Kami yang tertinggal hanya setia pada Tuan Muda.
Akhirnya Zuo Shangchen melakukan pergerakan ketika melihat pelayan cantiknya akan berbicara lagi. Dia menaikkan tangan dan menghentikan pelayan itu agar tidak berbicara sebelum mengangkat matanya dengan malas, menyapukan tatapan bunga persiknya melalui wajah Tetua Huang dengan senyuman yang tidak mencapai mata. Wajahnya yang jahat namun indah menyala dengan senyuman yang dapat menggulingkan negeri.
"Huang Feifei?" Zuo Shangchen tertawa dan mengarahkan tatapan menghina pada Tetua Huang. Nada suaranya lemah dan malas saat berkata, "Maaf, aku tidak kenal dia siapa."
Cuih!
Tetua Huang hampir memuntahkan seteguk darah. Ternyata, bahkan setelah aku mengatakan banyak hal, anak ini masih tidak mengenal putriku?
Support your favorite authors and translators in webnovel.com