webnovel

Ceo Misterius (2)

Nana cemberut. "Aku dapat tugas baru" Nana menatap Yuri penuh arti.

"Yuri aku inikan bekerja di bidang pengembangan dan bukan reporter tapi kenapa aku harus melakukan wawancara?"

Yuri menjepit alisnya. "Bukankah itu bagian dari pengembangan?, untuk menerbitkan sebuah majalah yang berkualitas tinggi perlu di dukung oleh berita-berita yang sedang menarik perhatian masyarakat, jadi kamu perlu mencari tau fakta-fakta menarik itu biar tulisanmu tidak menyinggung orang lain"

"Benarkah?, tapi sekarang fikiranku buntu ini semua gara-gara bebek itu" kata Nana sambil menunduk.

"Kamu punya bebek? " tanya Yuri dengan heran.

Nana mendongak kearah Yuri. "Iya, dan aku harus mengurusnya selama tiga bulan"

"Sejak kapan kamu punya bebek? dan dimana kamu memeliharanya? " Yuri semakin di buat bingung oleh Nana.

Nana bangun dari duduknya sambil menenteng dokumen yang di berikan Joon.

"Itu bebek siluman jadi kamu tidak akan bisa melihatnya, baiklah kalau begitu aku akan segera turun ke lokasi"

"Kali ini perusahaan mana? " tanya Yuri menyelidiki.

Sambil melangkah meninggalkan Yuri Nana berkata. "Game online"

Yuri menjepit alisnya dan menatap kosong kearah Nana yang sedang berjalan menuju pintu keluar,

"Game Online?, jika itu One Shof maka Nana pasti menemukan kesulitan, apa-apaan Joon memberikan tugas ini padanya? "

Merasa tidak terima, Yuri langsung pergi menemui Joon di ruangannya, "Kenapa kamu melakukan ini pada Nana? kenapa kamu tidak mengirimku saja?"

Joon melepas dokumennya dan menatap Yuri tanpa ekspresi, "Duduklah dulu!"

Yuri duduk dengan patuh, "Katakan apa alasanmu!"

"Mmmm.. aku hanya ingin melihat seberapa tangguhnya gadis itu, jika dia bisa berurusan dengan Lion, kenapa tidak kita coba saja di One Shof ? siapa tau dia yang berhasil"Jelas Joon.

"Tapi Nana itu baru di negara ini, saya hanya khawatir padanya, jika ke KI aku masih bisa mentolerin karena aku tau bagaimana Ceo nya, tapi ini One Shof, tidakkah kamu terlalu kejam? " Yuri menatap Joon dengan sinis.

"Biarkan dia belajar jadi jangan ganggu keputusanku, lagi pula dia sudah menerimanya " ucap Joon.

Yuri menarik nafas dalam lalu berdiri dari duduknya. "Entah kenapa aku merasa belakangan ini kita jarang sepaham, baiklah aku akan keluar karena sepertinya percuma bicara denganmu"

Setelah mengatakan itu, Yuri keluar dari ruangan Joon dengan kesal, sedang Joon sudah biasa dengan sikap Yuri jadi dia tidak khawatir.

Joon dan Yuri teman baik sejak di Universitas, Yuri sudah menaruh hati pada Joon tapi dia hanya mampu memendamnya karena tidak mau merusak persahabatan mereka, selain itu Joon terlihat dekat dengan banyak wanita dan itu membuat Yuri ragu untuk membuat pengakuan meskipun sebenarnya Joon juga memiliki perasaan padanya tapi dia tidak menyadari itu karena di dalam hatinya hanya ada cinta buat teman masa SMA nya yang sekarang tinggal di Amerika.

"Nona Nana, ini kunci dan surat-surat motor yang sudah di siapkan bos untuk Nona..!" kata satpam yang sedang berdiri di depan pintu keluar.

"Maksudmu perusahaan menyiapkan ini untukku?" Nana tidak percaya akan mendapat motor untuk menyelesaikan tugas kali ini.

Satpam itu mengangguk, dan segera menyerahkan kunci ke tangan Nana.

Nana mengambil kunci beserta surat-suratnya kemudian dia melihat motor merah sudah terparkir di depan pintu masuk.

"Baik juga tu bos Joon, bagus deh sekarang aku punya kendaraan sendiri jadi aku tidak perlu naik bus lagi" Batin Nana.

Berhubung Nana tidak bisa memakai mobil jadi perusahaan menyiapkan motor khusus untuk Nana sebagai kendaraannya, itu semua atas saran Yuri karena dia tau kalau Nana tidak bisa mengendarai mobil.

Sebelum pergi ke perusahaan yang di tuju, Nana mampir di salah satu Mall terbesar di Korea.

»Mall«

Dia berjalan berkeliling Mall dan membeli beberapa keperluannya, namun dari kejauhan dia melihat sosok tinggi yang tampan dan dingin sedang berjalan menuju kearahnya sambil bercakap-cakap dengan orang di sebelahnya, diikuti oleh beberapa pengawal di belakangnya.

'Ohh tuhan, ternyata benar kata pepatah kalau dunia ini tidak seluas daun kelor?, dan sekarang kenapa aku harus bertemu lagi dengan siluman bebek ini ? anggg... bertemu dia selalu menjadi pertanda buruk bagiku.' Batin Nana.

Segera setelah itu dia bersembunyi di balik toko baju di sampingnya.

"Ya Allah lindungi aku dari siluman itu, dia benar-benar mengerikan". Ucap Nana.

Sesaat kemudian Nana mengintip dari balik kaca, dia melihat kelompok Lion sudah jauh, segera setelah itu dia keluar dari persembunyiannya dan berlari sekencang-kencangnya menuju parkiran.

Di depan gerbang parkiran bawah tanah yang cukup gelap Nana berjalan mengendap-endap takut Lion masih ada di sekitar Mall, tiba-tiba dari arah samping ada orang yang menarik tangannya.

"Aaaaaa..... siapa kamu? " Nana kaget dan memukul-mukul tangan besar yang memegang tangannya.

"Gadis ular kenapa kamu di sini? apa kamu mengikutiku? " tanya Lion dengan sinis.

Mendengar suara itu, Nana jadi merinding dengan pelan dia menoleh kearah Lion, segera setelah itu dia mendorong tubuh Lion.

"Dasar siluman bebek, kamu kira aku sudi mengikutimu, ini tempat umum jadi wajar saja saya ada di sini, nah kamu sendiri ngapain berkeliaran di jam kerja?".

Lion memperbaiki jasnya. "Saya di sini lagi bekerja"

"Haa..haa.. alasanmu tidak masuk akal, kerja apa di Mall? kamu kira aku tidak tau kalau kamu itu Ceo sebuah perusahaan, jadi kamu tidak punya urusan di sini kecuali nampang doang" cibir Nana.

Lion menjepit alisnya dan berkata dengan bangga, "Ini Mall yang ada di bawah perusahaanku"

"Mall sebesar ini? "Nana melirik sekeliling Mall.

Next chapter