---
Aku hanya melihat dengan tatapan aneh ke arah laki-laki berkulit hitam, memakai baju batik, berpakaian sopan Dan yang sekarang berdiri di hadapan kami.
Dialah yang barusan menyambut kami dengan sapaan hangat dengan kalimat pilu yang aku sendiri masih bingung untuk menelaah nya.
Namanya Didik Tri Hanggono, nama yang unik bagiku. Aku tak sengaja melihat nametag nama yang terpasang di dada sebelah kanannya itu.
"Halo, halo, halo selamat datang di Sekolah Gratis Selamat Pagi Indonesia! Saya Didik Tri Hanggono Wakil kepala sekolah disini!"
Ujarnya sambil di iringi oleg senyuman yang lebar darinya.
Setelah dia memperkenalkan dirinya barulah kita tahu, bahwa beliau adalah Wakil kepala selolah disini.
Pak Didik membawa kami turun dan menunjukkan dimana Asrama berada.
Pertama-tama beliau menjelaskan

Bahwa gedung kuning yang berada didepan kami sekarang ini adalah Graha Sekolah Selamat Pagi Indonesia. Desain yang imut menurutku ada bangunan seperti Buku terbuka di bagian paling atas.
Beliau menunjuk kebagian

gedung berwarna kuning yang berada dibawah, itu adalah graha Asrama.
Tidak disangka yang aku kira sebelumnya adalah hotel tadi ternyata itu adalah fasilitas yang akan kudapat nantinya. Asrama kami.
Kami turun bersama melewati anak tangga yang lumayan banyak, menghubungkan jalan dari sekolah ke area bawah. Akan tetapi kali ini yang sangat membuatku bingung adalah orang-orang disini menyapa dengan sapaan "Selamat Pagi".
Aneh gak sih? padahal rasanya ini sudah setengah siang, tetapi mengapa orang-orang disini hampir semuanya menyapa dengan "Selamat Pagi!"
"Selamat Pagi!!!, Selamat datang di Kampoeng kidz dan Sekolah Selamat Pagi Indonesia"

Aku hanya melihat mereka dengan pandangan aneh, karena mereka memakai kostum. Seperti kostum tarian, dengan baju berwarna kuning di bagian atas seperti seliwir kain yang belum jadi dan make up wajah seperti badut.
Satu pertanyaanku adalah dimana siswa-siswi yang berada disini?
Yang aku lihat mereka semua bekerja dengan tugas masing-masing dan kelihatannya mereka sangat sibuk dengan itu.
Dan sekarang kami semuanya sudah berada didepan Graha Asrama Sekolah Selamat Pagi Indonesia.
Sebelum memasuki asrama, aku melihat sejenak kearah kanan tepatnya dibagian depan lapangan basket. Disana aku melihat banyak sekali kerumunan anak-anak kecil dengan usia berkisar lima sampai sepuluh tahunan.
Dan lagi-lagi itu yang membuatku semakin bingung sebenarnya tempat apa ini?
"Ini adalah daftar nama-nama siswa-siswi yang berada disini!"
Pak Didik mengagetkanku dari lamunanku.
Aku langsung mellihat daftar nama dari kelas sepuluh hingga kelas duabelas.
Agnez menunjukkanku daftar nama anak-anak yang baru masuk,
Aku mendekat dan aku melihat namaku...
Novian Agung Bayu Aristama menempati kamar 12. Novan berada dikamar 11 berarti dia disebelah kamarku, dan teman baruku yang berasal dari kediri juga, dia bernama Fahmil, menempati kamar paling ujung yaitu kamar 8.
Asrama ini memiliki 3 lantai.
Lantai pertama dijadikan kamar para pembina asrama, yang kedua adalah kamar para siswa putra dan lantai ketiga adalah kamar bagi para siswi putri.
Pak Didik mengantarkan kami cuma sampai lantai pertama, kemudian beliau meminta satu siswa dari sini juga, yang bernama Karmawan untuk mengantarkan kami semuanya menuju ke kamar kami masing-masing.
Karmawan mengantarkan kami menuju lantai dua dan menujukkan setiap kamar yang akan kami tempati.
Novan sudah tau kamarnya dimana, dan dia langsung menaruh barang-barangnya diranjang yang kosong.
Aku melihat ranjang yang kami tiduri adalah springbed, betapa beruntungnya aku karena sesaat lagi aku bisa merasakan seperti apa itu springbed.

