Saat perilaku tak sejalan dengan kenyataan yang ada, pihak lain mencoba mengacaukan segalanya. Crystal si Raja balap yang di juluki Queen Scorpion bertemu dengan Steven Dark King dan menghantarkannya pada sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang menyakitkan dan sesuatu yang mendebarkan dada. apakah itu?
"cryyyyys..!!!!!" teriak seorang wanita paruh baya dengan emosinya yang sudah berada di ubun-ubun.
"sabar Eli, jangan dikerasi anak itu nanti ngelunjak jika kamu lawan" ujar seorang pria paruh baya dengan suara lembut untuk menenangkan istrinya dan menuntunnya menuju sofa ruang tengah.
"gimana bisa sabar raf?, anak itu bikin ulah lagi, itu anak dikasih hati malah tambah jadi kelakuan nya, dia harus ditegaskan raf. " ucap Eli yang adalah ibu dari crystal, ia mengurut keningnya.
Flashback
"crys!, crys!, crys!!" sorak sorai penonton terdengar di sekitar gedung, terlihat beberapa motor telah bersiap. Sang wanita nan seksi berjalan di depan beberapa motor yang telah bersiap, dengan mengangkat sapu tangannya.
"are you ready!" ucap sang wanita
Para pembalap telah siap dengan terdengarnya raungan gas motornya. Wanita itu melambai-lambaikan sapu tangan di udara dan mengayunnya turun "goooo!!"
Beberapa motor melaju dengan cepat saling mendahului, mereka menaikan kecepatan diatas rata-rata melalui jalan yang berkelok-kelok.
***
"Raff..." ujar seorang wanita memasuki ruang kerja suaminya. Sang suami mendongakkan kepalanya mengalihkan perhatian dari berkas-berkas yang dipegangnya.
"anak kamu itu ikut balap liar lagi!!" ucapnya frustasi.
" biarkan saja Eli itu maunya, dia anak perempuan kita satu-satunya" ujar rafa yang terlalu sayang pada anaknya.
"Apa sih yang ada di otak kamu Raf?, Anak kamu balap liar!! ,BALAP LIAR!!! Dan dia itu anak gadis, justru dia anak kita satu-satunya, harusnya kita jaga bukannya keluyuran kayak anak cowok!!!" Teriak Eli marah.
"aku tidak tau Eli.. " Rafa menghela nafasnya gusar
"itu karena aku sangat menyayanginya" sambung Rafa.
"maka dari itu Raf kita harus bertindak tegas padanya"
"terserah padamu eli,kau tentu tau yang terbaik" ujar Rafa pasrah dan berjalan mendekati istrinya lalu memeluknya.
Selalu berakhir seperti ini jika mereka membicarakan Crystal pasti akan berakhir dengan perdebatan yang tak penting, tapi tekad Eli sang ibu untuk merubah anaknya sudah bulat. Orang tua mana yang mau melihat anaknya berandalan seperti preman sedangkan anaknya itu seorang gadis.
***
Terlihat beberapa motor melaju dengan cepat mendekati garis 'finish', motor besar dengan warna merah-putih berada paling depan, wanita nan sexy melambai lambaikan sapu tangannya pertanda Finish.
Decitan ban motor menggema memekikkan telinga yang disambut dengan suara sorakan para penonton. Pengendara motor besar berwarna merah-putih yang kini menjadi sang juara membuka pelindung kepalanya.
"gimana?, perjanjian tetap perjanjian, besok lo balikin apa yang udah lo ambil dengan cara curang!!!" ucapnya sambil menyeringai, siapa yang tidak kenal dengannya?, namanya adalah Crystal bos dari geng motor yang ditakuti seantero Jakarta.
"Bitch!". umpat cowok itu yang kini telah kalah, ia merasa tidak rela dikalahkan oleh seorang gadis kecil.
"Apa lo bilang, hah??!!" Crystal menarik kerah baju cowok yang mengumpat pada dirinya.
Para penonton yang tadinya riuh kini mereka terdiam karena Crystal menunjukkan amarahnya, dan mereka tahu akan seperti apa akhirnya.
"LO!! BITCH!!, sono lo ganti kelamin" ucap cowok itu tanpa takut.
"Bangsaatt!!!"umpat Crystal penuh amarah.
Bugh!
Bugh!
Crystal melayangkan tinjunya dua kali pada cowok itu, dan penonton tak ada yang berani melerai jika Crystal sedang marah.
Bunyi sirine polisi terdengar dari kejauhan semua orang yang berada di sana lari pontang panting, sedangkan Crystal dan cowok tadi masih sibuk saling pukul satu sama lain hingga salah satu polisi melerai mereka berdua dengan tembakan di udara, tentunya polisi sudah tahu siapa Crystal mereka tak mau mengambil resiko alih-alih mereka yang masuk 'Rumah sakit'. Akhirnya Crystal dan cowok itu dibawa ke kantor polisi untuk ditanyai.
Eli dan Rafa selaku orang tua Crystal pusing dibuatnya, baru saja Crystal seminggu yang lalu berhubungan dengan polisi kali ini ia berulah lg, cukup sudah kesabaran Eli, ia tak tahan melihat anaknya yang semakin brutal.
*Flashback of
"Crystal Audeva!! Mau kemana kamu?!" Bentak Eli sang ibu pada Crystal yang hendak menuju kamarnya setelah pulang dari kantor polisi.
"apa sih ma?! Aku capek mau tidur" jawabnya sedikit ketus lalu berjalan menaiki tangga ke kamarnya yang berada di lantai dua tanpa menghiraukan panggilan ibunya.
