webnovel

Chapter 9

Semoga kali suka...

***

Unedited...

Jam menunjukan pukul 08.00 pagi. Brandon dan Sarah berjanji akan bertemu dengan Angga dan kawan-kawan di lobby hotel. Mereka berencana untuk sarapan bersama. Saat Brandon sekeluarga turun di lobby, ia melihat Angga, Ferrel dan Daniel sedang asik mengobrol di salah satu sofa yang ada di lobby.

"Uncle Angga..." teriak Brayson yang sementara digendong Brandon ketika Melihat uncle favoritnya.

Mendengar suara anak kecil tersebut, Angga CS pun berbalik mencari asal suara Brayson. Begitu melihat orang yang ditunggu-tunggu mereka tiba, ketiga pria itu secara bersamaan langsung berdiri dari sofa dan menghampiri Brandon.

"Daddy, turunin Brayson." pinta Brayson tiba-tiba ingin diturunkan. Padahal tadi di kamar mereka, anaknya itu terus meminta untuk digendong oleh ayahnya.

"Okey." Brandon pun menurukan Brayson sesuai keinginannya.

Tapi, baru saja Brandon akan mengusap puncak kepala anaknya itu, Brayson malah berlari meninggalkannya. Tangannya yang sudah ia angkat terpaksa diturunkannya lagi.

Yang lebih ironis, Brayson sekarang sedang tersenyum lebar, berlari menuju Angga sembari meneriaki nama sahabatnya itu dengan girang.

Brandon mengernyitkan alisnya tidak suka. Ia sedikit cemburu karena sepertinya anaknya itu lebih menyukai sahabat baiknya daripada dirinya.

"Uncle Angga. Uncle Angga..." seru Brayson kegirangan memeluk pinggang Angga.

"Brayson, ponakan favorit uncle Angga..." ucap Angga mencubit pipi Brayson sayang.

"Ouch, sakit uncle."

Mendengar rintihan kesakitan Brayson, Angga pun dengan cepat langsung melepaskan tangannya dari pipi lembut Brayson.

"Oopsie woopsie. Maafin uncle ya, Bray." ucap Angga menyesal. "Sini uncle liat pipinya. Merah gak?" lanjut Angga setangah berjongkok ingin melihat pipi Brayson.

Ferrel dan Daniel yang melihat kedekatan kedua orang itu pun tak ingin melewatkan kesempatan untuk menggoda Brandon.

"Kayaknya Brayson lebih suka Angga dari elo, ayahnya sendiri, Brand." Ledek Ferrel yang sedang berdiri di depan stroller Brayden yang kini sedang menatap bingung ke arahnya.

"Bener kata lo, Fer. Untung aja gue tau kalo Brayson anak elo, Brand. Kalo gak, gue bakalan mikir dia anak Angga. Lagian gue liat kayaknya anak elo itu lebih milih Angga daripada elo, bro... " tambah Daniel memanas-manasi Brandon.

Brandon menatap mereka berdua tajam lantas tersenyum mengejek dan berkata, "Tapi faktanya, dia itu anak gue. Lahir dari benih gue. Bukan Angga." ujar Brandon sarkatis yang kemudian mendapatkan pelototon mata dari Sarah.

"Sorry, babe..." ujar Brandon yang sebenarnya tidak menyesal.

"Ah, sialan. Pake bawa-bawa benih segala lagi elo, Brand. Iya, kita berdua tau kalo benih elo itu super mantap, sampe menghasilkan dua bibit." ucap Daniel lantas tertawa bersama Ferrel.

Tak terima ditertawai oleh kedua sahabatnya, Brandon pun membalas mereka. "Sialan lo berdua. Elo berdua itu harusnya malu. Tuh liat si Angga. Dari kalian bertiga, yang anak gue kangenin bahkan peluk, hanya Angga doang. Kalian berdua gak dianggep sama Brayson."

"Ouch, sakit. Kejam amat lo, bro. Iya gak, Fer?" tanya Daniel pada Ferrel yang menurutnya adalah rekan sepenanggungannya.

"Sorry, Dan. Gue sih gak papa. Kalo Angga uncle favoritnya Brayson, gue mah uncle favoritnya Brayden. Elo tunggu anak ketiga mereka aja, Dan. Iya kan, Deden?" Ferrel mengelus-elus pipi gembul Brayden dengan gemas.

"Sialan elo, Fer."

"Eh, dodol. Anak gue namanya, Brayden. Enak aja elo baptis-baptis jadi Deden. Sembarangan banget elo, Fer."

