"Ahhh maaf kau salah orang .. Aku tidak duduk di bangku SMP aku tinggal di rumah yatim piatu. Aku berasal dari Beijing." Sambung Ji Eun dengan ramah.
"Ahhhh maafkan saya. Saya tau kamu adalah Ji Eun dan suamimu dalam acara Got Married. Namun aku kira kau berganti nama. Wajahmu terlalu mirip dengan kawanku yang hilang. Aku kira kau datang karena kau adalah mantan Hauw Hauw. Kami semua dulu kawan satu sekolah." jawab gadis itu bingung dan merasa bersalah.
"Mungkin kau salah orang. Istriku bertemu denganku saat kami masih muda. Jelas tidak mungkin. Kami permisi" Jawab Jimmy sebelum cepat cepat meninggalkan kantor polisi.
Sepanjang jalan hanya ada keheningan. Ji Eun memang lupa ingatan saat di titipkan di panti asuhan. Namun, dari yang ibu asuhnya katakan dia tak mungkin dari luar kota.
Selain itu, Ji Eun merasa curiga dengan pernyataan Jimmy.
"Apakah itu yang sesungguhnya terjadi?" batin Ji Eun.
Dia benar benar mencium aroma feminim dalam tubuh Jimmy. Bau Jimmy beraroma alami yang berasal dari bunga, seperti bunga lili, sedap malam, dan daun hijau. Itu jelas parfum mahal milik wanita JAR Bolt of Lightning. Jelas bukan parfum yang biasa di pakai Jimmy.
Walaupun bekas tanda kepemilikan di leher Jimmy sudah menghilang saat mereka berciuman tadi. Ji Eun tidak mungkin salah mencium bau parfum.
Ji Eun benar benar di landa kebingungan.
Jimmy hanya fokus menyetir di sisi lain. Wajahnya menampakan pemikiran rumit yang di pikirkannya.
"Mungkin dia curiga padaku karena mendengar nama pria sialan itu." batin Ji Eun
Ji Eun meraih tangan Jimmy yang sedang fokus menyetir.
"Kau akan mengabaikan aku, honey? tanya Ji Eun sungguh sungguh
"Maaf honey. Aku bersalah. Harusnya aku tak mendiamkanmu. Ada apa honey?" memandang Ji Eun dengan lembut.
Pandangan itu yang di sukai Ji Eun. Bersama orang lain Jimmy akan senantiasa ramah. Namun, pandangan tersebut hanya untuk dirinya.
"Tak apa. Aku hanya merindukanmu. Jangan tinggalkan aku." bisik Ji Eun kemudian bergelayut manja di pelukan Jimmy yang sedang menyetir.
"Berbahaya honey." Tegas Jimmy sambil melepaskan pelukan itu.
Jimmy langsung menggenggam tangan Ji Eun seketika melihat Ji Eun cemberut.
"Aku bisa tidak fokus bila kau seperti itu, honey. Kau terlalu menggodaku. Apakah kamu mau posisi di atas sekarang? Hahaha" goda Jimmy
Ji Eun tidak menjawab. Wajahnya hanya bersemu merah mendengar itu. Saat berciuman memang Ji eun selalu di atas.
Namun, jika berlanjut Jimmylah yang akan di atas. Mereka memang sudah lama tinggal bersama.
Dihitung sejak mereka bersama. Mereka membeli rumah mereka bersama sama. Tiada siapa yang mereka miliki. Mereka hanya berdua di dunia ini. Jadi rasa memiliki mereka sangat tinggi. Rumah merekapun menjadi tempat bersejarah hasil keringat mereka sendiri.
Namun, selalu Jimmy yang di atas. Ji Eun terlalu malu untuk posisi itu.
"Apakah kita perlu mencobanya sekarang, honey?" tanya Jimmy menggoda Ji Eun