webnovel

Kedatangan Vermillion Sparrow

บรรณาธิการ: Wave Literature

"Pow!"

Kecepatan dan kekuatannya yang sangat menakjubkan, membuat tetua Liu tidak ada waktu untuk bereaksi. Setelah wajahnya ditendang dia jatuh dari pedang terbangnya dan mendarat dengan keras di tanah.

"Ini buruk!"

"Tetua Liu, berhati-hatilah."

Semua cultivator yang menyaksikan kejadian ini berteriak terkejut,

Beberapa dari mereka yang memiliki refleks lebih cepat, berhasil menembakkan jurus kearah sosok bayangan tersebut.

Mereka sadar bahwa orang yang menyerang mereka adalah Xu Que yang 'menunggangi' petir, sehingga gerakannya menjadi sangat cepat. Setelah menyerang mereka, Dia segera melesat menuju gunung dibelakang desa Pan Shan.

Suara tawanya dapat terdengar.

"Haha! Dasar kakek tua, apakah kau sedang menghinaku dari belakang? Rasakan tendangan itu di wajahmu. Kau harus mengucapkan terima kasih.."

"Bajingan!" Tetua Liu bangkit berdiri, seluruh tubuhnya gemetar karena marah.

Seseorang yang dikenal sebagai salah satu cultivator kuat ini, sekarang memiliki bekas sepatu yang tercetak di wajahnya dan hal tersebut menjadi bahan tertawaan Xu Que.

Cultivator yang lain pun marah sambil menunjuk-nunjuk Xu Que dan mencaci-makinya.

"Dasar iblis! Kau berani menyerang kami dari belakang?!"

"Kau berani melukai pemimpin sekte kami? Matilah kau!"

"Kalau kau berani, ayo kita bertarung!"

Murid tetua Liu sangat marah dan menunjuk-nunjuk Xu Que sambil mencaci-makinya.

Xu Que mengangkat bahunya, dia menatap mereka dengan marah dan menjawab, "Bagaimana itu dapat disebut dengan menyerang dari belakang? Aku datang kesini tidak secara diam-diam. Hanya saja kalian adalah sekumpulan sampah yang matanya tidak dapat menyamai kecepatanku,"

"Kau bajingan, kau ingin mati." Wajah tetua Liu menunjukkan kemarahan yang hebat.

Xu Que juga marah, "Dasar tua, jagalah ucapanmu. Setiap kali kau berbicara, kata-kata yang kotor selalu keluar. Apakah ibumu yang mengajarimu begitu? Sepertinya ibumu juga orang yang tidak sopan."

Ketika semua orang mendengar ini, bibir mereka melengkung karena geram. Tetua Liu sangat marah sampai-sampai dia hampir pingsan.

Sialan, bukankah kau juga mencemooh dan menggunakan kata-kata yang kasar juga?

"Aku berbicara dengan kasar hanya kepada kalian. Lagipula, tua bangka itu benar. Kalian semua telah tertipu. Tidak ada cultivator kuat di desa Pan Shan. Oh, sebentar, itu tidak benar. Akulah immortal yang kuat itu!"

Xu Que kemudian tertawa, matanya hampir tidak terlihat karena tertutup oleh tawanya.

Seorang tetua maju ke depan, dia berkata, "Hm.. Tidak peduli apakah ada orang yang kuat atau tidak, yang penting hari ini, kau akan mati."

"Apakah begitu?" Xu Que membuka mulutnya dan menatap kumpulan cahaya di atas dan berkata, "Kalian kumpulan sampah, mari kita lihat apakah kalian bisa menembus mantraku, barulah kalian boleh berbicara."

Kerumunan cultivator tersebut marah dan setiap dari mereka menembakkan jurus masing-masing ke arah Xu Que ingin membunuhnya.

Tetua Liu berdiri dan tertawa, "Jadi mantra ini adalah hasil perbuatanmu. Tidak heran jika mantra ini terlihat biasa saja. Kuakui, kau berhasil membuat kehebohan dengan mengaktifkan mantra ini, namun jika kau berpikir mantra ini dapat menahan serangan kami, kau salah besar."

Beberapa muridnya yang berdiri di belakang setuju dengannya.

"Benar. Tetua Liu benar."

"Kau ingin menahan kami dengan mantra ini saja? Kau hanya membual!"

"Saat kami berhasil menghancurkan mantramu, kau akan bersujud memohon kepada kami untuk membunuhmu, karena kami akan membuatmu sangat menderita."

...

Xu Que menjawab dengan senang, "Yo yo yo, kalian kira kalian bisa menghancurkan mantra ku?"

