webnovel

Memilih Puncak Gunung Yang Sama

Editor: Wave Literature

Teka - teki yang sudah sekian lama menghantui begitu banyak orang, akhirnya terpecahkan.

Jawabannya pun bukanlah hal yang luar biasa, akan tetapi, jawaban itu memang memiliki arti yang tersembunyi.

Lereng - lereng gunung itu lalu diliputi keheningan untuk waktu yang cukup lama, karena orang - orang yang ada di sana terdiam ketika mereka mendengar jawaban Zhao.

Akhirnya, Pimpinan Puncak Qingrong lah yang memecah keheningan itu, ia bertanya dengan suaranya yang jernih namun dingin, "Ia sudah pergi. Dari siapa kamu akan belajar teknik pedang? Pedang Tanpa Perasaan pun telah pergi bersamanya, pedang apa lagi yang bisa kamu warisi?"

Para tamu undangan itu lalu menyadari bahwa Pimpinan Puncak Qingrong menyebut Immortal Jing Yang dengan sebutan yang sangat tidak hormat, memanggilnya dengan sebutan "ia" dan bukannya Senior Master. Akan tetapi, baik Ketua Sekte ataupun Yuan Qijing tidak mengatakan apa - apa, seakan itu adalah hal yang biasa bagi mereka.

"Menurut aturan tradisi di Green Mountains, jika Aku bisa mendaki ke Puncak Shenmo dan mendapatkan Pedang Tanpa Perasaan, maka warisan itu akan menjadi milikku." ujar Zhao Layue.

Selama ia bisa mewarisi pedang itu, maka pewarisan dari puncak kesembilan akan bisa berlanjut, sedangkan untuk masalah pembelajaran teknik pedang, ia masih belum memikirkannya untuk sementara ini.

Suara Yuan Qijing yang dingin pun lalu bergemuruh di lereng - lereng gunung itu.

"Puncak Shenmo sudah lama ditutup. Jika Formasi Green Mountains nantinya membuka Jalan Pedang yang baru, maka akan tersedia jalan untukmu. Namun, jika kamu memang ingin mewarisi pedang dari Puncak Shenmo sekarang, Formasi Green Mountains tidak bisa membantumu. Mendaki ke puncak gunung kesembilan adalah hal yang sangat berbahaya bahkan bagi para senior master mu yang telah mencapai level Free Travel sekalipun dan mungkin hanya satu dari sepuluh orang yang mendaki ke sana yang bisa kembali dengan selamat. Apalagi, hanya seorang murid dengan level Inherited Will sepertimu dan kamu masih ingin tetap bersikeras mendaki ke sana?"

"Karena aku sudah memutuskan untuk mewarisi pedang Senior Grandmaster, mengapa aku harus takut akan kematian?" jawab Zhao Layue.

Pedang dari Puncak Shenmo dinamakan Pedang Tanpa Perasaan dan pedang itu memiliki teknik pedang Sembilan Kematian.

Artinya adalah seseorang yang tidak akan menyesal walaupun harus mengalami sembilan kali kematian.

"Bagus, bagus, bagus." ujar Yuan Qijing setelah lama ia terdiam.

Ia mengucapkan tiga kata itu dengan wajah yang tanpa emosi. Tidak ada yang tahu apakah ia memuji keberanian Zhao Layue, ataukah ia hanya tidak bisa berkata - kata.

"Oh... jadi kamu adalah murid pilihan Senior Master. Kamu memiliki keberanian yang begitu besar di usia yang masih begitu muda dan aku yakin bahwa kamu tidak akan mengecewakannya. Baiklah, aku menyetujui pilihanmu."

Kata - kata yang diucapkan oleh Ketua Sekte itu terdengar penuh dengan sentimen dan nostalgia, serta kepuasan.

"Jika kamu tidak berhasil mewarisi pedang itu dalam waktu tiga tahun, namun cukup beruntung untuk bisa selamat, maka kamu hanya akan diizinkan untuk berlatih sendiri di sungai ini, apa kamu mengerti?" ucap Yuan Qijing masih dengan nada suara yang dingin dan acuh.

Hukuman ini terdengar biasa - biasa saja, namun sebenarnya merupakan hukuman yang sangat berat.

Dalam kurun waktu tiga tahun, Zhao tidak akan mendapat satu petunjuk pun mengenai teknik pedang dan tidak akan ada satu orang guru pun yang akan mengajarinya. Walaupun ia terlahir dengan kualitas Dao yang alami, namun Kultivasi nya akan menjadi sangat sulit dan perkembangannya akan menjadi jauh lebih lambat dibanding dengan teman - temannya yang telah berhasil mewarisi pedang. Jika kamu tertinggal dalam proses Kultivasi, seiring dengan berjalannya waktu, maka kamu akan semakin tertinggal. Siapa yang mau menanggung beban seberat ini?

