Memang dasar Lion yang kadang pintarnya kelewatan sampai kepolosannya tidak ketulungan sering membuat Nana heran dan kesal.
Ekspresi Nana sudah tentu memburuk, dia merasa malu yang teramat sangat ketika mendengar Nayla terbatuk, ditambah lagi dengan pertanyaan bodoh Lion. Nana pun sudah bisa menebak apa Yang Nayla fikirkan.
"Kim Lion, sebaiknya kamu diam sekarang! sebelum aku membungkam mulutmu" ucap Nana dengan kesal.
"Oh oky, " ucap Lion dan menutup mulutnya rapat-rapat sambil mengedipkan matanya sebelah dengan senyum yang menggoda.
Nana yang tadinya uring-uringan langsung memerah melihat kedipan ganjen Lion, yang sanggup merobohkan ego dan gengsinya.
'Ohh ... astaaga, tuan singa ini, benar-benar pandai mendinginkan kepalaku yang kepanasan. Jantungku pun seperti berlari maraton dan membuatku susah bernafas ... Ahh ... Lion, kamu membuatku meleleh he he'. Batin Nana seraya memalingkan wajahnya dari Lion sambil senyum-senyum sendiri.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com