Tiga hari berlalu dan selama tiga hari Jnas dan Elif berada di rumah keluarga Jnas dari ibunya Yordania rumah Tuan Huseyin. Besok meraka akan kembali ke Negara Iraq, semua orang sedih terutama nyonya Maryam dengan kepulangan Jnas dan istrinya besok.
" Kak Elif jangan pulang besok bersama kak Jnas ya, tinggalah di sini kak bersama Sarjan" ucap bocah kecil itu di samping Elif.
Elif mengusap kepala Serjan dengan kasih sayang " kakak harus pulang sayang, kak Jnas memiliki tugas yang sangat banyak di Iraq, suatu hari nanti kakak akan kembali lagi kesini " ucap elif lembut.
" Tugas apa kak ?" tanya Sarjan kepada Elif
" kak Jnas seorang Tentara Sarjan ! tentu tugas di negaranya dan kamu masih kecil dan tidak akan mengerti " jawab Noura dengan pertanyaan Sarjan adiknya.
" Apakah kak Jnas seorang Tentara ?" tanya sarjan menoleh ke arah elif.
" iya sayang dia seorang tentara, jadi kami harus pulang kak Jnas harus melindungi negaranya " jawab elif
" wah hebat, Kak Jnas apakah kamu memiliki sebuah pistol ?"
" iya dong, kakak memiliki banyak pistol, memang kenapa ?" jawab jnas
" waah keren, jika aku sudah besar aku juga mau jadi tentara seperti kak jnas " ucap sarjan sambil berdiri bergaya layaknya seorang prajurit.
ocehan Sarjan telah membuat Semua Orang tertawa dengan tingkah lucu Sarjan.
***
Dengan berat hati elif masuk ke dalam pesawat yang akan membawa mereka kembali ke negara Iraq
Elif menatap kota Yordania dari jendela pesawat yang ia tumpangi.
" sayang apa kamu menyukai waktu kita di rumah nenek " tanya Jnas sambil menggenggam tangan Elif.
" yah aku sangat menyukainya dan rasanya berat sekali harus jauh dari Sarjan dan yang lainnya, dia anak yang sangat lucu dan menggemaskan dan seluruh Keluarga mu sangat baik dan saat ini Mereka telah membuat aku merindukannya " ucap Elif sambil menatap ke arah jendela pesawat.
Jnas mencium tangan Elif lalu maraba perut rata Elif lembut.
" Suatu hari nanti bayi kita akan tumbuh di sini sayang, jangan sedih kita akan mempunyai anak kita sendiri " ucap Jnas sambil mengusap perut Elif yang di angguki oleh Elif.
Perjalanan Jnas dan Elif sudah berlalu tiga jam. Elif sudah lebih dulu tertidur karena terlalu lelah di kursi penumpang, ia sangat lelah sehabis bermain main dengan si kecil Sarjan sebelum kepulangan mereka tadi.
di tempat duduknya Elif terlihat lelah, Jnas mengusap pipi Elif dan membetulkan rambutnya yang jatuh di matanya lalu mencium pipi Elif lembut.
Jnas berinisiatif untuk mengabadikan Elif saat tertidur.
Jnas mengambil ponselnya di saku celana. menekan aplilasi kamera dan memfoto Elif.
Cekreek !!
Jnas mengembangkan senyumnya saat mengambil foto Elif secara diam diam, Jnas terus memandangi wajah polos Elif saat tertidur dalam hasil jepretannya.
***
Elif mengerjapkan matanya secara perlahan, mencoba tersadar dari alam mimpi. Namun ada yang aneh, Elif merasa sesuatu melingkar di pinggangnya.
Elif perlahan membalikkan badannya. Tampa di duga Jnas tengah tertidur di sebelahnya, dengan memeluk Elif begitu erat.
Tunggu... Elif merasa ia tertidur di kursi mobil, saat mereka sampai di bandara mosul, ia langsung melanjutkan tidurnya saat di mobil Yunus menjemput mereka, Elif masih merasa sangat mengantuk jadi ia langsung melanjutkan Tidurnya di dalam mobil. Tapi, .... Ah pasti ini perbuatan Jnas, saat ini ia sudah berada di kasur kamarnya, jnas sengaja tidak membangunkannya setelah sampai di rumah, aduuuh apa kata Orang-orang rumah dia tidur seperti kerbau.
Elif berusaha melepaskan pelukan tangan Jnas di pinggangnya, namun Jnas tak mau melepaskannya malah mempererat pelukannya.
" Ssssst... please Elif jangan bergerak, biarkan aku memelukmu, aku masih lelah dan mengantuk " bisik Jnas di telinga Elif.
Akhirnya Elif mengalah, ia membiarkan posisi mereka tetap seperti itu. Jnas memeluk posesif Elif di tempat tidur.
" Terima kasih sayang " bisik jnas
elif hanya mengangguk samar dan mencium pipi jnas .
" dan selamat malam untuk mu " jawab Elif singkat.
***
Jnas terbangun saat kulit pipinya di elus lembut oleh seseorang. setelah kesadarannya mulai pulih, tampa membuka mata ia sudah tahu siapa yang melakukannya.
" Ennnghh... " erang Jnas lalu menarik lengan elif untuk tertidur di sisinya kembali.
" ih Jnas... jangan di tarik, aku suka melihat wajah mu saat tertidur " kata Eliif yang membuat Jnas terusik hingga akhirnya membuka matanya. Wajah Jnas yang hanya yang berjarak beberapa senti darinya membuat Elif memundurkan tubuhnya tapi Jnas malah menariknya mendekat.
