Dengan ciuman yang tiba-tiba itu, Lu Bancheng tampak seperti terserang aphasia dan tidak mampu mengeluarkan satu suara pun. Bibir Xu Wennuan menempel dengan lembut tanpa bergerak.
Sinar matahari di luar jendela membuat seluruh kota berada dalam cahaya yang cemerlang dan menyilaukan sementara suasana di dalam ruangan terhenti.
Setelah keheningan yang lama, Xu Wennuan dengan hati-hati mulai menyentuh sudut bibir Lu Bancheng dan pada saat itu, sentakan listrik menyebar ke seluruh tubuh pria itu. Ia bergetar dan langsung kembali ke akal sehatnya. Tanpa sadar ia memalingkan kepalanya untuk menghindari bibir Xu Wennuan.
Entah karena nafsu atau marah, suara Lu Bancheng bergetar tak selaras ketika ia bertanya, "Xu Wennuan, apa yang kau lakukan ?!"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com