webnovel

Hidup dan Mati

Editor: Wave Literature

"Yang Mulia, saya berpendapat, daripada menghukum Mo Wuji, bukankah lebih baik kita memberinya hadiah yang bernilai?" Duke Prefektur Han Chengan berdiri dan langsung merespon perintah itu.

"Buat apa?" Jawab Situ Qian sambil mengerutkan wajahnya.

Sedari awal, ia tidak pernah menyukai Mo Tiancheng, Lord Prefektur Qin Utara itu. Kini seorang keturunan Klan Mo tidak hanya enggan menawarkan obat baru itu ke Negara Bagian Cheng Yu, tapi dia juga menyebarkan resep formula obat itu ke semua orang. Situ Qian tidak peduli apa tujuan Mo Wuji melakukan itu, ia hanya ingin orang itu mati.

"Yang Mulia, kontribusi Mo Wuji yang berupa Nine Lives Healing Solution sudah menguntungkan negara ini sekaligus penduduknya. Paduka dapat menghukumnya sebelum ia membuat obat ini. Namun, sekarang lebih baik Paduka melepaskannya. Jika ada kabar yang tersebar bahwa Paduka membunuhnya, padahal ia telah membuat obat yang menakjubkan itu untuk penduduk negara ini, maka itu akan menghancurkan reputasi Paduka dan membawa keburukan pada Negara Bagian Cheng Yu.

Namun sebaliknya, jika penduduk tahu Paduka tidak menghukumnya dan memberinya hadiah besar karena telah menyelamatkan nyawa banyak orang, Negara Cheng Yu akan menjadi lebih stabil dan penduduknya pun akan makin bersatu."

Setelah selesai menjelaskan, Duke Prefektur Han Chengan itu bergerak menuju ke sampingnya. Meskipun penjelasan itu terdengar sedikit rancu, namun Situ Qian sangat memahaminya. Mo Wuji sudah membuatnya marah, tapi Situ Qian harus menepis kemarahan itu dan memberinya hadiah. Tindakan ini akan menstabilkan posisinya sebagai penguasa Negara Bagian itu dan orang-orang akan lebih mencintainya.

Tentu saja ia sama sekali tidak peduli dengan kehidupan seorang rakyat biasa seperti Mo Wuji. Namun, ia harus memperhatikan apakah tindakannya akan mempengaruhi posisinya. Selain itu, kejadian-kejadian ini sudah terlanjur terjadi. Ia hanya punya dua pilihan, yaitu menaikkan atau menghancurkan reputasinya. Dan jawabannya sudah jelas, orang idiot sekalipun tahu apa jawabannya. Lagipula, mudah saja baginya untuk membunuh Mo Wuji saat orang-orang tidak lagi mengelu-elukannya, dan mereka mulai melupakannya.

"Kata-katamu barusan masuk akal. Penjaga, bawa Mo Wuji ke hadapanku sekarang." Akhirnya Situ Qian mengerti kunci dari permasalahan ini.

Beberapa saat kemudian, seorang laki-laki muda berwajah pucat dengan rambut yang berantakan dibawa ke aula itu.

Apakah ini pemurni obat yang telah menciptakan Nine Lives Healing Solution?

Semua orang di situ terkejut dengan pakaian dan penampilan Mo Wuji. Ya, normalnya seorang pemurni obat tidak akan peduli dengan penampilannya, tapi itu hanya saat ia melakukan pekerjaannya di laboratoriumnya. Hampir semua pemurni obat akan berpenampilan rapi bila sedang berada di luar tempat kerjanya. Bahkan jika seorang pemurni obat sedang bekerja pun, ia tidak akan berpenampilan menyedihkan seperti Mo Wuji saat itu.

"Berlutut!" Seru penjaga yang membawa Mo Wuji masuk saat ia melihat Mo Wuji mengamati situasi yang terjadi di aula itu.

Sepertinya Mo Wuji tidak mendengar perintah itu karena ia terus-menerus melihat ke sekelilingnya, seolah-olah ia tidak tahu bahwa yang sedang berada di hadapannya adalah Lord Negara Bagian Cheng Yu.

"Kau boleh kembali. Karena ia telah menjadi seorang pemurni obat yang sukses dan memberikan kontribusi ke negara ini, aku akan membiarkannya berdiri dan berbicara." Situ Qian mengibaskan tangannya ke penjaga itu dan berbicara dengan nada bersahabat.

