Di malam hari.
Dong Bo Xue Ying bersandar di sandaran tempat tidurnya. Ia membaca buku di balik selimut yang hangat dan nyaman. Di samping tempat tidurnya, terdapat kristal api yang cahayanya menerangi seluruh ruangan.
Judul buku itu adalah "Sepuluh Ksatria Transenden yang Tangguh".
Buku itu merupakan novel biografi sekaligus kisah favorit Dong Bo Xue Ying. Bocah laki-laki itu sangat menyukai kisah-kisah transenden legendaris. Dong Bo Xue Ying berasal dari keluarga bangsawan, dan ibunya merupakan seorang penyihir. Alhasil, keluarganya memiliki banyak koleksi buku. Dia sudah mulai membaca buku-buku itu semenjak dia masih kecil, sehingga dia sudah mempelajari banyak pengetahuan.
Misalnya, bocah itu tahu bahwa ksatria dikategorikan menjadi tujuh level, mulai dari: Human, Earth, Heaven, Meteor, Silver Moon, Legend, dan 'Transcendent'.
Ada tiga kelompok tingkatan: ksatria Mortal, ksatria Star, dan ksatria Transcendent.
Ksatria dengan level Human, Earth, dan Heaven termasuk ksatria Mortal.
Ksatria dengan level Meteor, Silver Moon, dan Legend termasuk ksatria Star.
Di atas ksatria Star, ada ksatria Transenden.
Ketiga level itu sangat sulit untuk dicapai. Bahkan ayah Dong Bo Xue Ying dan paman Tong hanya bisa mencapai level Heaven.
Lalu, apa itu ksatria Star? Ksatria Star merupakan ksatria yang hebat di medan perang, hingga tak ada seorang pun yang bisa melukai mereka. Bahkan mereka masih tetap bisa bertahan ketika dihujani dengan anak panah yang tak terhitung jumlahnya. Dengan kata lain, para ksatria itu bisa mengubah jalannya peperangan dan membantai musuh yang sangat banyak.
Namun, kekuatan mereka masih sebatas kekuatan manusia biasa.
Meskipun seseorang dengan level Legend dapat menghabisi 100.000 prajurit, dan bahkan jika orang tersebut menjadi "ksatria tunggal" sehingga mampu mencapai "batas manusia biasa" dan memiliki "kekuatan yang mampu menyaingi Dewa," pada akhirnya mereka hanyalah manusia biasa. Jika hanya diukur dari jumlah musuh yang bisa dibunuhnya, mereka tetap bisa kelelahan hingga mati.
Namun, setelah seseorang memasuki level Transenden, ia akan mengalami perubahan yang drastis. Bukan hanya menjadi lebih kuat daripada ksatria Star, namun jiwa dan semangat hidup ksatria Transenden juga akan berubah. Ksatria itu bukan lagi makhluk biasa, namun ia menjadi makhluk transenden. Jumlah tidak ada artinya bagi mereka karena mereka tidak akan pernah merasa lelah. Mereka juga hampir tidak mungkin bisa terluka karena banyak serangan. Kekuatan luar biasa seperti itu melebihi batas kemampuan manusia di dunia.
Bahkan para Dewa takut pada mereka yang berada di level Transenden.
Semua makhluk dalam tingkat Legend, seperti para Raksasa Lava yang tingginya ribuan meter dan iblis-iblis kuat di jurang purgatorium, merupakan makhluk Transenden. Para manusia juga bisa menjadi makhluk Transenden melalui pelatihan.
Para manusia transenden yang tangguh bahkan bisa menumpas para iblis dan menghabisi siapa saja yang berani melawan mereka.
Manusia Transenden merupakan alasan utama mengapa para manusia menguasai hampir semua ras asing dalam kurun waktu yang cukup lama.
"Akan sangat bagus jika aku bisa menjadi ksatria Transenden. Aku bisa menangkap beberapa iblis untuk dijadikan peliharaan, menjadikan seekor naga besar sebagai tungganganku, dan mengajak beberapa dewa untuk minum bersama." Dong Bo Xue Ying tertawa konyol sembari melihat buku itu. Ia membayangkan dirinya menjadi seorang ksatria Transenden. Tiba-tiba…
"Ding!"
Kristal api di sampingnya tiba-tiba padam sendiri.
"Ah. Kenapa kristal apinya padam secepat ini?" Dong Bo Xue Ying sedang menikmati bagian paling menarik dari buku itu. Ekspresinya berubah kecut dan tidak berdaya, "Memiliki ibu penyihir sangat menyedihkan. Bahkan kristal api pun padam tepat di jam tidur."
