"Kau mau mengajak calon istri saya ke mana, Meena?" suara Thomas terdengar dingin. Wajahnya tegang menandakan emosi yang bergemuruh di dadanya. 'Sialan, pria itu masih saja berhubungan dengan Charlotte'. Umpatnya dalam hati.
"Ah..oh.. Thomas, apa kabar? Kau jangan salah paham dulu. Aku hanya menyapa Charlotte." Meena mengelak. Meskipun dia juga terkejut. Itu berarti kencannya dengan Charlotte harus batal malam ini. Tapi dia sangat merindukan kekasihnya itu, dia harus bertemu dengan Charlotte apa pun rintangannya.
"Apa kau berencana mengganggu hubungan kami, hah..!! Kau sekarang tidak ada hak untuk menggangu Charlotte." Sergah Thomas kesal.
"Thomas, kau jangan kejam terhadapku. Apa kau lupa kalau aku adalah sahabat Charlotte bahkan jauh sebelum dia mengenalmu. Jadi kau jangan membatasi tunanganmu untuk bertemu denganku. Atau dia akan lari meninggalkanmu." Ucapan Meena tak pelak membuat emosi Thomas semakin menjadi.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com