Setelah penjaga itu kembali ke tempatnya, Situ Qian melihat ke arah Mo Wuji dan bertanya, "Jadi, kau yang bernama Mo Wuji?"

Akhirnya Mo Wuji terlihat mengerti dengan situasi yang terjadi saat ini. Dengan tatapan terkejut sekaligus penasaran, ia melihat ke arah Situ Qian dan menjawab, "Ya, saya Mo Wuji. Apakah Anda Lord Negara Bagian Cheng Yu?"

Seorang menteri yang sedang duduk di sisi aula tiba-tiba berdiri dan memberikan pertanyaan-pertanyaan pada Mo Wuji, namun dihentikan oleh Situ Qian, "Aku dengar kau telah mengembangkan sebuah obat berkualitas bernama Nine Lives Healing Solution. Bisakah kau ceritakan bagaimana kau melakukannya?"

Situ Qian mendengar kabar bahwa Mo Wuji pernah jadi gila. Bagaimanapun juga, Mo Wuji masih merupakan keturunan dari Lord Prefektur Qin Utara, seharusnya ia bisa mendapatkan kabar tentang keberadaan Mo Wuji. Situ Qian tidak bisa begitu saja mengabaikannya. Dengan kata lain, jika saja Mo Wuji tidak menciptakan Nine Lives Healing Solution, Situ Qian tak akan peduli jika Mo Wuji mati di pinggir jalan.

Namun bagaimanapun juga, Situ Qian berpikir bahwa ia bisa memanfaatkan talenta Mo Wuji sepenuhnya jika dia benar-benar seorang pemurni obat.

Mo Wuji menghela nafas lega. Tadi ia seolah telah berjalan melewati gerbang neraka dan akhirnya tahu bahwa Lord Situ Qian tidak akan membunuhnya. Ia sudah hampir mati gara-gara Larutan Channel Opening, dan terus-menerus merasa gelisah memikirkan tentang penisilin yang mungkin membawakan kesialan baginya, bahkan ia hampir tidak pernah merasa aman dan tak punya waktu untuk beristirahat. Bagaimana mungkin ia tidak bersemangat sekarang ketika mengetahui bahwa ia tidak akan dibunuh?

Cara dirinya memasuki aula itu dengan berpenampilan layaknya seorang idiot pun bisa jadi merupakan bagian dari rencananya. Bagaimanapun juga, awalnya ia adalah orang gila, jadi ia berpikir bahwa sekarang reaksinya harus terlihat lamban seperti orang idiot.

"Yang Mulia, obat itu adalah produk yang diwariskan ayahku padaku. Ayahku bilang bahwa jika aku ingin bertahan hidup, aku bisa menggunakannya untuk menyelamatkan diriku. Sebelumnya, aku menderita trauma dan sakit jiwa. Sekarang karena aku sudah sembuh, aku berpikir tentang produk yang ditinggalkan oleh ayahku. Aku ingin menggunakannya, dan memutuskan untuk bekerja di Dan Han Drug Refinery. Sebenarnya aku sama sekali tidak tahu cara membuat obat." Mo Wuji menjelaskan.

Situ Qian merasa sedikit menyesal karena tidak mengetahui kehidupan Mo Wuji setelah ia menjelaskannya. Ia tidak mencurigai penjelasan Mo Wuji. Ia tahu bahwa Mo Tiancheng adalah seorang pemurni obat. Saat Mo Tiancheng menghilang, Mo Wuji belum lahir. Maka dari itu sangat masuk akal bila Mo Wuji tidak bisa belajar membuat obat dari ayahnya. Lagipula, membuat obat bukanlah sesuatu yang bisa dipelajari dengan mudah.

"Jadi mengapa sekarang kau menyebarkan formula itu?" Situ Qian melanjutkan pertanyaannya.

Mo Wuji berpura-pura terlihat gugup, dan berkata, "Formula itu diwariskan dari kakekku ke ayahku, agar ayahku bisa mempersembahkannya kepada warganya saat beliau mendapatkan kekuasaannya. Namun, ayahku meninggal dan tidak berhasil merebut kekuasaannya kembali. Sebelumnya, aku juga sangat terobsesi untuk menjadi seorang Lord Prefektur, hingga aku menjadi gila. Sekarang saat aku sudah sembuh, aku tahu Keluarga Mo takkan bisa mendapatkan kekuasaan di Prefektur Qin Utara lagi. Maka dari itu, aku ingin melakukan sesuatu untuk orang-orang. Nine Lives Healing Solution akan bisa menyelamatkan orang banyak dan memberikan kehormatan pada Keluarga Mo."