" Pagi sayang " sapa Jnas dengan senyum menawannya. sebelah tangannya berganti mengusap pipi Elif yang sedang memandangi dirinya.
" Kamu tuh aneh, saat aku menyuruhmu terus tidur kamu terbangun, saat aku menyuruh mu bangun kamu malah tidur " protes Elif.
Jnas tertawa mendengar itu, " Aku suka menggoda mu Elif "
" Baiklah karena kamu sudah bangun maka bangunlah mandi dan kita turun ke bawah " ucap Elif sewot.
" Aku ingin kamu yang mandiin aku, boleh ya ?" goda Jnas.
Elif mendengus mendengar pertanyaan itu. ia lalu memilih untuk beranjak dari tempat tidur untuk menghindari godaan Jnas. tiba-tiba tangannya tangannya di tarik dan ia terjatuh kembali ke kasur, lalu ia merasakan sesuatu yang lembut menempel di bibirnya.
Jnas menciumnya!
" Jnas ayolah kita segera turun, orang rumah menunggu kita di bawah " kata Elif sambil berusaha melepaskan dirinya dari dekapan Jnas.
" tidak ada orang di rumah ini sekarang, semuanya keluar tadi malam saat kau tidur sayang "
" Haahh kemana mereka ?"
" Elif kamu terlalu cerewet diamlah dan nikmati ini, tadi malam kamu sangat terlelap jadi aku akan melakukannya sekarang aku sudah tidak tahan lagi dan tidak bisa menundanya" ucap jnas lalu mencium kembali bibir elif
***
Jnas terbangun tampa Elif di sisinya, tangannya meraba-raba mencari Elif tetapi telapak tangannya merasakan tempat tidur yang kosong. Dengan mata menyipit karena tirai di sisi tempat tidur sudah terbuka. Jnas berusaha duduk dan melihat ke sampingnya.
Elif tidak ada, tetapi yang terjadi tadi pagi adalah nyata, karena Jnas masih merasakannya dan tubuhnya masih polos tampa sehelai brnang pun.
Jnas berjalan ke luar kamar untuk mencari Elif.
sebelum membuka pintuk kamarnya Jnas kembali lagi untuk memakai pakainnya, segera setelah memakainya Jnas segera keluar dan mencium aroma masakan yang lezat sudah masuk ke indra penciumannya.
Jnas merasakan betapa indahnya menikah. Hal itu membuat jantung Jnas berdegup kencang dan darahnya berdesir. ia tidak pernah tahu menikah dengan orang yang sangat ia cintai begitu bahagianya seperti ini.
Melihat elif yang menata masakan di atas meja makan membuat senyum di bibir Jnas mengembang. Dengan perlahan ia mendekati istrinya elif yang sedang membelakangi dirinya. " Morning wifey !" seru Jnas lalu mengecup pipi Elif.
Sesuai dugaan Jnas, Elif terkejut dan hampir melemparkan piring yang ada di tangannya, dan hal itu membuat Jnas tertawa sedangkan Elif melotot Kesal ke arah Jnas " Kalau piringnya jatuh dan pecah bagaimana ?"
" Tinggal aku beli piring yang baru dengan bertulisan Wife and Husband di setiap piring, romantiskan sayang !" Jawab Jnas. Elif meletakkan piringnya yang ada di tangannya dan bersedekap menatap jengkel ke arah arah Jnas.
" Oh jadi kamu makan pake piring khusus kamu sendiri dan tidak mau makan piring bekas aku gitu ?"
Mendengar itu senyum jail Jnas langsung hilang.
" Eh bukan itu maksud aku baby " bujuk Jnas sambil memegang kedua tangan Elif.
" Sudahlah itu maksud kamu kok " ucap Elif tak mau berhenti.
" Elif kok ngambek ? Aku nggak jijik sama kamu ini buktinya. " kata Jnas lalu langsung mendekatkan tubuhnya dan mencium bibir Elif. tak sampai di situ ia juga melumat bibir Elif sangat lama menggit pelan bibir elif agar membuka mulutnya lalu mamasukkan lidahnya.
Elif mendorong dada Jnas karena ia hampir kehabisan nafas. Seolah mengerti Jnas langsung melepaskan ciumannya menarik tubuhnya dari Elif dan tersenyum jail menatap Elif. " Giamana udah percaya kan ?"
Wajah Elif memerah " ih apaan sih, giamana kalau ada orang yang lihat kita, lagian aku juga bercanda kok " seru Elif lalu berbalik.
" tenang saja semua orang rumah akan kembali nanti sore, tidak ada yang akan lihat kita " ucap Jnas
" iya tetap saja kamu bikin aku malu " ucap Elif
Jnas hanya terkekeh dengan sikap pemalu Elif, meski mereka sudah menikah hampir lebih dua bulan tapi elif masih bersikap malu terhadap dirinya, lalu ia menarik kursi untuk Elif. Setelah itu ia langsung duduk di samping Elif sambil tersenyum jail.
" Awas ya... kamu ngeselin tau nggak sih " cibir Elif dan Jnas tertawa mendengarnya sambil mencubit hidung mungil elif.
Jnas menatap makanan yang ada di atas meja.
hanya sebuah omelet, telur dadar dan nasi goreng khas indonesia. tapi dia sudah senang dengan hal itu walaupun kenyataannya saat ini sudah siang hari dan ia biasanya makan lebih dari ini. Tapi cinta bisa membuat rasa lapar di gantikan dengan rasa bahagia.