*Crystal POV
Aku memasuki kamarku dan membanting pintu, aku tau aku sudah menjadi anak durhaka sekarang, yang selalu membentak dan mengacuhkan orang tuaku sendiri tapi aku punya alasan untuk semua itu, Maaf untuk mama dan juga papa yang selalu memberikan aku yang terbaik meskipun aku membalasnya dengan buruk.
***
Seorang gadis duduk di antara dua orang paruh baya yang menjadi orang tuanya, gadis tersebut sedang di introgasi bak penjahat yang tertangkap basah melakukan kesalahannya.
"Apa ini?" ujar seorang pria paruh baya membanting kertas di hadapan putrinya.
"surat panggilan orang tua Ayah, masa ayah gak tau." kata Eliza acuh sambil bersedekap dada.
"Berapa kali kamu berbuat ulah di kampus kamu Eliza? Ayah udah gak tahan dengan sikap kamu!!" tunjuknya pada Eliza.
"Ayah! bukan aku yang memulai tapi mereka!! aku hanya membela diriku." Eliza membela untuk dirinya.
"tapi ini sudah keterlaluan!, orang yang kamu pukuli itu masuk UGD El!!" Bentak Ayahnya. Eliza menulikan telinganya.
"Mulai hari ini semua fasilitas kamu ayah cabut!! termasuk Kartu Kredit" katanya, lalu menadahkan tangannya
"Ayah.."Ucapnya parau, Eliza masih memandang ayahnya dengan tak percaya tetapi ayahnya hanya diam.
"OK! FINE! Ayah menang" ada nada kecewa di dalamnya, tapi tetap mengeluarkan beberapa kartu dari dalam dompetnya.
Ayahnya hanya membuang mukanya dan menghela nafasnya, ada sedikit rasa tak tega di dalam hatinya.
"ikuti kata ayahmu sayang!" ucap ibunya lembut yang hanya diam sedari tadi menyaksikan perdebatan antara Ayah dan anak itu. Eliza hanya melirik ibunya enggan untuk membalas.
"Ayah tau..."
"Aku benar-benar kecewa dengan ayah, ayah tidak pernah menyayangiku, ayah hanya punya satu anak dan ayah selalu membanggakan dia, tapi AKU!aku hanya anak yang selalu terlihat buruk dimata ayah Ak" ucapan Elisa terpotong.
PLAK!!!
Sebuah tamparan keras dari tangan kokoh yang sudah mulai mengkerut. "Benn.." teriak Ibu Eliza yang melihat perlakuan suaminya.
"see!" ucap Eliza tertahan atas perlakuan ayahnya. Eliza menatap ayahnya tak percaya sambil tersenyum masam.
Beni sang ayah hanya terdiam menatap tangannya yang terkepal setelah dipakai untuk menampar anaknya, emosi yang ditahannya sudah tidak bisa di kontrol.
"El.." Ibunya mendekat memegang pipi Kiri Eliza yang terlihat memerah. Eliza melepas usapan lembut di pipinya dan melenggang pergi meninggalkan kedua orang tuanya.
*Eliza POV
Malang kan nasibku, semua fasilitas yang aku punya, mobil, serta kartu kredit yang aku punya sudah disita oleh 'Orang itu'. Mengapa aku menyebutnya orang itu? karena aku memang tak pantas menyebutnya sebagai 'Ayah' bukan karena tidak 'SUDI' tapi benar-benar tidak pantas, sudah berapa banyak aku mengecewakan ayah? jawabannya 'sering'. Aku punya alasan sendiri kenapa aku selalu tidak sejalan dengan perkataannya. Ayah aku sayang padamu tapi kau menghancurkan rasa sayang itu dan kau menumbuhkan benih kekecewaan di dalamnya.
"huft, Aku harus mengungsi lagi ke Apartemennya dia, ckckck maaf ya sista, aku merepotkanmu lagi" gumamku sambil memegang foto yang tertempel di dinding. Eliza mengeluarkan Iphone nya dan menelpon seseorang.
"Hey sist, gue bakal mengungsi di tempat elo, jemput gue sekarang!!"
***
"gak usah!! gue bisa sendiri!" ucapnya ketus sambil menepis tangan suster yang ingin mengobati luka lebam yang ada di seluruh tubuh dan wajahnya.
Cklek...
Pintu ruangan itu terbuka menampilkan sosok pria yang tegas terlihat dari rahangnya yang mengeras dan tangan terkepal menampilkan buku-buku jarinya yang memutih, sambil menatap lurus, yang ditatap hanya acuh ia sudah terbiasa dengan tatapan yang seperti itu.
"Khmm.." pria paruh baya itu berdehem, membuat suster yang mengobati menoleh.
"sus..bisa tinggalkan kami berdua?"ucapnya lagi.
"baik..." suster itupun menundukkan sedikit kepalanya dan pergi meninggalkan ruangan itu.
"Apa yang anda lakukan di sini?" tanya Calysta yang sedang duduk di ranjang pasien.
"saya diutus oleh tuan untuk menjemput anda Nona" ucap pria paruh baya itu sambil menunduk.
"hahaha..."Calysta tertawa hambar
"apa yang anda tertawakan Nona?" tanya pria itu bingung mengerutkan keningnya.
"katakan pada tuanmu itu untuk tak usah peduli denganku lagi, karena ia memang tidak pernah peduli." ucap Calysta tajam.
"tapi Nona tuan menyuruh anda pulang kerumah, dan" "stop ROBERT!! aku tau tapi aku tetap tak akan pulang ke rumah itu lagi" ucap Calysta final. Calysta pergi meninggalkan ruangan beserta pria tua itu di dalamnya.
Calysta mengangkat telpon dari seseorang, setelah menerimanya ia hanya mendengus kesal.
***
TBC...