"Haruskah aku memanggilmu Ji Dongyang, atau haruskah aku memanggilmu… Patriark Klan Ji?!" Saat Meng Hao memandang Ji Dongyang, matanya menyipit, dan hatinya dipenuhi kewaspadaan. Sensasi krisis mematikan terus tumbuh, sampai pada taraf yang bahkan lebih jelas daripada ketika dia bertarung dengan Tuan Putih.
Bagaimanapun, Meng Hao sekarang berada di titik terlemahnya, dan fakta bahwa Ji Dongyang muncul saat ini membuktikan satu hal: dia telah menunggu dan menyaksikan cukup lama. Tidak mungkin baginya untuk menemukan peluang seperti ini hanya berdasarkan kesempatan saja.
Satu hal yang membuat Meng Hao mencurigai identitas sejati Ji Dongyang adalah bagaimana dia bisa mengikutinya dan memata-matai dirinya untuk jangka waktu yang lama tanpa terdeteksi. Oleh karena itu, Meng Hao telah memberikan tebakan untuk menebak siapa orang ini sebenarnya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com