Pria tua itu meletakkan gembor kayu miliknya di atas batu yang ada di lahan, lalu sambil memegangi punggungnya, dia perlahan-lahan duduk. Tampaknya untuk duduk saja dia kesulitan.
Salju baru saja turun. Cuacanya dingin, dan kebun sayur itu dipenuhi dengan salju dan lumpur. Mana mungkin sayur bisa tumbuh di tengah cuaca seperti ini, dan apa gunanya disiram? Namun, malam ini, tanpa sadar dia mengambil gembor [1] kayu dan menggunakan air bersih untuk menyirami tanah seolah-olah dia ingin membasuh sesuatu.
Orang tua itu sudah sangat tua. Setelah Xiao En dan Zhuang Mohan meninggal, dia menjadi satu-satunya orang yang masih hidup di dunia ini yang pernah menyaksikan upacara berdirinya Kerajaan Qing secara langsung. Lima puluh tahun telah berlalu. Kerutan-kerutan yang dalam dan bintik-bintik cokelat di wajahnya menunjukkan betapa bersejarahnya dia dan negaranya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com