Penyu Naga itu kembali bergerak dengan disertai suara gemuruh yang bergema ke seluruh tempat. Banyak retakan bermunculan di antara langit dan bumi, selain itu, suara geraman kesedihan dari sang Penyu Naga sepertinya juga membuat para kultivator yang berada di sana meneteskan air mata.
Namun, hal yang lebih menyedihkan lagi adalah alunan Requiem Ilahi. Di atas tubuh Penyu Naga yang berukuran sangat besar, reruntuhan kota itu membentuk sebuah area yang dipenuhi oleh Melodi Ilahi. Semua kultivator terperangkap di dalamnya, termasuk mereka yang selamat dari Ujian Para Dewa. Mereka juga diliputi dalam kesedihan yang ditimbulkan oleh Requiem Ilahi, sedemikian rupa sehingga mereka tidak dapat melarikan diri dari cengkramannya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com