Tetua Liu menggelengkan kepalanya dan tersenyum, "Anak muda yang bodoh. Kau kira dengan menggunakan mantra pertama yang kau dapat, cukup untuk menghentikan kami?"

"Oh, sepertinya orang yang bodoh disini adalah kalian. Aku tidak pernah bermaksud menggunakan mantra ini untuk menghalangimu. Karena... " Xu Que menghentikan kalimatnya sebentar, keinginannya untuk membunuh terlihat dari matanya dan dia melanjutkan, "Aku berencana menggunakan mantra ini untuk membunuh kalian."

Detik dia menyelesaikan kalimatnya, semua orang terkejut.

Tak lama kemudian, semua orang di gunung itu tertawa terbahak-bahak.

"Haha! Apakah kalian mendengarnya? Bocah itu ingin membunuh kita dengan mantra pelindungnya."

"Orang yang tolol!"

"Benar-benar bodoh."

"Anak ini pasti belum pernah melihat dunia luar. Jika dia melihat mantra yang melindungi sekteku, dia akan sangat ketakutan."

Para immortal cultivator terus tertawa saat tetua Liu menggelengkan kepalanya sambil mengejek.

"Bocah sialan, sejujurnya, aku adalah orang yang sangat ahli mengenai mantra-mantra. Mantramu yang lemah ini dapat kupatahkan secepat aku menghabiskan secangkir teh. Bersiaplah untuk mati."

Melihat reaksi para cultivator, keraguan mulai muncul di hati Xu Que.

Sial. Apakah benar mantra Four Direction Desolation tidak sekuat yang aku pikirkan?

Tak masuk akal. Aku menghabiskan 80 poin acting tough untuk membelinya bahkan dijelaskan bahwa mereka yang berada di bawah tingkat Infant Transformation akan mati jika mereka mencoba untuk memaksa masuk.

Apakah para cultivator di dunia ini sangat terlatih dengan mantra-mantra dan mereka telah mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam hal merapal dan menghancurkan mantra?

Hati Xu Que dipenuhi keraguan. Jika orang-orang ini berhasil menghancurkan mantranya, ini akan menjadi bencana.

Xu Que memalingkan pandangannya dan memutuskan untuk mencoba kekuatan mantra-nya terlebih dahulu. Dia menatap tetua Liu dan berseru.

"Kakek tua, kau bilang kau dapat menghancurkan mantraku secepat kau menghabiskan secangkir teh. Baiklah. Aku akan memberimu waktu sebanyak yang kau perlukan untuk minum teh, ayo coba hancurkan mantraku."

"Hm, kau benar-benar ingin mati."

Tetua Liu berdehem saat dia menginjakkan kaki di pedang terbangnya. Tubuhnya terbang ke atas langit sambil melambaikan tangannya, mengumpulkan energi api yang besar di telapak tangannya.

Boom!

Energi api yang terkumpul membentuk pedang berapi yang tidak terhitung jumlahnya dan dikelilingi cahaya merah menyala. Pedang tersebut melayang di udara, siap untuk menyerang.

"Aku bahkan tidak perlu membuka mata untuk menghancurkan mantramu." Setelah tetua Liu berbicara, dia bergumam.

"Hancurkan."

Pada saat bersamaan, pedang berapi tersebut menerjang gunung di belakang desa Pan Shan bagai hujan deras yang melanda.

"Boom! Boom! Boom!"

Pedang api tersebut menghantam lapisan pelindung yang berada di atas desa Pan Shan, menghasilkan suara tabrakan yang keras.

Pandangan semua orang tertuju kepada lapisan tersebut, mencoba melihatnya dihancurkan.

Saat melihat itu, wajah tetua Liu memperlihatkan senyuman penuh percaya diri.

Setelah waktu yang diperlukan untuk menghabiskan secangkir teh habis dan semua pedang api telah dikerahkan, lapisan pelindung yang bercahaya itu tetap terlihat sama, tak tersentuh dan utuh. Seolah-olah serangan berapi yang barusan tidak terjadi.

Selama beberapa detik, suasana sangat hening dan semua orang terdiam.

Senyuman tetua Liu menegang.

Xu Que terdiam beberapa saat sebelum dia tertawa, "Haha! Menghancurkan mantraku? Dasar tua bangka, apakah kau sedang bercanda?"

Wajah tetua Liu memerah, amarahnya membara.

Para cultivator di sekitarnya juga malu. Kejadian ini sangat menghina dan memalukan bagi mereka.

Hanya saja... bagaimana itu dapat terjadi?

