webnovel

Pertarungan Melawan Takdir (II)

บรรณาธิการ: Wave Literature

Saiborn mendongak dan menatap langit malam. Matanya terbakar oleh api jiwa. Meskipun awan-awan hitam tebal menutupi pandangannya, namun dia bisa merasakan kekuatan gelap dan murni melaju ke depan. Walaupun kecepatan kekuatan itu terhitung lambat, namun kekuatan tersebut menelan segala sesuatu yang ada di depannya. Semuanya berjalan dengan lancar. 

Saiborn tersenyum. Manusia-manusia menyedihkan itu mungkin tidak akan menyangka bahwa kita akan menyerang mereka sekarang. Mereka adalah makhluk bodoh dan penakut. Mereka lebih cocok menjadi budak. Intimidasi palsu dari parlemen Negara Cahaya tidak ada artinya bagi para mayat hidup yang telah hidup selama dua abad. Oleh karena itu, para mayat hidup menganggap parlemen Negara Cahaya tidak memenuhi syarat untuk berinteraksi dengan mereka. Mereka hanyalah sekelompok bajingan egois yang naif. 

Tapi sekarang….

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com

ตอนถัดไป