Karena lantainya berbeda jadi Agnez diantar salah satu juga siswi dari sini untuk menuju ke kamarnya. Tapi aku tidak mengetahui namanya, dia mengantarkan Agnez menuju ke lantai 3.
Karmawan menunjukkan kamar 12 yang nantinya aku tempati
"Ini kamar kita, siapa namamu?" ujarnya sambil mengulurkan tangannya.
"Namaku Bayu, dari kediri" jawabku sambil tersenyum padanya.
Ternyata aku sekamar dengannya,
Dia menunjukkan dan bertanya dengan sopan sekali, aku bingung tumben ada anak seumurannya yang masih SMA yang sopan banget, gak kayak kebanyakan anak SMA yang lainnya.
Satu kamar ada enam orang, mungkin ini kamar paling lebar makanya di isi sampai enam anak. Sedangkan kamarnya Novan cuma ber isikan empat orang saja.
Karmawan memintaku untuk memilih salah satu ranjang yang berada di dalam kamar ini. Karena aku suka di atas, jadi aku memilih untuk berada di ranjang atas.
Setelah selesai menaruh barang bawaanku, aku langsung pergi ke bawah lagi bersama denagn Novan dan Fahmil. Karmawan tadi masih di kamar, katanya masih mau mengambil sesuatu di kamar, jadi aku putuskan untuk turun duluan.
Sesudah sampai di bawah aku melihat Pak Parman berdiri di depan Asrama.
Dengan cepat kami langsung bergegas untuk menghampirinya.
"Semuanya, Bapak mau pamit pulang dulu ya. Jaga diri baik-baik dan ingat jangan nakal-nakal ya!" ujarnya sambil menepuk pundak kami satu persatu.
Sebelum Pak Parman Pergi, kami semuanya berfoto bersama di depan Graha Asrama. Setelah berfoto orangnya langsung memutuskan untuk kembali ke Kediri, kami hendak mengantarnya namun orangnya tidak mau, dan memutuskan untuk berpisah di depan asrama saja.
Aku melambaikan tangan sembari melihat kepergian Pak Parman.
Kami berempat hanya berdiri di samping kanan asrama.
Karena kami semuanya masih bingung dengan apa yang harus dilakukan. Dan taka lama kemudian ada anak laki-laki menghampiri kami dan memperkenalkan dirinya.
"Hi!! Semua adek kelas baru ya, kenalkan nama kakak Ade Masgana, panggil aja ade" ujarnya sambil menjabat tangan kita satu-persatu dengan senyuman hangat.
Dia berpakaian rapi dan bersih.
Dia meminta dua dari kami untuk ikut dengannya.
Dan yang terpilih adalah Novan dan Fahmil.
Mereka pergi perlahan meninggalkan Aku dan Agnez.
Mereka pergi menuju aula samping lapangan.
"Nez kemana nih?" tanyaku sambil melihat sekeliling.
"Hmmm ya udah ayo kita jalan ke samping situ saja!" jawab Agnez sambil menunjuk ke arah kerumunan anak-anak yang sedang memasak.
Pada saat aku dan juga Agnez sampai di tempat yang ku maksud. Ternyata banyak di antara mereka ada yang membuat es dan semua yang berhubungan dengan makanan.
Dan sudah pasti bahwa ini adalah dapur.
Aku berjalan lurus menuju ke tempat pencucian piring.
''Hi kalian!! Hei kesini , ya kamu,"
Tiba-tiba ada seseorang perempuan berjilbab memanggil kita berdua.
Dengan cepat aku dsn juga Agnez langsung menghampirinya.
Pada waktu kami berdua masuk, di dalam banyak sekali makanan roti, kue basah dan buah-buahan.
Aku dan Agnez masuk dan duduk dilantai didepan box-box yang terbuat dari kertas kurang lebihnya adalah tempat untuk mengisi bingkisan.
"Nama kakak Sayyidah, kakak minta tolong ya, bantuin kakak untuk, memasukkan roti-roti dan buah ini kedalam bingkisan kotak yang ada didepan kalian, ya" ujarnya sambil memberikan kami beberapa bungkus box.
Aku mengiyakan dan membagi tugas dengan Agnez.
Aku bagian memasukkan roti, sedangkan bagian Agnez memasukkan buah dan menutup bingkisannya.
Aku terkejut ketika melihat kakak Sayidah mengeluarkan uang ratusan mungkin lebih dari lima jutaan, dan mengasihkan kepada salah satu anak laki-laki yang berada didalam ruangan itu.
Terbenam pertanyaan didalam kepalaku, mengapa bisa anak sekecil itu membawa uang banyak sekali.
Karena penasaran aku pun bertanya kepadanya.
"Kak, kok kakak bawa uang banyak sekali sih, kakak kelas berapa?" tanyaku penasaran.
Dia hanya tersenyum dan menjelaskan kenapa dia bisa membawa uang sebanyak itu.
"Jadi kakak ini sudah lulus, kakak angkatan kedua, kakak memutuskan untuk bekerja disini, karena Kemurahan Tuhan, kakak dikasih kepercayaan untuk memegang di divisi Purchasing atau pembelian, maka dari itu kaka bawa uang banyak setiap hari" jelasnya sambil mengepack roti yang ada di depanya.
Dengan senyuman dia mengakhiri penjelasannya.
Seharian ini aku bersama Agnez mendapat tugas untuk membantu kak Sayyidah.
.
.
.