Pengetahuan dan pengalaman tetua Liu mengenai mantra-mantra sangatlah jauh dari kata dangkal. Bagaimana orang lemah sepertinya dapat menciptakan mantra perlindungan yang tidak dapat hancur? Kecuali ada sesuatu yang mencurigakan.

"Haaa! Sang immortal yang hebat sangat kebosanan!" Xu Que menghela nafas dan menatap ke langit.

"Katakanlah kepadaku. Jika kalian bahkan tidak bisa menghancurkan mantra kecil seperti ini, bagaimana bisa kalian dengan berani membual ingin membunuhku?"

"Ck..ck..ck..! Ayolah, aku menunggu kalian untuk membunuhku."

"Kenapa kalian terdiam? Ayo. Leherku terpampang jelas untuk kalian tebas."

Mendengar cemoohan dari Xu Que, banyak cultivator yang sangat marah.

Seorang murid yang muda maju ke depan dan berseru.

"Jika kau berani, ayo keluar dan lawan kami! Jangan bersembunyi di dalam mantra seperti kura-kura!"

"Benar. Berhentilah bersembunyi di dalam mantramu. Jika kau memang hebat, keluarlah dan ayo bertarung."

"Benar. Jika kau berani keluar dari sana, aku akan melawanmu hanya dengan satu tangan."

Para murid di sekitarnya mulai membalas ejekan Xu Que.

Beberapa pemimpin sekte juga menganggukkan kepala mereka dan berpikir itu bukanlah ide yang buruk.

Anak-anak muda ini sangat agresif. Mereka tidak akan tahan dengan cacian Xu Que.

Detik ketika Xu Que melangkah keluar dari mantra-nya, mereka akan menyerang dan membunuhnya.

Namun, Xu Que tetap tampak tenang dan tidak terganggu dengan ejekan dan dilemparkan oleh para cultivator.

Dia berjalan perlahan ke sebuah pohon yang tinggi, dan dia duduk di bawahnya. Dia lalu mengangkat kepalanya, sambil melihat ke arah langit dia dengan sombong berkata, "Kalian kira dengan kekuatan kalian saja akan cukup untuk melawan orang yang hebat seperti aku?"

Emosi para immortal dibakar oleh perkataannya.

Sial, aku tidak pernah melihat orang yang tak tahu malu sepertinya!

Dia hanyalah seorang Core Bearing dan dia berani menyebut dirinya sendiri sebagai orang yang hebat di depan para cultivator yang sudah berada di tahap Golden Core!

Tetua Liu berdehem dan berseru.

"Hm, karena kau tidak berani keluar dari sana, tetaplah bersembunyi di dalam. Setelah hari ini, kami akan mengirim orang untuk mengawasi daerah ini setiap harinya. Kau dan penduduk desamu tidak akan pernah bisa pergi dari tempat ini!"

Xu Que mulai tertawa terbahak-bahak.

"Haha! Aku tidak berniat bersembunyi. Hanya saja aku sangat ingin mencoba kekuatan dari mantra pelindungku ini. Lagipula, sudah terlihat jelas bahwa mantraku ini jauh lebih kuat dibandingkan mantra sampah yang kau gunakan untuk melindungi sektemu."

"Oh iya, jangan berpikir karena kalian berada di luar mantraku, kalian akan aman darinya"

"Karena..... kalian masih berada di dalam jarak serangan mantraku"!

Setelah dia menyelesaikan kalimatnya, dia mengeluarkan sesuatu dari jubahnya. Itu adalah jimat mantra Four Direction Desolation!

Menggunakan kedua tangannya, dia menekan titik selatan dari jimat tersebut, dimana terletak lambang vermillion sparrow.

Boom!

Dalam sekejap, titik terdekat dari tempatnya berada mulai bergetar dan seberkas cahaya memancar dari titik tersebut menuju surga.

Titik yang telah ternodai oleh darah seekor burung itu mulai berguncang dan nampak sebuah bayangan muncul dari tanah. Bayangan tersebut perlahan membentuk seekor vermillion sparrow dan terlihat beberapa berkas cahaya berputar mengelilingi burung itu.

"Eeeeeek!"

Setelah beberapa saat, terdengar suara pekikan seekor burung yang keras.

Para immortal cultivator terkejut dan mereka gemetar karena ketakutan.

Tak lama kemudian, muncul seekor burung berapi dan terbang ke arah mereka.

Meskipun ukurannya yang tidak besar, burung tersebut terlihat seperti bayangan yang diselimuti oleh api yang megah. Sambil terbang, burung itu menerjang para cultivator dengan mata mereka yang terbelalak.

ตอนถัดไป