webnovel

Pendekar Bulan

แอคชั่น
Ongoing · 71.3K Views
  • 5 Chs
    Content
  • 4.9
    53 ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

Bermula dari seorang anak yatim piatu berumur 7 tahun yang bernama Yue Yin yang artinya Sinar Bulan Terang. Ayahnya sudah lama meninggal dibunuh oleh orang yang tidak diketahui sedangkan ibunya meninggal karena sakit. Sebelum ibunya meninggal ia menitipkan pesan kepada putri kecilnya untuk pergi ke dinasti Qing mencari pamannya. Yue Yin hanya mengangguk tanpa bisa berkata-kata. Setelah sebulan setelah kematian sang ibu Yue Yin memutuskan untuk pergi ke dinasti Qing untuk mencari pamannya. Kehidupan baru Yue Yin pun telah dimulai. Genre : Matrial Arts, Wu Xia, Silat, Bela Diri, Romance By : Staryinthesky Novel Lain : - You're My Love (Romance&Comedy) - The End of The Death (Horror&Thiller) - Cinta dan Pengorbanan (Romance&Sad) - Only You in My World (Romance) ig : juliana_tham ig fanspage : staryinthesky

Tags
2 tags
Chapter 1Prolog

Bulan purnama terang menderang menyinari langit di malam kegelapan yang dingin ini dan pada saat itulah seorang wanita yang segera ingin melahirkan di sebuah desa terpencil. Pada saat itu wanita yang ingin melahirkan itu ditemani oleh temannya.

"Nona Ru Yi bertahanlah, bayimu sebentar lagi akan lahir." kata teman perempuannya yang membantunya melahirkan itu.

"Ahhhh..... " teriak Ru Yi sambil meremas bantal yang ada dikepalanya.

"Wenzi, sakit sekali! aku tidak tahan!" ucap Ru Yi kepada perempuan itu.

"Nona Ru Yi, sedikit lagi bertahanlah. Tarik napas... Hembuskan..." Kata Wenzi.

Oekkk... Oekkk.. Suara teriakan bayi yang keras pun telah lahir dengan selamat.

"Nona Ru Yi, lihat bayimu sudah lahir dengan selamat dan sangat cantik sekali." Ucap perempuan itu kepada Ru Yi.

Ru Yi pun merasa lega karena bayinya lahir dengan selamat. Ia sudah tidak sangup untuk berdiri dan melihat serta menggendong bayinya karena tubuhnya sudah tidak bertenaga lagi.

"Zhen ge ge (kakak zhen), masuklah... Lihat bayi Nona Ru Yi telah lahir." Ucap Wen Zi menyuruh Li Zhen untuk masuk melihat bayi tersebut.

Bergegaslah Li Zhen yang sudah menunggu di luar pintu kamar itu masuk untuk melihat bayi itu.

"Bayinya cantik sekali... Matanya mirip sekali dengan adik Jiang. Tapi sayang, ayahnya sudah tidak dapat menggendongnya.." Ucap Li Zhen sambil mengelus-ngelus kepala sang bayi mungil itu.

"Li Zhen, keluarga kami banyak melakukan kesalahan. Kami berhutang kepadamu." Ucap Ru Yi.

"Aku sudah tidak menyalahkan dia. Aku yang salah karena tidak menasehatinya dengan baik." Ucap Li Zhen sambil menyimpan sedih.

"Aku ingin kau memberi nama anak itu untukku." Kata Ru Yi.

"Baiklah... Aku akan memberikannya nama Yue Yin yang artinya Sinar bulan terang. Karena ia lahir tepat di bulan purnama. Serta diberkati oleh bulan dan lahir dengan selamat." Ucap Li Zhen.

"Jiang Yue Yin. Nama yang indah.. Terima kasih." Ucap Ru Yi sambil tersenyum dan menitikkan air mata ke kasurnya.

"Nona Ru Yi, apakah kamu ingin ikut kami kembali ke Dinasti Qing?" tanya Wen Zi.

"Terima kasih atas niat baikmu. Aku tidak ingin membebani kalian. Aku akan tinggal disini bersama putriku. Disini tempatnya juga tidak buruk."Jawab Ru Yi.

"Baiklah jika kamu menolak, kami juga tidak dapat memaksamu. Tapi kelak jika kamu kesulitan, datanglah mencari kami di Dinasti Qing. Kami akan menyambutmu dan putrimu." Ucap Li Zhen.

"Terima kasih" jawab Ru Yi singkat.

"Ini kuberikan sebuah kalung. Pakaikanlah ke putrimu. Kelak datanglah ke Dinasti Qing untuk mencari kami jika kamu sedang kesulitan." Kata Li Zhen.

"Hmm.. " Ru Yi hanya menggangguk.

Keesokkan harinya Yi Wen Zi dan Li Zhen berpamitan untuk kembali ke rumah mereka.

Di dalam rumah gubuk kecil itu Ru Yi hanya bisa menahan tangis karena suaminya sudah tidak menemaninya lagi. Tapi dia sudah tidak begitu kesepian lagi karena dia sudah ditemani oleh putri kecilnya.

"Er Li, kamu diatas pasti bisa melihat putri kita lahir dengan sangat cantik. Ia terlihat sepertimu. Aku berharap ia menjadi orang yang baik dan berguna untuk semua orang." Ucap Ru Yi sambil menidurkan putrinya.

Ru Yi melewati hari-harinya bersama dengan putri kecilnya. Meskipun sedikit susah tapi dia sudah bahagia karena ditemani oleh putri kecilnya.

***

You May Also Like