Kota-kota kuno yang dihuni oleh para dewa suci dan orang-orang yang diberkati menganggap mereka yang tinggal di luar tembok kota dikutuk. Para kurcaci dengan bentuk-bentuk jongkoknya yang jelek menjadi terpengaruh oleh kutukan tanah dan mengembangkan kebencian yang tak dapat didamaikan dengan rakyat yang menikmati kehidupan yang relatif mudah di dalam tembok kota mereka yang tebal dan kokoh.
Para kurcaci secara keseluruhan hidup secara nomaden karena ketergantungan mereka pada mengikuti kawanan hewan besar untuk mendapatkan makanan.
Jika mereka bermukim di satu tempat, mereka menguras kawanan hewan di sekitarnya atau diinjak-injak oleh ratusan ribu hewan yang berbaris dalam satu arah.
Karena itu suku-suku kerdil berkeliaran tanpa akhir ketika mereka mengikuti kawanan binatang, berburu yang tua, lemah dan lumpuh di samping gerombolan pemangsa.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com