webnovel

Teratai Putih Kecil

Editor: Atlas Studios

Bahkan jika ini adalah penyebabnya, Bai Ruo Qi tidak dapat membiarkan pelacur murahan ini lepas begitu saja.

Ia terkekeh dengan dinginnya: "Bahkan jika ia menabrak sesuatu yang buruk, penyebabnya adalah kau, perempuan murahan! Kau perempuan sial! Sudah lama aku katakan bahwa kau adalah pembawa sial. Membuat ayahmu meninggal tidakkah cukup, sekarang bahkan kau hendak menyerang saudara sepupumu! Kenapa kau tidak memberikan kita kemudahan dan mati saja?"

Sambil mengedipkan matanya, Huang Yue Li membalas: "Kakak Perempuan Kedua, lihat apa yang kau katakan. Tidakkah kau hidup dengan tenang? Di dalam seluruh Rumah Bangsawan ini, hanya kau yang sering datang kesini. Kau saja belum mati, jadi bagaimana aku bisa mengutuk yang lain untuk mati?"

"Apa maksudmu?" Tersentak oleh kata-katanya, Bai Ruo Qi berhenti sesaat sebelum berkata-kata lagi, "Pelacur kecil, kau mengutuk kematianku?"

Tampak di wajah Huang Yue Li sebuah senyuman yang sangat manis.

"Kakak Perempuan Kedua, bagaimana mungkin kau berbicara demikian? Kita adalah saudara sepupu dekat, dan juga Nona Muda dari Rumah Bangsawan Wu Wei. Jika aku adalah seorang pelacur, bagaimana dengan dirimu Kakak Perempuan Kedua? Pelacur tua? Lalu bagaimana dengan Tante Kedua kita? Pelacur dunia yang tiada bandingannya?"

Tidak pernah Bai Ruo Qi bayangkan bahwa Adik Ketiganya yang selalu iya-iya saja dan pengecut berani mengungkapkan hal seperti itu hari ini.

Tidak hanya Bai Ruo Li berani memprovokasi Kakak Perempuan Keduanya, ia juga menyebut ibunya untuk dihina. Dia memutarbalikkan surga!

Dengan wajah merahnya Bai Ruo Qi membalas: "Bagus, bagus! Tampaknya benar kau tidak tahu malu. Tidak dipukuli sehari saja, kau sudah lupa apa dan siapakah kau ini? Hari ini aku akan membantumu untuk mengingatnya. Aku akan tunjukkan kepadamu bahwa sampah adalah sampah, kau tidak akan pernah bisa berubah menjadi daun baru!"

Saat ia meneriakkan ini, Bai Ruo Qi melangkah dan menampar wajah Huang Yue Li.

Dengan wajah pucat, Cai Wei berteriak: "Nona Muda Ketiga!"

Nona Muda Kedua berada di tingkat ketujuh dari Alam Qi Mendalam. Dengan tamparan itu saja tampak jejak Qi Mendalam yang tentunya dapat menyebabkan orang yang tertampar memuntahkan darah.

Baru dua hari yang lalu Nona Muda Ketiga dibawa pulang ke rumah. Kesehatannya belum pulih seluruhnya, bagaimana mungkin ia tahan dari tamparan tersebut?

Cai Wei sangat berdedikasi pada tuannya dan benar-benar ingin menghadang tamparan dari Nona Muda Ketiga itu. Namun itu adalah tamparan dari seorang kultivator tingkat ketujuh Qi Mendalam, yang dimana bukan tandingannya. Sebelum ia dapat melakukan apapun, tangan Bai Ruo Qi yang halus bagaikan batu giok sudah akan mendarat di wajah Huang Yue Li!

Dalam kecemasan, Cai Wei menutup matanya karena ia tidak sanggup melihat apa yang terjadi setelah itu.

Dia hanya bisa mendengar Huang Yue Li berteriak "ah".

"Selamatkan aku! Tolong jangan! Jangan mendekat!"

Setelah itu, sebuah suara "pa" terdengar keras. Dan tiba-tiba terdengar suara "pukulan keras", bagaikan beban yang berat dijatuhkan ke atas tanah.

Sambil mengintip, Cai Wei melihat sosok yang lembut terjatuh dengan keras ke lantai.

Pu-----! Muntahan darah tersemprot di area halaman belakang.

"Nona Muda Ketiga!"

Dengan sangat panik, Cai Wei meloncat. Tidak bisa dikendalikan lagi, air matanya mengalir.

Suara itu terdengar keras, dan ia pun tidak jatuh begitu saja. Tidak jelas apakah Nona Muda Ketiga masih hidup atau tidak. Nona Mudanya sungguh hidup di kehidupan yang keras!

Dia jelas dilahirkan di keluarga yang berkedudukan tinggi, bagaikan ranting emas dan daun berwarna giok. Namun bagaimanapun ayah dan ibunya meninggal, sementara ia juga dihina sejak kecil? Bagaimana ini dapat terjadi?

Sambil berlutut di lantai, Cai Wei memandang dengan seksama, sebelum matanya berubah kosong.

Mata-mata-mata … matanya tidak berhalusinasi bukan? Perempuan yang jatuh ke tanah itu dan tampak berjuang … mengapa terlihat seperti Nona Muda Kedua?

Sambil menggosok matanya, Cai Wei kemudian melihat kembali.

Hanya mendengar Huang Yue Li berbicara di belakangnya: "Ah … Kakak Perempuan … Kakak Perempuan Kedua, apa yang terjadi padamu? Apakah engkau baik-baik saja? Mengapa kau … mengapa kau tiba-tiba … tiba-tiba melayang? Teknik ilmu beladiri apa itu?"

Dengan linglung, Cai Wei memutar kepalanya, melihat Nona Muda Ketiga memegangi dirinya sendiri dengan mata berkaca-kaca. Dengan ekspresi wajah penuh kebingungan, jubah putihnya melambai-lambai di dalam angin, membuatnya tampak bagaikan bunga teratai putih yang lembut.

Next chapter