webnovel

Calon Menantu

"andre" meri terus saja menyebut nama itu dalam keadaannya yang sudah setengah sadar.

Jackob yang mendengar nama pria lain keluar dari bibir wanita itu menjadi geram. Dia menindih tubuh meri kemudian menampar meri seperti akan membunuhnya. Saat melihat darah keluar dari sudut bibir meri, jackob menyekanya. Kemudian melumat bibir gadis itu. Saat bibirnya terlepas meri kembali memanggil nama andre, bahkan berteriak memanggilnya.

Jackob semakin tidak sabar dan mulai membalik tubuh meri untuk menarik rest dress wanita itu. Tapi baru setengah rest itu terbuka sebuah tangan kekar menariknya menjauh dari tubuh meri. Terjadi perkelahian sengit di antara mereka. Setelah puas memukuli jackob yang sekarang sudah tak sadarkan diri, barulah andre melihat keadaan meri.

Meri yang melihat andre memeluknya dengan erat kemudian mulai menciumnya dengan penuh gairah.

"meri sadarlah" andre memeluk meri yang sudah tak sadarkan diri.

Andre menggendong meri keluar dari kamar itu, namun sebelum keluar dia menendang keras jackob di bagian vitalnya. Dia benar-benar marah melihat kondisi wanitanya bahkan lebih buruk dari pelacur jalanan. Dia tadinya berharap menemukan meri tanpa luka walau dengan kondisi sudah ternodai baginya tak jadi masalah.

Andre membawa meri ke rumah sakit terdekat. Di perjalanan, andre menelfon ibu meri namun tak ingin bicara dengannya. Dia ingin berbicara dengan ayah atau saudara meri. Ayah meri yang menerima telfon itu.

📞"halo om, saya andre"

📞"iya nak andre, apa ada informasi tentang meri"

📞"meri sudah ada bersama saya om. Sekarang saya sedang di jalan menuju ke rumah sakit. Saya belum tahu seberapa buruk keadaannya, tapi yang pasti dia masih hidup"

📞"kirimkan alamat rumah sakitnya, kami akan menyusul"

📞"oh ya om, kirimkan polisi untuk menjemput jackob di villanya di daerah perbukitan sebelah selatan kota"

📞"baiklah. Terima kasih nak andre"

📞"sama-sama om" andre menutup telfonnya dan menyetir dengan satu tangan sedangkan tangan yang lain menggenggam erat tangan meri.

"entah apa yang sudah dilakukannya kepadamu, aku tidak akan menanyakan apapun. Melihatmu masih hidup setidaknya jauh lebih baik dari pada melihatmu tak bernyawa karena mempertahankan kehormatan mu" andre mengecup punggung tangan meri dengan lembut, tak terasa bulir bening mengalir di sudut matanya.

Saat tiba di rumah sakit, andre membuka jas nya kemudian menutup bagian dada meri. Andre menggendong meri ke ICU walaupun perawat berusaha menawarkan bantuan, andre tetap bersikeras mengantar meri ke ruang ICU dengan tangannya sendiri.

Andre menunggu diluar dengan cemas, tak lupa dia mengirim alamat rumah sakit tempat meri di rawat. Tak berselang lama, mobil-mobil mewah memasuki area parkir rumah sakit. Ayah meri yang lebih dulu menemui andre. Selain karena dia mengetahui meri berada di ICU, ayah meri juga beberapa kali melihat andre di Los Angeles jadi dia dengan mudah mengenalinya.

"bagaimana keadaan meri?" tanya ayah meri dengan raut wajah penuh kecemasan.

"belum tahu om, sementara diperiksa oleh dokter" andre mencoba menenangkan ibu meri yang terus menangis dengan memegang tangannya dan memberi tatapan tenang seakan mengatakan meri akan baik-baik saja.

Tak lama kemudian rido dan randy ikut bergabung bersama mereka. Rido menanyakan hal yang sama seperti yang di tanyakan ayah meri saat baru tiba.

"meri masih diperiksa, saya minta maaf karena terlambat mengetahui berita hilangnya meri" andre tertunduk penuh penyesalan. Jika yang dihadapannya sekarang ini adalah ibunya, mungkin dia sudah menangis saat ini.

"kami yang salah karena lalai menjaganya, terima kasih sudah berusaha keras menemukan meri" ayah meri memeluk andre sebagai bentuk terimakasih nya yang tak bisa dia nilai sebesar apa.

Setelah menunggu selama 30 menit, dokter yang menangani meri keluar.

"bagaimana keadaan putri saya dok?" tanya ayah meri

"keadaannya cukup parah pak, beberapa saraf wajah dan perutnya rusak. Walaupun tidak fatal, ini tetap akan membuat dia sulit untuk berbicara dan juga sulit bergerak"

"apa anak saya akan jadi bisu dan lumpuh dok?" ibu meri kembali menangis mendengar keadaan putrinya yang mengenaskan.