Situ Qian mengangguk perlahan. Karena dulu jabatan Lord Prefektur Qin Utara selalu berasal dari Keluarga Mo, cara yang dilakukan Mo Wuji adalah yang terbaik untuk mengembalikan nama baiknya, dan memperoleh dukungan agar ia kembali mendapatkan tahtanya. Hingga saat ini, Situ Qian mempercayai hampir 90% dari perkataan Mo Wuji.

"Jika itu persoalanmu, mengapa kau bekerja di Dan Han Drug Refinery untuk menjual obat itu dengan harga yang sangat tinggi? Kalau akhirnya kau menyebarkan formulanya setelah memproduksi satu suplai obat," Tanya Situ Qian sambil menatap lurus ke arah Mo Wuji.

Mo Wuji berkata dengan sedikit takut, "Dulu, aku bahkan tidak punya koin emas yang cukup untuk membeli makanan. Dari mana aku bisa mendapatkan uang untuk membuat ribuan kertas salinan dan mempublikasikan obat itu? Direktur Dan Han Drug Refinery sudah memperlakukanku dengan sangat baik. Jadi, aku punya tiga alasan utama untuk melakukannya. Pertama, aku butuh uang untuk mempublikasikannya. Kedua, aku ingin membalas kebaikan Direktur Lu padaku. Ketiga, aku ingin orang-orang tahu bahwa Nine Lives Healing Solution itu benar-benar obat yang sangat berkhasiat, bukan sekadar obat yang dilebih-lebihkan."

Situ Qian terpaksa mengesampingkan kebenciannya terhadap Mo Wuji. Ia berpikir sesaat, kemudian berkata, "Mo Wuji, meskipun kau tidak secara personal menciptakan Nine Lives Healing Solution, tetap saja itu merupakan kontribusi Keluarga Mo kepada Negara Bagian Cheng Yu. Sebagai penguasa negara ini, aku memutuskan untuk memberimu hadiah. Jika kau masih menginginkan tahta Prefektur Qin Utara, sebenarnya itu tidak mustahil."

Orang-orang di aula itu yang tahu tentang masa lalu Mo Wuji tiba-tiba menyesali keberuntungan yang didapatkan Mo Wuji ketika mendengar kata-kata ini. Ini seperti pepatah Cina: "Bunga yang terus dilihat tidak akan mekar, tetapi pohon willow yang tidak ditanam akan tumbuh." [1]1

Keluarga Mo sangat menginginkan tahta itu kembali, sehingga Mo Guangyuan meninggal dan Mo Xinghe menjadi gila. Sekarang setelah Mo Wuji menciptakan obat ini, ia diberi kesempatan untuk mendapatkan tahta.

Hampir semua orang percaya bahwa sampai sekarang pun Mo Wuji masih ingin mendapatkan tahta Prefektur Qin Utara, terutama karena dulu ia menjadi gila setelah gagal melakukannya. Bahkan setelah dia sembuh, banyak yang percaya Mo Wuji masih memimpikannya.

Mo Wuji mencibir. Jika Situ Qian mau begitu saja menyerahkan tahta kepada Keluarga Mo, ayahnya takkan pernah sampai kehilangan nyawa di Kota Rao Zhou. Menurut dugaannya, jika ia setuju untuk menerima tahta, ia mungkin tidak akan terlalu jauh dari kematian.

Tidak usah menyinggung tentang apakah ia bisa keluar dari Kota Rao Zhou untuk pergi ke Prefektur Qin Utara dengan selamat. Bila ia berhasil sampai di Prefektur Qin Utara, lalu membawa surat yang dicap oleh Situ Qian agar ia bisa menjadi seorang Lord Prefektur di sana, bukankah sama saja ia menginginkan kematian? Bagaimana mungkin ia lupa bahwa baru kemarin ia hampir mati diracun?

Tak peduli siapapun yang mencoba meracuninya, Mo Wuji sudah sangat yakin bahwa bila ia mati kemarin pun, Lord Negara Cheng Yu ini tak akan peduli dengan kematiannya.

-----

Next chapter