"Huh, waktunya tidur!"
Tanpa penerangan di malam hari, tidak ada hal lain yang bisa dilakukan selain tidur.
Ketika Dong Bo Xue Ying mulai terlelap, dia terbawa ke alam mimpi. Di mimpinya, dia menjadi seorang ksatria Transenden. Dalam mimpinya, ia bisa melakukan segala hal. Bocah itu tidak bisa menahan senyum lebarnya. Jelas bahwa mimpinya malam itu merupakan mimpi yang sangat indah.
...
Pasangan Dong Bo juga berada di kamar tidur mereka dan sedang bersiap untuk tidur.
"Dong Bo, aku merasa gelisah akhir-akhir ini." kata wanita itu sembari mendekat ke pelukan suaminya.
"Ah Yu, jangan khawatir. Sudah delapan tahun kita tinggal di kota Yi Shui ini, dan kehidupan di sini selama ini selalu damai. Keluargamu tidak akan menemukan kita. Jangan khawatir, tidak ada hal buruk yang akan terjadi. Keluarga kita akan selalu damai seperti ini, untuk 10 tahun, 20 tahun…ah tidak, sampai rambut kita memutih dan kita menua, mereka tidak akan menemukan kita. Mereka tidak akan pernah menemukan kita." kata Dong Bo Lie sambil memeluk istrinya dengan lembut.
Dong Bo Yu menyandarkan kepalanya di dada suaminya.
Wanita itu tidak menyinggung hal itu lagi, karena dia tahu seberapa kuat keluarganya. Pada akhirnya, mereka pasti akan tertangkap.
Terlihat senyuman kecil tersungging di sudut bibir wanita itu, karena dia tidak menyesali keputusannya sedikit pun. Hal buruk mungkin akan terjadi jika dia menuruti rencana keluarganya. Dia melarikan diri dan meninggalkan keluarganya. Lalu, ia berkelana ke berbagai wilayah. Akhirnya, ia bisa bersatu dengan kekasih hatinya lagi. Dia bahkan melahirkan dua anak laki-laki yang manis. Dia bahagia dengan kehidupannya sekarang.
"Dong Bo, apakah kau menyesalinya?" tanya istrinya dengan nada rendah. "Jika mereka menangkap kita, mereka tidak akan melepaskanmu dengan mudah."
"Berapa banyak kesulitan yang sudah kita lewati? Apakah kau masih harus bertanya lagi?" Dong Bo hanya bisa tersenyum.
"Ya."
…..
Malam semakin larut. Seluruh benteng sunyi senyap. Selain beberapa prajurit yang berjaga, semua orang sudah terlelap dalam mimpinya masing-masing.
"Hong~~~" Seekor burung raksasa terbang melintasi langit seperti awan hitam. Suara gemuruh pecah di udara, hingga menyebabkan beberapa kaca jendela di kastil itu ikut bergetar.
Burung raksasa itu terbang mengitari langit malam.
Seseorang berjubah abu-abu dan pria berbaju zirah perak melihat kota itu dari atas.
"Kita sudah sampai." Air muka orang yang mengenakan jubah abu-abu itu sulit untuk dimengerti. "Adikku, sungguh aku tidak ingin membawamu pergi."
"Awas, penyusup!!!"
Raungan kencang Tong San, si manusia singa, bergema ke seluruh kastil.
"Itu Lionman dari Klan Beastman?" tanya pria berbaju zirah itu sambil melihat ke bawah.
"Itu adalah budak Lionman yang diberikan oleh keluargaku kepada adikku. Siapa sangka jika Lionman itu masih mengikuti adikku setelah bertahun-tahun? Ternyata dia cukup setia." Sosok di balik jubah abu-abu itu memperhatikan si budak Lionman yang terlihat tangguh itu. Dia masih ingat ketika Lionman remaja dikurung dalam sebuah kandang. Budak Lionman itu masih mengikuti adik perempuannya sampai sekarang. Ia bahkan menjadi tangguh, kuat dan sigap.
Kastil bagian bawah menempati wilayah seluas 1 km, dan dibagi menjadi kastil dalam dan kastil luar. Di kastil luar, ada empat tenda prajurit dan pelayan. Para ksatria bisa membawa keluarga mereka untuk tinggal di kastil luar. Ada penjaga yang bertugas setiap malam di dinding yang mengitari seluruh kastil luar.
"Ada musuh!"
"Ada musuh!"
Sekitar 300 prajurit yang berada di dinding kastil mengangkat busur panah besar berwarna merah gelap. Di setiap busur, ada anak panah yang sudah siap ditarik. Mereka membidik burung hering bersayap empat itu dari kejauhan.
