webnovel

Bunga Persik Mekar di Bulan Maret

บรรณาธิการ: Wave Literature

Feng Jiu tertawa lalu berkata: "Bagaimana mungkin itu terjadi? Kamu tahu seberapa ahlinya Leng Shuang. Apalagi, kamu ingin mengalahkan Guan Xi Ruan di hadapan seluruh anggota Keluarga Guan bulan depan. Jadi, bukankah seharusnya kamu menghabiskan lebih banyak waktu untuk melatih kultivasimu?"

Feng Jiu berhenti sesaat. Dia lalu melanjutkan ucapannya:

"Apalagi, aku dengar pemandangan di Peach Blossom Monastery sangat indah. Aku berencana tinggal di sana selama beberapa hari sebelum kembali!"

"Tinggal beberapa hari?"

Guan Xi Lin terkejut sebelum akhirnya kembali berkata:

"Tapi sebelumnya, Peach Blossom Monastery belum pernah membiarkan siapapun menginap!"

Feng Jiu tertawa licik.

"Mereka belum pernah melakukannya, tapi... Lihat apa ini!" Dia mengeluarkan sesuatu dari ruang dimensi dan melambaikannya di depan wajah Guan Xi Lin.

Guan Xi Lin mengambilnya dari tangan Feng Jiu. Tanpa sadar, matanya terbelalak.

"Akta tanah?! Akta tanah Peach Blossom Monastery?! Ba-bagaimana kamu bisa mendapatkannya?"

"Bulan lalu, seseorang datang ke pasar gelap untuk meminta bertemu denganku. Awalnya aku tidak ingin meladeninya. Tapi ketika aku melihat upahnya adalah Peach Blossom Monastery, aku langsung menerimanya. Jadi tempat itu akan menjadi milik kita di masa depan nanti."

Feng Jiu tersenyum sumringah saat kembali menyimpan akta tanah itu.

"Karena aku memiliki waktu luang, aku ingin melihat-lihat ke sana. Alasan pertama, aku bisa pergi dan menikmati pemandangan bunga. Di sisi lain, aku juga bisa memeriksa tempat itu. Jika aku merasa tempat itu cocok, aku akan membuatnya menjadi markas Dokter Hantu."

Kedua mata Guan Xi Lin berbinar saat berkata:

"Bunga persik itu terbentang di area yang sangat luas di Peach Blossom Monastery. Batas luarnya dipenuhi dengan bunga persik yang memiliki beragam warna. Tapi, walaupun namanya Peach Blossom Monastery, sebenarnya itu tidak ada hubungan dengan biara apapun. Aku pernah melihatnya dari jauh. Halaman depannya serta paviliun di dalamnya sangat elegan. Aku juga pernah dengar bahwa bunga persik di batasan bagian dalam, tempat dimana orang-orang dilarang masuk, sebenarnya dicangkuk dari tempat lain. Bunga-bunga itu berbunga pada setiap musim. Bunga-bunga itu bahkan terlihat lebih indah dari yang bisa dibayangkan!"

Mendengar hal itu, Feng Jiu memberi lirikan penuh arti sambil menggodanya.

"Kakakku, kelihatannya kamu tahu banyak tentang hal itu!"

Guan Xi Lin menggaruk kepalanya, lalu tertawa polos.

"Aku pernah pergi ke sana bersama dengan beberapa temanku dan karena itulah aku jadi tahu."

Saat dia berbicara, dia melihat Feng Jiu menatapnya sambil tersenyum lebar. Guan Xi Lin melambaikan tangannya:

"Kalian pergilah! Aku tidak akan pergi dengan kalian saat ini. Aku akan menunggu perjalanan selanjutnya."

"Mmm. Ketika kita sudah menyiapkan semuanya di sana. Kamu dan Leng Hua tidak akan terlambat untuk berkunjung."

Feng Jiu mengangguk dan melirik Leng Hua yang masih berlatih Taichi. Feng Jiu berkata padanya: "Kesinilah!"

Leng Hua perlahan bergerak ke posisi beristirahat, dia menghela nafas secara perlahan sebelum berlari mendekati Feng Jiu.

"Nona."

Sejak Leng Hua bangun, kesehatannya dia sudah membaik. Dia yang sebelumnya merasa kesulitan berjalan, sekarang bisa berlatih Taichi dari Nona-nya.

Walaupun Leng Hua juga memiliki pikiran yang sama, bahwa Taichi yang memiliki pukulan lemah itu tidak akan banyak berguna. Tetapi karena Nona bilang hal itu bagus untuk kesehatannya, dia pun menjalankan latihan itu.

Melihat anak muda yang berat badannya agak naik selama dua bulan terakhir, Feng Jiu tersenyum sambil mengingatkannya:

"Aku akan pergi dengan kakak perempuanmu ke Peach Blossom Monastery. Kamu tinggal di sini dan rawat dirimu agar kembali sehat. Dan juga, jaga kakakku. Pastikan dia tidak menyia-nyiakan waktu."

Leng Hua melirik Guan Xi Lin yang ada di sampingnya. Dia mengangguk dengan serius:

"Baik, saya akan menjaga Tuan Muda."

"Kenapa dia yang harus menjagaku? Akan lebih baik jika bocah itu bisa merawat dirinya sendiri." Guan Xi Lin menggerutu pelan.

Feng Jiu mengabaikannya. Dia lalu berkata:

"Satu lagi. Kamu harus berlatih Taichi pagi dan malam."

"Saya akan melakukannya," Leng Hua sangat setuju.

Saat itu, Leng Shuang datang. Dia datang dengan menggunakan pakaian serba hitam yang ketat. Ketika dia melihat semua orang ada di halaman, dia segera mendekati Feng Jiu dan berkata:

"Nona, kereta kudanya sudah siap."

"Mmm. Kita kan berangkat setelah aku berganti pakaian. Tunggu sebentar." Setelah mengatakannya, Feng Jiu langsung berbalik dan berjalan menuju kamarnya.

Leng Shuang menoleh pada adiknya. Tatapannya menjadi lembut saat dia mengingatkan Leng Hua: "Aku akan pergi dengan Nona dan kamu jaga dirimu sendiri di rumah."

Leng Hua mengangguk dan dia berkata dengan gelisah: "Kakak, lindungi Nona. Jangan biarkan orang lain mengganggunya."

ตอนถัดไป