Vivian merasakan pipinya memerah setelah dia menarik diri dari bibirnya. Dia bisa merasakan bibirnya menggeliat, kehangatan yang ditransfer darinya padanya yang menyalakan dan menggerakkan hatinya. Bibirnya lembut dan nyaman, napasnya dingin berbeda dengan suhu. Sebelum dia bisa merenungkan lebih lanjut, dia dibawa kembali ke kenyataan ketika tetesan hujan turun pada dirinya dan dia ketika dia menurunkan payung ketika dia menciumnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com