"tidak bu, kami akan melakukan operasi untuk memperbaiki saraf yang rusak sebisa mungkin, syukurlah efek obat afrodiak itu cepat menurun berkat berendam air dingin sehingga tidak menyebabkan kerusakan yang lebih parah. Satu kabar baiknya, berdasarkan penuturan perawat wanita kami, walaupun sudah meminum obat perangsang seksualitas anak bapak dan ibu tidak mengalami pelecehan seksual"

Mendengar itu, perasaan andre menjadi lega dan begitu bahagia. 'terimakasih sudah berjuang mempertahankannya' ujar andre dalam hati.

"jadi dok, kapan operasinya bisa dilakukan?" tanya andre

"secepatnya setelah proses administrasi dan berkas-berkas persetujuan telah di tanda tangani" ujar dokter.

"apa kami boleh melihat meri sekarang dok?"

"tunggu sampai meri dipindahkan ke ruang rawat. Perawat sedang memindahkannya saat ini" dokter itupun kemudian pergi.

***

Di ruang rawat, andre tak berani mendekati meri karena segan dengan ayah dan kakak meri. Dia hanya bisa melihat meri dari kejauhan. Melihatnya dengan bantuan alat pernafasan dan kabel-kabel yang memenuhi kepala dan tubuhnya membuat andre merasa buruk.

'Kita baru berpisah 5 hari dan kau sudah seperti ini' batin andre sambil menatap wajah meri yang penuh dengan bekas pukulan.

Kakak meri kemudian pamit untuk mengurus jackob, kemudian ayah dan ibunya keluar untuk pulang dan mempersiapkan keperluan meri selama di rumah sakit. Ayah meri secara pribadi menitipkan meri kepada andre. Andre tentu saja dengan senang hati menjaga meri.

Diperjalanan pulang, ibu meri sibuk membicarakan andre yang sepertinya bukan hanya sekedar sahabat meri.

"aku rasa dia kekasih meri, bagaimana bisa dia kembali ke indonesia dari new york untuk menemukan meri jika mereka hanya sahabat biasa" ujar ibu meri penuh selidik.

"aku rasa andre memang kekasihnya" balas ayah

"darimana ayah yakin?" tanya ibu meri

"saat pulang dari liburan, semua oleh-oleh di beli oleh andre dan penuh pertimbangan dalam memilih seakan-akan dia ingin memberi kesan yang baik, kedua keputusan meri untuk kuliah di new york pasti karena anak itu kerja di new york. Dan yang ketiga, kekhawatiran diwajahnya tadi serta ekspresi senangnya saat mengetahui meri tidak mengalami pelecehan seksual. Itu semua bukti nyata"

"lalu bagaimana pendapat papah jika itu benar?"

"papah setuju, dari pengendalian emosinya, dia sepertinya orang yang cerdas dan penuh pemikiran saat bertindak. Dengan kembali ke indonesia setelah mengetahui meri hilang menunjukkan bahwa dia bertanggungjawab. Dan yang terpenting dia mencintai meri dan meripun begitu" papar ayah meri.

"mamah sudah setuju sejak awal dia menelfon mamah untuk meminta izin mengajak meri liburan. Demi menjaga kehormatan putriku dia mengaku dia yang mengajak padahal sebenarnya merilah yang mengajaknya"

"aku rasa kita sudah punya calon menantu sekarang" ujar ayah meri sambil tersenyum kepada istrinya itu.

Sementara itu, diruang rawat kamar VIP, andre duduk di samping meri sambil menggenggam erat tangan wanitanya itu. Dia membelai lembut tangan meri sambil sesekali menciumnya.

"aku rasa sebaiknya kau ku bawa ke New York secepatnya. Aku sekarang bahkan tidak percaya dengan dokter yang coba-coba memegang mu. Bangunlah meri" pinta andre sambil mencium punggung tangan meri dengan lembut.

***

Setelah operasi berhasil dan kondisi meri yang mulai sadar, ibu meri meninta andre untuk pulang ke new york. Karena tidak baik meninggalkann pekerjaannya terlalu lama.

"sudah satu minggu kau di sini, pekerjaanmu pasti tertunda. Pulanglah, kami akan merawat meri dengan baik" ujar ibu meri penuh perhatian.

"tidak apa tante, aku akan kembali ke new york setelah meri di perbolehkan kembali ke rumah. Lagi pula bos ku sudah memberiku izin selama dua minggu" andre masih enggan meninggalkan meri dalam keadaan seperti ini.

"baiklah, tapi pulanglah ke rumah. Setidaknya kau harus tidur dengan baik malam ini. Biar ibu dan ayah yang menjaga meri. Besok kau boleh kembali ke sini dan menjaga meri kemudian ibu dan ayah yang akan beristirahat di rumah" ibu meri masih merasa khawatir dengan keadaan andre yang memiliki kualitas tidur yang buruk selama merawat meri.