"Pergilah." perintah sosok berjubah abu-abu itu.
"Baik, Tuan." Pria berbaju zirah itu melompat dari punggung burung raksasa itu dan mendarat di atas tanah. Ia melompat dari ketinggian 56 meter dan mendarat tanpa pelindung sama sekali. Ia memijakkan kedua kakinya di atas tanah benteng, hingga menggetarkan bumi. Lapisan batu di bawah pijakannya retak ke semua arah.
Pria berbaju zirah itu melihat ke depan. Saat itu, pasangan suami istri Dong Bo sudah keluar dari kastil. Bahkan Dong Bo Xue Ying dan adiknya ikut terbangun.
Siapa yang bisa tidur jika mendengar suara gemuruh di luar seperti itu?
"Apa yang terjadi?" kata Dong Bo Xue Ying sambil menggendong adiknya dan berdiri di samping kedua orang tuanya.
"Mo Yang Yu!" Pria berbaju zirah perak itu berdiri di halaman kastil. Para prajurit mengarahkan busur panahnya ke arah pria itu dari atas dinding kastil. Dengan nada dingin, ia berkata, "Bahkan di situasi seperti ini kau masih berani melawan? Sebaiknya kau ikut kami. Jangan membantah."
"Lihat sekelilingmu!" teriak Dong Bo Lie.
Pria berbaju zirah itu melihat ke sekelilingnya. Dari kejauhan, terlihat para prajurit berdiri di atas dinding kastil dan di atas tanah. Setiap prajurit mengangkat busur panah besar berwarna merah gelap. Pupil pria itu sedikit melebar. Sambil tersenyum kecil, ia berkata. "Busur silang Star Breaking. Tidak buruk. Cukup mengejutkan, sebuah kota dengan wilayah kecil seperti ini mampu menyediakan busur panah Star Breaking dengan jumlah sebanyak itu. Dengan prajurit sebanyak ini, tentu kau berharap bisa membunuhku."
"Kau adalah ksatria Meteor. Dalam pertarungan satu lawan satu, tidak ada seorang pun di kastil ini yang mampu melawanmu." kata Dong Bo Lie. "Namun, dengan 500 busur silang Star Breaking, setiap anak panahnya mampu melukaimu. Jika kami mengepungmu dari semua sisi seperti ini… aku yakin bahwa kami bisa menghabisimu."
"Ini adalah wilayah keluarga Dong Bo." kata wanita bergaun ungu, Mo Yang Yu, "Kau menyerang wilayah kerajaan. Ini adalah provokasi terhadap keluarga kami. Kami berhak untuk menghabisimu tanpa ampun."
Dalam Hukum Kekaisaran, para bangsawan memiliki otoritas khusus, dan aturan di wilayah para bangsawan tidak boleh dilanggar sama sekali.
"Kalian berdua harus ikut denganku. Jangan melawan." Pria berbaju zirah perak itu mengerutkan dahinya.
"Para bangsawan berada di bawah perlindungan kekaisaran. Apakah kau akan melanggar hukum dengan menculik dua orang bangsawan?" tanya wanita bergaun ungu itu dengan nada dingin.
"Xiao Yu."
Terdengar suara yang sedikit berat.
Semua orang mendongak dan melihat burung raksasa itu membawa seseorang berjubah abu-abu yang membawa tongkat di tangannya. Tiba-tiba, suasana menjadi bergejolak dan mencekam. Awan-awan tebal mulai muncul entah dari mana. Beberapa kilat tiba-tiba muncul dan menyambar beberapa tempat di halaman depan kastil. Kilat-kilat itu membuat langit malam yang gelap tampak menyala sekaligus mencekam. Kilat-kilat itu mengenai para prajurit, hingga membuat mereka ambruk dan menjerit kesakitan. Semua busur silang Star Breaking jatuh ke atas tanah.
Hanya dalam sekejap mata, ratusan prajurit kehilangan keberanian mereka untuk melawan. Mereka tahu bahwa pria itu masih bersikap lunak. Jika dia memang sungguh-sungguh, semua prajurit itu sudah pasti terbakar dan menjadi arang.
Burung Hering bersayap empat yang besar itu mendarat, dan sosok berjubah abu-abu itu pu turun. Dia mengangkat tudung jubahnya, sehingga terlihat wajahnya yang pucat namun masih terlihat tampan. Wajah pria itu sangat mirip dengan wajah Mo Yang Yu.
"Xiao Yu, apakah kau masih ingin melawan?" tanya pria itu.
"Kakak…" Mata Mo Yang Yu terbelalak, dan tubuhnya gemetar.