Banyak tamu undangan yang bersimpati padanya, yang terlihat jelas di wajah mereka dan ada begitu banyak murid Sekte Green Mountains yang ingin memohon keringanan untuk Zhao Layue.

Sebagai pimpinan Pedang Keadilan dari Sekte Green Mountains, apa yang dikatakan oleh Yuan Qijing adalah bentuk penerapan aturan yang paling otoriter dan bahkan Ketua Sekte sekalipun tidak akan bisa mem-veto keputusannya dengan mudah.

Guo Nanshan berjalan ke pinggir lereng gunung. Ia lalu membungkukkan badannya pada para senior master yang ada di atas dan kemudian, ia berkata untuk memberi saran, "Apakah Saudari Zhao boleh bergabung dengan Puncak Liangwang?"

Orang - orang yang ada di sana mengerti apa yang ia maksud, mereka pun berpikir bahwa Guo yang merupakan principal disciple dari Sekte Green Mountains adalah murid yang cerdas dan juga banyak akal.

"Aku rasa, itu adalah ide bagus." ujar Pimpinan Puncak Qingrong.

Sedangkan Yuan Qijing memilih untuk tetap diam.

Dan orang - orang yang lainnya pun menjadi sedikit lebih santai.

Seseorang yang bergabung dengan Puncak Liangwang boleh mempelajari teknik pedang dari semua puncak gunung.

Untuk perkataan Yuan Qijing mengenai Zhao Layue yang tidak akan bisa mewarisi pedang itu... Sedangkan Gu Qing pun diam - diam telah mempelajari teknik Pedang Enam Naga dari Puncak Shiyue sewaktu ia masih berada dalam periode sword washing nya, apakah masih ada hal lain yang perlu dikhawatirkan?

Selain para tamu undangan dari Kuil Fruit Formation, Biara Water-Moon, dan Sekte Hanging-Bell, ada dua tamu istimewa di antara para tamu undangan yang lainnya, mereka berdua adalah pangeran dari Kota Zhaoge.

Di dunia manusia, mereka adalah orang yang berkuasa dan memiliki status sosial yang sangat tinggi. Akan tetapi, di tempat Kultivasi seperti Sekte Green Mountains, yang merupakan dunia yang ada di luar jangkauan mereka, mereka harus berusaha untuk tidak menarik perhatian.

Sejak awal, kedua pangeran tersebut hanya berdiam diri, dengan terus memperlihatkan senyum yang tertahan.

Namun, entah karena alasan apa, mereka tiba - tiba berdiri dan memuji keputusan yang diambil oleh Sekte Green Mountains dan juga keberanian yang diperlihatkan oleh Zhao Layue.

Tidak ada yang mengerti mengapa kedua pangeran ini melakukannya.

Bukan hal yang aneh jika mereka berdua berpikir bahwa Sekte Green Mountains memperlakukan Zhao Layue dengan tidak tulus dan jika mereka tidak memperlihatkannya di depan umum pun, setidaknya mereka tidak perlu memujinya.

Zhao Layue lalu berjalan kembali ke batu hijau itu dan duduk di atasnya.

Ia belum duduk sejak Turnamen Pewaris Pedang dimulai, Zhao terus berdiri dan belum duduk barang sekali pun.

Ekspresi wajahnya juga tetap sama seperti sebelumnya. Namun, Jing Jiu menyadari bahwa sisi wajahnya tampak basah, dan ia merasa kalau Zhao baru saja melewati suatu pergumulan emosional.

"Kamu benar - benar ingin pergi ke puncak gunung itu?" tanya Jing Jiu.

Namun Zhao Layue tidak menjawab.

Setelah itu, Puncak Liangwang mengambil Gu Qing sebagai murid mereka dan murid yang lainnya pun pergi ke tempat tujuan mereka masing - masing.

Elder dari Puncak Shiyue yang menjadi penanggung jawab dari turnamen ini memandang ke arah Jing Jiu dan ia pun bertanya, "Apakah kamu sudah memutuskannya?"

Banyak orang yang kemudian teringat bahwa pemuda berpakaian putih yang telah mengejutkan seluruh penonton itu, ternyata masih belum menentukan pilihannya.

Pilihan Zhao Layue yang sangat mengejutkan itu membuat mereka semua melupakan hal ini.

Mereka tidak menyangka kalau akan ada kejutan baru yang menanti mereka.

"Aku sudah memutuskan," jawab Jing Jiu, "Aku juga memilih Puncak Shenmo."

Orang - orang yang ada di lereng - lereng gunung itu kembali terdiam untuk beberapa saat dan kemudian, kembali terjadi keributan.

Xue Yong'e pun terdiam, ia hanya bisa menarik nafas panjang.

Sedangkan Saudari Yushan melemparkan pandangannya pada Jing Jiu dengan tangannya menahan dagunya dan ia hampir tidak sadarkan diri.

