Gu Nianzhi begitu tenggelam dalam ciuman itu hingga tidak menyadari bahwa bibir penuhnya juga tak tertahankan bagi Huo Shaoheng. Melihat Gu Nianzhi akan merosot ke lantai, Huo Shaoheng bergegas menyokong kepalanya dengan satu tangan dan mengangkatnya untuk bersandar ke sofa. Ia menekan Gu Nianzhi, lidahnya menyelip di antara bibirnya. Kali itu, pasangan itu tampaknya tidak memerlukan ciuman yang andal untuk membuat satu sama lain terengah. Tubuh mereka menjadi semakin sensitif dan listrik seakan mengalir di antara bibir mereka, membawa gelombang rasa kebas sekaligus gelombang kejut.
Gu Nianzhi mengalungkan lengan dengan puas, memeluk leher Huo Shaoheng dan bergumam di bibirnya, "...Kapan kita bisa berciuman di muka umum?"
Huo Shaoheng, "... Tidak akan."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com