webnovel

Ciuman Pertama

Sedang Yuri menyeringai aneh kearah tante dan pamanya, dia tidak habis fikir kenapa kedua orang tua itu tidak bisa merasakan aura permusahan antara Nana dan Lion.

Meskipun begitu, Yuri memilih untuk diam dan segera ke kamarnya tanpa memperdulikan pesta Zera yang masih berlangsung.

Zera tidak mau membuat keributan oleh karena itu dia segera memilih kembali setelah Lion meninggalkan rumahnya.

»Dua Hari Kemudian«

Mentari pagi menyelinap di balik renda kamar megah itu. Seorang gadis yang terbaring selama dua hari di tempat tidur akhirnya membuka matanya.

Nana mengedip-ngedipkan matanya setelah jelas dia langsung melirik ke kiri dan kenan dengan bingung. "Aku dimana? apakah aku ada di surga? apakah ini surga? kalau iya itu artinya aku sudah mati"

Setelah bicara dengan dirinya sendiri Nana langsung mencubit pipinya."Auhh sakit" ringisnya.

'Ah, aku tidak perduli sedang berada dimana, asalkan tidak ada iblis itu aku bisa tenang.' Batin Nana.

Setelah membatin Nana langsung bangun dan duduk. "Ummm hari yang indah dengan wewangian bunga yang bermekaran. Apa aku bilang kalau aku tidur semua pasti kembali dan Lion bukan kakaknya Zera"

Nana tersenyum dengan memutar bola matanya, namun tiba-tiba bola matanya berhenti saat melihat Lion berdiri di depanya. Nana terdiam mematung dengan ekspresi ketakutan.

"Akhirnya kamu bangun juga" ucap Lion sambil mendekat kearah Nana.

Nana langsung melirik di setiap penjuru kamar, dan dia ingat kalau itu adalah salah satu kamar yang ada di rumah Lion. Menyadari itu Nana langsung histeris.

" Aaaaa..... " teriak Nana.

Melihat Nana berteriak, Lion merasa kesal dan bergegas menutup mulut Nana.

"Mmmmmm" Nana berusaha membuka tutup mulutnya. Tapi Lion semakin membungkamnya.

"Jika kamu mau tenang aku akan melepaskannya"

Nana langsung mengangguk, setelah itu Lion langsung melepaskannya. Namun yang tidak Lion tau kalau Nana langsung turun dari ranjang dan mencoba untuk kabur.

Lion tersenyum licik sambil menarik tangan Nana. "Kamu mau kemana? "

"Lepasin aku" Nana mencoba melepaskan genggaman Lion dan berbalik. Namun Lion terlalu kuat sehingga Nana di buat berbalik namun kakinya langsung kesandung dengan kaki sebelahnya sehingga dia menabrak tubuh Lion yang terkejut.

Akhirnya Nana jatuh menindih tubuh Lion. Dan kacaunya bibir Nana malah menempel di bibir Lion.

'Oh astaga, kenapa aku jatuh menindih tubuh Lion? dan juga bibirku kenapa harus menempel di bibir Lion? ya ampun jantungku kenapa berdetak begini'. Batin Nana.

Lion dan Nana mengedip-ngedipkan matanya, mereka bisa merasakan detakan jantung masing-masing. Sesaat kemudian Nana tersadar dan dengan cepat Nanan mencoba untuk bangun, tapi tubuhnya di tarik kembali oleh Lion.

Dengan cepat Lion melumat bibir Nana, sedang Nana benar-benar terkejut melihat Lion mencium bibirnya, ada sensasi yang tak biasa, jantung Nana terpicu lebih cepat lagi secara itu untuk pertama kalinya.

Lion tampak menikmati ciumannya. Sedang Nana mulai meronta-ronta untuk melepaskan diri dari Lion tapi Lion tidak memperdulikan perlawanan Nana.

Nana berulang kali mengedip-ngedipkan matanya yang basah oleh air mata, sekuat tenaga dia menutup bibirnya rapat-rapat.

Meski begitu dia masih bisa merasakan detak jantung Lion yang semakin lama semakin berdetak keras, dia juga merasakan deru nafas hangat Lion, seketika itu dia teringat troma yang pernah di alaminya, dengan segera dia menarik tubuhnya dari tubuh Lion.

"Tolong Lepasin aku !" kata Nana setelah dia berhasil melepas ciuman Lion.

Lion menjepit alisnya dan menatap Nana dengan nakal sambil mempererat pelukannya pada Nana tanpa perduli air mata Nana yang terus mengalir.

"Gadis ular, bukankah kamu menginginkannya?, kamu harusnya bersyukur mendapat kehormatan sebuah pelukan dan ciuman dari seorang Lion, sementara gadis di luar sana sangat lelah memimpi-mimpikannya tapi sayang mereka tidak bisa menyentuhku seujung kuku pun."

Mendengar perkataan Lion, Nana menggunakan seluruh tenaganya untuk melepaskan diri dari pelukan Lion, setelah berhasil lepas Nana menatap tajam ke arah Lion sambil berdiri merapikan pakaiannya.

"Melihat keluargamu begitu memujimu, aku berfikir kamu adalah lelaki yang sempurna, tidak hanya tampan tapi lembut dan penyayang terhadap wanita."

"Namun melihatmu memperlakukanku seperti ini aku ternyata salah, kamu tidak lebih dari sampah dan aku menyesal pernah berfikir kalau kamu itu pangeran tampan yang akan menjadi idolaku, berhentilah menganggap semua wanita itu sama, dan jaga kelakuanmu terhadap wanita jika kamu tidak ingin hal serupa juga terjadi pada Zera "

Lion benar-benar di buat bungkam kali ini dengan perkataan Nana, otaknya menjadi kosong, dia melihat gadis polos di depanya dengan tatapan bersalah, dia mencintai Zera dengan seluruh hidupnya jelas saja dia tidak ingin hal buruk terjadi pada adiknya.

"Kenapa aku merasa bersalah?" Batin Lion.

Lion hanya terdiam mematung melihat Nana meninggalkan kamarnya, gadis itu tidak lagi menatapnya dengan buas, diapun tidak menamparnya atau memukulnya seperti sebelumnya. Tidak pula berteriak di depannya, dia malah menasehatinya dengan suara yang lemah dan tatapanya begitu tulus yang ditemani beberapa bulir air mata.

Nana meninggalkan rumah Lion dengan hati yang bergejolak, matanya memerah, tangannya gemetar, dia berjalan menuju halte dengan susah payah, dan duduk sendiri di bangku halte.

'Ya Allah apa yang sudah Nana lakukan? apakah ini teguran darimu? sehingga aku harus mengalami hal yang sama untuk kedua kalinya'. Batin Nana sambil tergugu di halte yang cukup sepi itu.

Nana menyeka air matanya setelah puas membatin. Setelah itu tatapanya jauh ke masa lalu karena apa yang di lakukan Lion membuatnya teringat teragedi buruk yang pernah dia alami.

Next chapter