Kata Daniel dan Brandon secara bersama-sama. Jika kalimat pertama diucapkan oleh Daniel yang tak percaya Ferrel mengkhianatinya, kalimat kedua adalah kalimat Brandon yang tidak suka Brayden dipanggil Deden oleh Ferrel.

"Tenang bro. Ini tuh nama panggilan sayang gue ke Brayden. Iya kan, Deden?" ucap Ferrel lagi, sengaja.

"Lagian, Sarah aja gak marah gue panggil Brayden dengan Deden. Iya kan, Sar? Elo gak marah kan?" tanya Ferrel memastikan.

"Gaklah Fer. Cuma nama doang. Selama nama panggilan elo buat Brayden gak menghina orang, gue gak masalah."

"Tuh dengar, Brand. Istri elo aja open minded sama nama panggilan Brayden."

"Tchh..." Brandon hanya mendecih. Kalau Sarah sang ratu di keluarga mereka sudah membuka suaranya, apalah dia yang hanya pelayan istrinya itu.

"Eh tapi ngomong-ngomong, kapan anak ketiga lo berdua lahir?" timpal Daniel yang tak ingin kalah dari Angga dan Ferrel.

"Ngapain elo nanya-nanya itu?"

"Gue nanya karena gue mau bikin persiapan sama cari refresnsi gimana caranya jadi uncle favorit ponakan gue. Lagian kan si Ferrel udah seenak jidatnya aja nyebutin dia uncle favortinya Brayden. Jadi terpaksa gue harus nunggu anak kalian berdua yang ketiga lahir deh." jelas Daniel menyeringai.

"Ada-ada aja elo, Dan. Untuk sekarang, kita berdua belum mau punya anak lagi. Lagian Brayden masih kecil juga. Kalo elo putus asa banget pengen jadi uncle favorit ponakan elo, kan masih ada Angga sama Ferrel. Tinggal elo suruh aja mereka berdua cepet-cepet nikah terus bikin anak." terang Sarah memberikan solusi.

"Bikinnya susah-susah gampang, Sar. Tapi cari emaknya si dedek yang susah. Gak boleh sembarang orang. " timpal Angga yang sekarang sudah berdiri tak jauh dari mereka.

"Hahahha, gitu ya, Ga?" balas Sarah tertawa kecil.

"Sudah, kita masuk restoran aja dulu. Keram kaki gue berdiri terus. Gue juga udah laper banget. Gue liat di sebelah situ ada restoran makanan khas korea." ujar Ferrel mengingatkan tujuan utama mereka berkumpul.

"Oke, kita makan di situ aja."

Mereka pun berjalan ke tempat yang dimaksudkan Ferrel. Sesampainya di tempat itu, pelayan restoran tersebut menyambut mereka dan menuntun mereka ke salah satu meja yang lumayan besar untuk mereka duduki. Setelah duduk, pelayan wanita itu memberikan menu makanan kepada mereka.

Dengan penasaran, Sarah lantas mulai membaca macam-macam makanan yang tertulis di menu tersebut.

"Aku mau yang bibimpap, babe..." ujarnya pada Brandon.

Brandon mencari makanan yang dimaksud istrinya dan melihat gambar makanannya. Kebetulan pada menu tersebut sudah disiapkan gambar dan ketarangan makanannya dalam bahasa inggris. Bibimpap merupakan semangkuk nasi dengan beberapa jenis sayuran dan telur mata sapi di atasnya. Penampakan gambarnya membuat Brandon tertarik. Dia pun memutuskan untuk memesan makanan yang sama dengan Sarah.

"Kimchi.. bok...keum bapp..." Ferrel terbata-bata membaca menu makanannya yang dipilihnya dalam bahasa korea. "Susah amat nyebutinnya. Gue, kimchi rice bowl, Bran." Ferrel menyebutkan pesanannya dalam bahasa inggirs.

"Gue soft tofu stew. Kimchi soondubu jjigae." kata Daniel berhasil mengatakan dengan benar nama korea makanan pesanannya.

"Gue sama kayak Sarah aja. Bibimbap." ucap Angga.

Tak lama, pelayan yang memberikan menu pada mereka tadi kembali ke meja mereka. Brandon memesan pesan mereka berlima serta semangkuk chicken soup untuk Brayson dan Brayden.

***

Maaf kelamaan up-nya. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan. Harap dikoreksi ya. Mungkin banyak yang udah lupa dengan alur cerita, hahaha. Monggo dibaca lagi supaya bisa diinget-inget lagi.

Next chapter