Andre sedikit merasakan keanehan dari perkataan ibu meri barusan. Dia mengatakan "ibu dan ayah" bukannya "tante dan om". Andre merasa saat ini dia ingin teriak sekencang-kencangnya karena kebahagiaannya itu. Karena rasa bahagianya itu, dia akhirnya mengikuti perkataan ibu meri tanpa membantah.

Andre pulang menuju hotel tempat dia menginap. Ibu dan ayah meri sudah mengajaknya tinggal di rumah mereka selama andre di bangka, tapi andre dengan halus menolaknya. Tak akan baik untuknya jika berada di rumah meri. Dia takut membuat kesalahan dan akan berdampak pada hubungannya.

Walaupun dia berusaha untuk memaksa matanya untuk terpejam, pikirannya tetap saja tak berhenti memantulkan wajah meri seperti layar yang menyala dan mempertontonkan wajah meri dalam berbagai kenangan yang mereka lewati.

Pagi-pagi sekali, andre segera ke rumah sakit untuk menjenguk meri karena ayah dan ibu meri akan pulang ke rumah untuk mengurus kasus meri sekaligus menunggu paman dan bibi meri yang datang dari makassar. Mereka juga ingin memberikan waktu bagi meri dan andre untuk berbicara berdua.

"andre, ibu titip meri besok pagi ibu akan datang lagi" andre hanya menganggukkan kepalanya dan menggenggam tangan ibu meri untuk memberikan kepercayaan kepadanya.

Setelah mereka pergi, andre segera menghampiri meri dan mencium dahi wanita itu. Tak terduga, meri mengangkat tangannya dan menunjuk bibirnya sebagai isyarat ingin di cium di daerah situ.

Andre mencium bibir meri dengan sangat lembut. Tidak berlangsung lama tapi sangat romantis. Setelah melepaskan ciumannya, andre melihat meri yang masih terpejam dan mengerutkan alisnya. Membuat kerutan didahinya, andre melihat tangan meri mengepal seakan menolak sesuatu dalam pikirannya.

Andre menggenggam tangan meri dan melepaskan kepalan tangannya itu.

"meri, buka matamu. Ini aku" melihat kekasihnya itu tertekan dengan ingatannya yang sudah beberapa hari berusaha dia lupakan.

"sayang, buka matamu. Dan lihat aku. Aku disini dan tidak akan terjadi sesuatu yang buruk lagi" andre menangkup wajah meri agar melihat ke arahnya.

Meri perlahan membuka matanya, melihat sosok kekasihnya yang selalu setia merawatnya sedangkan pikirannya masih mengingat pria brengsek itu membuatnya benar-benar buruk. Tak terasa sebuah bulir bening mengalir dari sudut matanya.

"maaf, membuatmu khawatir" meri menatap andre dengan perasaan hancur. Dia memikirkan perasaan andre yang begitu besar hati menerimanya walau sudah mengalami kejadian naas.

Meri berfikir, akan sulit bagi andre menerimanya yang sudah di nodai. Meri belum mengetahui bahwa dia tidak mengalami pelecehan seksual sampai pada tahap merenggut kesucian. Andre sudah memastikan hal itu, tapi mengenai pelecehan selain itu andre cukup tahu hal itu sangat sulit di hindari.

Melihat meri yang bereaksi tak wajar setelah menerima ciuman darinya, membuat andre yakin wanitanya itu mengalami kejadian mengerikan yang sama.

"kau sudah tahu kesalahanmu" jawab andre dengan senyum menggoda.

"Mmm" meri menganggukkan kepalanya menatap wajah kekasihnya itu dengan air mata yang tidak bisa dibendung.

"cepatlah sembuh, kau harus membayar kesalahanmu padaku" andre menyapu air mata meri yang terus saja mengalir. "berhentilah menangis, mengapa kau cengeng sekali didepanku, kau begitu kuat dihadapan keluargamu. Jadi kuatlah didepanku juga"

Meri kembali mengangguk tapi tak juga mengehentikan tangisannya. Andre memeluknya, walaupun agak sulit karena posisi meri yang berbaring. Mengelus puncak kepala meri dengan lembut seakan mengelus kepala bayi.

"kuatlah untuk saat ini. Kita berdua yang akan menghapus kenangan buruk itu. Setelah kau pulih, aku akan meminta izin ke ayahmu untuk membawamu ke New York, kita akan memulai semuanya dari awal" andre melepaskan meri setelah merasa meri sudah tenang. Andre membantu meri membersihkan wajahnya yang sembab.

"wajahmu mulai bengkak jadi berhentilah menangis. Kau akan terlihat jelek dengan wajah seperti ini" goda andre

Meri tersenyum mendengar perkataan andre. Kekasihnya ini berusaha keras membuatnya tersenyum dan mengabaikan betapa luka perasaannya.

Next chapter