karena dia langsung pulang ke apartemen sehabis mengantar Kyra.
"Bi,duduk sini" sapa Kyra pada bibi yang kebetulan lewat
"Aduh Non,gak bole atuh" ucap Bi Siti
"Kenapa gak boleh bi,sini temenin Lia nonton" ajak Kyra lagi
Bi Siti langsung duduk,tapi dia duduk di lantai dekat Kyra.
"Loh bi,ngapain disitu..sini duduk di kursi" ucap Kyra lagi seraya memegang tangan bibi
Bi Siti merasa tidak enak,sedikit canggung dia langsung duduk di samping Kyra.
Kyra melihatnya lalu tersenyum.
"Bibi dah lama kerja disini?" tanya nya
"Udah lama Non,Bibi mah kerja disini semenjak tuan dan nyonya beli rumah ini" jawab bibi
"Lama sekali bi" ucap Kyra
"Berarti bibi tau dimana orangtua Andrean sekarang?" lanjut Kyra bertanya
Bi Siti lalu terdiam.
Belum merespon apapun,Kyra yang memperhatikan wajah Bi Siti pun bingung.
"Bi?" panggil Kyrs lagi
"Itu Non,Bibi gak enak kalo mau cerita'in masalah ini" jawab Bi Siti ragu
Kyra mengernyitkan dahi melihat Bi Siti.
"Emangnya ada ap Bi?" tanya Kyrs lagi perlahan
"Tuan dan Nyonya udah gak ada neng" jawab Bi Siti sedikit sedih
Kyra masih bingung,mendengar pernyataan Bi Siti.
Apa yang dimaksud dengan tidak ada?
"Maksud bibi?" Kyra menatap muka Bi Siti
Bi Siti tidak bisa menghindar lagi dari tatapan Kyra.
"Tuan dan Nyonya meninggal 6tahun yang lalu." jawab Bi Siti
"Itu karena kecelakaan,pas Tuan dan Nyonya mau liburan ma Tuan Andrean" lanjut bibi
Kyra terdiam sesaat,dia tidak menyangka yang sebenarnya terjadi pada Andrean.
Dia kehilangan orangtua nya dalam kecelakaan.
"Tapi jangan bilang sama tuan Andrean ya,non..kalo Bibi yang cerita" pinta Bibi
"Kenap Bi?" tanya Kyra
"Tuan gak pernah mau ada orang yang bahas kejadian itu" jawab Bibi sedikit khawatir
"Mungkin karena Tuan melihat kejadiannya langsung non" lanjut Bi Siti
Kyra menghela nafas,berfikir bagaimana yang dilalui Andrean sendirian selama bertahun-tahun.
Tapi dia nampak biasa,seolah tidak ada beban di wajahnya.
Bahkan dia tidak menceritakan kepada Kyra.
Mengingat Kyra yang bahkan tidak menyebutkan nama depannya,Kyra sadar..mungkin ada saatnya seseorang baru bisa menerima dan mempercayai orang yang baru mereka kenal,begitu pun Andrean terhadapnya.
"Iya,bi..aku gak bakal bilang ke Andrean" ucap Kyra tersenyum pada Bibi