Mendengar itu Mu Yuchen terenyuh. Dia hanya bisa menatap Shen Wenna dan kemudian mendesah dengan pasrahnya, mengangguk.
Kini dia mengerti sesuatu, seperti kenapa Xi Xiaye selalu memiliki kegigihan yang mampu menarik perhatiannya. Mungkin karena pengaruh sang ibu sebelumnya yang membuat istrinya mampu bersikap dingin dan tak acuh. Warisan yang turun temurun, rupanya.
Memikirkannya, Xi Xiaye pernah berkata sekali bahwa meski jika ibunya bercerai dengan sang ayah dalam situasi seperti itu, Shen Wenna tidak pernah mengajarkan anaknya untuk membalas keluarga Xi. Dia tidak pernah menjadi pengaruh buruk bagi orang-orang hanya karena kepahitan yang dirasakannya.
Shen Wenna telah menjadi panutan bagi orang-orang. Tak diragukan lagi, dia begitu pengertian, bijak, dan seorang ibu yang baik hati.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com