webnovel

Tertular

Suasana langsung berubah jadi hening. Tata merasa dia salah memilih kalimat untuk dikeluarkan dari mulutnya. Tapi Tata memang sangat penasaran, mengapa kedua saudaranya melarang Ruslan untuk ikut pergi? Mungkin jika dia meminta izin dari ibunya, dia diperbolehkan ikut pergi dengan dua saudaranya.

"Kalo kamu ikut, ntar si Ruslan minta ikut juga. Abang kamu ntar repot." Kata Ibu Tata.

"Repot apanya sih?" Tanya Tata.

"Dia kan badung Ta." Jawab Ibu Tata.

"Tapi dia nurut kok sama Tata."

"Dia nurutnya sama Tata doang." Sahut Ibu Tata.

Tata dan Ibunya langsung memakan makanan yang baru matang tadi. Mereka makan di ruang tamu sambil menonton ftv. Walau rasa masakan Ibunya tidak terlalu enak, Tata tetap memakannya. Dari pada dia mati kelaparan lebih baik dia makan saja makanannya. Ibunya tidak pernah mau meningkatkan rasa masakannya, karena Ibunya adalah wanita pemalas.

"Oh iya Tata, kamu jangan sering main ke rumah Ruslan ya." Kata Ibu Tata.

"Emang kenapa?" Tanya Tata.

"Mereka sekeluarga penyakitan tau. Nanti kamu ketularan." Jawab Ibu Tata.

"Tapi kasian Ruslan gak punya temen." Sahut Tata.

"Lagian kamu tuh harusnya main sama anak cewek." Jawab Ibu Tata.

"Emangnya kenapa kalo main sama cowok?" Tanya Tata.

Ibu Tata hanya terdiam. Tata merasa ada sesuatu yang salah dengan ucapan Ibunya, tapi Tata tidak tau yang mana yang salah dan mana yang benar. Dia hanya bisa merasakan ketidak nyamanan di dalam dirinya ketika seseorang berucap hal yang aneh. Tata tidak bisa mengungkapakan rasa apa yang ada di dalam dirinya. Rasa apa ini sebenarnya?

Hari mulai sore, Tata mendengar suara orang sedang mengobrol di belakang rumahnya. Tidak salah lagi suara itu adalah milik para saudara laki-lakinya. Terlihat empat sosok laki-laki sedang berdiri membuat suatu lingkaran seperti sedang asyik memperhatikan sesuatu. Karena penasaran, Tata langsung ikut menyempil ke lingkaran itu.

"Liatin apaan sih?" Tanya Tata.

"Nih liat nih." Kata Akbar sambil menyodorkan seekor kadal di tangannya.

"Itu kadal?" Tanya Tata.

"Iya." Sahut Fakri yang masih memakai seragam SMAnya.

"Mau coba pegang gak?" Tanya Randal.

"Hmmm..... Mau deh." Jawab Tata dengan ragu.

"Nih, pelan-pelan." Kata Randal sambil menyodorkan kadal dari tangannya.

"Awas ntar digigit lho." Sahut Fakri.

"Iya lho ntar berdarah." Tambah Farhan yang masih memakai seragam SMAnya.

"Iiihhh..... Jangan nakutin dong!" Teriak Tata.

"yang bener megangnya. Awas aja kalo lepas." Sahut Akbar.

"Iya, bawel ih." Jawab Tata.

Tata mengambil kadal dari tangan Randal dengan perlahan. Tata dapat merasakan berbagai sensasi di tangannya. Mulai dari geli, takut dan jijik. Setelah puas memegang Tata langsung mengembalikanikan kadal itu ke Randal. Akbar dan Randal langsung memasukan kadal mereka ke dalam botol plastik yang berisi sehelai daun.

"Kadal makannya apa bang?" Tanya Tata.

"Kasih aja laler. Ntar juga dimakan." Jawab Randal.

"Gak baik lho ngurung binatang." Sahut Fakri.

"Iye, ntar juga dilepasin." Sahut akbar.

ตอนถัดไป