Zhao Layue yang sedikit terkejut mendengarnya, menoleh ke wajah Jing Jiu, ia merasa semakin sulit untuk bisa memahami pria ini.

Jing Jiu ternyata memilih Puncak Shenmo?

Orang - orang itu merasa sangat terkejut dan mereka bertanya - tanya apa yang sebenarnya sedang terjadi.

...

...

Senja pun tiba dimuka bumi, matahari yang terbenam, bersinar di Puncak Shenmo dan awan - awan di sekitarnya sangat tipis dan hampir tidak terlihat. Hutan, objek - objek, dan juga pemandangan di gunung itu dapat dilihat dengan jelas, begitu juga dengan beberapa jalan setapak yang mengarah ke puncak gunung itu. Akan sangat berbahaya jika ingin melewati lereng - lereng gunung yang retak itu, namun, itu bukanlah hal yang terlalu sulit untuk dilakukan bagi para praktisi.

Akan tetapi, ini semua hanyalah sebuah fenomena.

Karena Puncak Shenmo tersegel setelah Immortal Jing Yang naik ke langit. Segel itu pun tidak mungkin terpecahkan dan tidak mungkin ada orang yang bisa masuk ke sana, kecuali jika Formasi Green Mountains diaktifkan untuk membuat warisan pedang yang baru.

Jika Zhao Layue pergi ke Puncak Shenmo untuk mewarisi pedangnya, maka kemungkinannya untuk bisa berhasil adalah nyaris nol.

"Jika kalian berdua bisa mendaki ke puncak gunung dan menemukan Pedang Tanpa Perasaan, maka kami akan mengakui bahwa kalian adalah pewaris pedang Immortal Jing Yang yang sesungguhnya." ujar Elder dari Puncak Shiyue itu.

Zhao Layue pun mengangguk.

"Adik Zhao, jika kamu kesulitan untuk mendaki ke puncak, maka segeralah kembali. Kamu tidak perlu sedih karenanya." ujar Guo Nanshan.

"Kamu tidak perlu berusaha untuk memperlihatkan keberanianmu dan kamu harus berhati - hati." ucap Gu Han yang sedang memandangnya.

Zhao Layue lalu berkata pada Guo Nanshan, "Kakak, terima kasih untuk apa yang telah kamu katakan, tapi, aku tidak akan pernah mempertimbangkan untuk pergi ke Puncak Liangwang, bahkan jika aku gagal, maaf."

Ucapan Guo Nanshan dimaksudkan untuk memberikan rencana cadangan bagi Zhao Layue, yang telah mendapat persetujuan dari Ketua Sekte. Sedangkan untuk bahaya... Dengan pengawasan dari Ketua Sekte dan begitu banyak master yang sangat berpengalaman, tidak peduli seberapa menakutkannya segel yang dipersiapkan oleh Senior Grandmaster Jing Yang, mereka percaya bahwa Zhao Layue akan memiliki kesempatan untuk bertahan hidup disana.

"Sebenarnya... ada kemungkinan kamu akan mati disana." ujar Jing Jiu dengan penuh perhatian, sambil mengangkat wajahnya untuk melihat puncak Green Mountains yang berdiri dengan tenang di bawah sinar matahari senja itu.

Puncak Shenmo sungguh terlalu hening, objek - objek dan pemandangannya terlihat begitu jelas, namun, tidak ada suara yang terdengar baik dari lereng - lereng gunung ataupun hutan lebat yang ada di sana, seakan - akan semuanya palsu.

Keheningan seperti ini biasanya menyimpan bahaya yang mengintai di dalamnya.

"Aku harus pergi ke atas sana untuk melihatnya, tapi kamu..." ucap Zhao Layue sambil melirik Jing Jiu sebelum ia melanjutkan kalimatnya, "Karena itu sangat berbahaya, kamu sebenarnya tidak perlu ikut denganku."

"Kamu terlalu banyak berpikir. Aku hanya ingin tahu apa yang ada di atas sana dan akan lebih mudah jika ada seseorang yang berjalan di depanmu." balas Jing Jiu.

Zhao Layue yang tidak berniat untuk mencari tahu apakah perkataan Jing Jiu itu benar atau tidak, kemudian berkata, "Kalau begitu kamu harus mengikutiku dengan hati - hati."

"Jing Jiu, ha... hat... hati - hati." ujar Elder Me gugup, sambil menggosok - gosokkan tangannya.

Jing Jiu pun mengangguk dan ia kemudian menengok ke samping.

Tampak Liu Shisui yang sedang berdiri di sana, dengan wajahnya yang terlihat khawatir. Ketika Jing Jiu berpaling dan menatap ke arahnya, ia segera mengeraskan wajahnya, yang membuatnya terlihat begitu lucu.

Jing Jiu lalu berpaling dan berjalan menuju ke kaki gunung Puncak Shenmo bersama dengan Zhao Layue.

...

...

Next chapter